[:en]Natalia Diah Dwi Utari
Abstract
Discourse analysis is defined as an investigation of language use in speech and writing (Mayr, 2008:2). Speech as one of the forms of spoken discourse is regarded as the object in this research. The speech entitled “Susilo Bambang Yudhoyono’s Speech on Phone-Tapping” on Thursday, November 21st 2013 and “Prime Minister Tony Abbott Responds to Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono” have surprised the Indonesian government after the occurrence of phone-tapping. To analyze the data, this research employs qualitative method in answering the aims of this study, such as to elucidate the interaction between Susilo Bambang Yudhoyono and Tony Abbott, and to investigate the intended meaning of Susilo Bambang Yudhoyono and Tony Abbott’s speech.. Furthermore, by analyzing the use of mood, modality, personal pronoun, and tense shift, the finding of this research shows that both Susilo Bambang Yudhoyono and Tony Abbott use the same pattern in mood and personal pronoun, but they have different modality and tense shift. In this case, it proves that Susilo Bambang Yudhoyono is indecisive and he is less powerful than Tony Abbott. It is reflected when he is in doubt to point Australia as the one did this cyber crime of tapping. Meanwhile, Tony Abbott is more powerful than Susilo Bambang Yudhoyono. It is showed when he disclaims apologizing for the Indonesian government.
Keywords: Discourse, Interpersonal Meaning, Speech, Susilo Bambang Yudhoyono, Tony Abbott.
[:id]Natalia Diah Dwi Utari
Abstrak
Analisa wacana didefinisikan sebagai sebuah investigasi penggunaan bahasa baik di dalam lisan maupun tulisan (Mayr, 2008:2). Pidato merupakan salah satu bentuk wacana tertulis yang dijadikan objek di dalam penelitian ini. Pidato yang berjudul “Pidato Susilo Bambang Yudhoyono dalam Penyadapan Telepon” pada hari Kamis, 21 November 2013 dan “Perdana Menteri Tony Abbott Merespon Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono” telah menggemparkan pemerintah Indonesia atas kejadian penyadapan telepon tersebut. Untuk menganalisa data tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna menjawab tujuan studi ini, yaitu menjelaskan interaksi antara Susilo Bambang Yudhoyono dan Tony Abbott, serta menginvestigasi makna di balik pidato Susilo Bambang Yudhoyono maupun Tony Abbott tersebut. Selanjutnya, dengan menganalisa penggunaan ‘mood’, ‘modality’, ‘personal pronoun’, dan juga ‘tense shift’, penemuan penelitian ini menunjukkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono dan Tony Abbott menggunakan pola ‘mood’ dan ‘personal pronoun’ yang sama, namun mereka memiliki ‘modality’ dan ‘tense shift’ yang berbeda. Dalam hal ini, adanya kesamaan maupun perbedaan tersebut membuktikan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono ragu dan kurang menunjukkan kekuatannya dibandingkan dengan Tony Abbott. Hal ini direfleksikan ketika ia ragu menunjuk Australia sebagai satu-satunya pihak yang melakukan tindakan kriminalitas dunia maya, yaitu penyadapan. Sedangkan, Tony Abbott lebih menunjukkan kekuatannya daripada Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini ditunjukkan ketika ia menolak untuk meminta maaf pada pemerintah Indonesia.
Kata kunci : Wacana, Makna Interpersonal, Pidato, Susilo Bambang Yudhoyono, Tony Abbott.[:]