Johan Syah Akbar Islamy
ABSTRAK
The Joy Luck Club adalah eksplorasi perbedaan identitas yang dialami oleh ibu-ibu dan anak-anak di USA. Ibu-ibu, dalam novel ini, digambarkan sebagai karakter-karakter yang mejaga budaya China mereka meskipun mereka telah tinggal di USA. Hal tersebut menyebabkan ibu-ibu merasa bahwa mereka tidak memiliki rasa kepemilikan budaya ketika mereka baru saja tinggal di USA. Sebaliknya, anak-anak diilustrasikan sebagai karakter yang mengasimilasikan identitas mereka mengikuti budaya USA. Karena itulah, anak-anak tersebut seringkali mengalami banyak konflik dengan ibu mereka. Saya menduga sumber konflik yang dialami oleh ibu-ibu dan anak-anak adalah identitas yang berbeda. Topik tentang hibriditas dalam novel ini menarik untuk dibahas karena keadaan ini terkait dengan fenomena dalam komunitas para imigran. Masalah-masalah dalam kajian ini untuk mendiskusikan faktor yang mempengaruhi ibu-ibu dan anak-anan menjadi karakter-karakter hibrid dan cara yang mereka gunakan untuk menyelesaikan perbedaan identitas mereka. Setelah menganalisa bagaimana proses hibriditas terjadi pada ibu-ibu dan anak-anak, kajian ini berlanjut untuk membahas hasil hibriditas terhadap ibu-ibu dan anak-anak itu. Masalah dalam kajian ini menggunakan teori hibriditas yang di usulkan oleh Homy K. Bhabha. Teori ini dapat diaplikasikan pada topik tersebut karena konsep hibriditas menurut Bhabha adalah konstruksi budaya dan identitas. Karena itulah, kajian hibriditas secara otomatis akan dibahas secara mendalam terkait dengan struktur budaya dan identitas yang menekankan pada ketidaksamaan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa ibu-ibu dan anak-anak menjadi karakter-karakter hybrid setelah mereka menjalani banyak konflik di kehidupan mereka. Lebih jauh lagi, hibriditas ibu-ibu dan anak-anak mampu menjembatani perbedaan budaya antara orang-orang Asia-Amerika dan Amerika di USA pada tahun 1989.
Kata Kunci: Post-colonial, Unhomeliness, Mimicry, Hibriditas, Kondisi Sosial.