[:en]Muchammad Alfan
ABSTRACT
This article discusses the maxims of politeness principles and the pragmatic scales. It is found in the interview between Putra Nababan and Barack Obama on March 22nd, 2010. The purpose of this study is to determine how far the maxims of politeness principles and the pragmatic scales affect Nababan and Obama utterances. The data are taken from the utterances of both participants. It is collected by understanding and taking a note the utterances in the interview. This study analyzes the context of situation in the interview. It also analyzes the maxims and pragmatics scales to know the purpose of using politeness principles. This analysis uses Leech’s politeness principle maxims (1983) and Searle’s speech acts (1969) theories. Mixed methods (quantitative and qualitative methods) are also used in this analysis. From the analysis, there are 31 of 115 utterances in the interview. It can be concluded that politeness principles and pragmatic scales also have a role in the interview. This is because they maintain the polite attitudes and polite utterances to keep the harmonious relations between the two countries. This interpretation shows that politeness is very important to maintain the social balance and the friendliness of the relationship between Nababan and Obama.
Keywords: Interpretation, mixed methods, context of situation, illocutionary act, pragmatic scales, politeness maxims, interview.[:id]Muchammad Alfan
ABSTRAK
Artikel ini membahas maksim-maksim prinsip kesopanan dan skala-skala pragmatik. Hal ini ditemukan dalam wawancara antara Putra Nababan dan Barack Obama pada tanggal 22 Maret 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana maksim-maksim prinsip kesopanan dan skala-skala pragmatik mempengaruhi ucapan Nababan dan Obama. Data diambil dari ucapan-ucapan dari kedua peserta. Data tersebut dikumpulkan dengan cara memahami dan mencatat ucapan-ucapan dalam wawancara tersebut. Penelitian ini menganalisis konteks situasi dalam wawancara. Penelitian ini juga menganalisis maksim-maksim dan skala-skala pragmatik untuk mengetahui tujuan dari penggunaan prinsip-prinsip kesopanan. Analisis ini menggunakan teori maksim prinsip kesopanan Leech (1983) dan tindak tutur Searle (1969). Metode campuran (metode kuantitatif dan kualitatif) juga digunakan dalam analisis ini. Dari hasil analisis, ada 31 dari 115 ucapan dalam wawancara tersebut. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip kesopanan dan skala-skala pragmatik juga memiliki peran dalam wawancara tersebut. Hal ini karena mereka mempertahankan sikap dan ucapan-ucapan sopan untuk menjaga keharmonisan hubungan antara kedua belah negara. Interpretasi ini menunjukkan bahwa kesopanan sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan sosial dan keramahan hubungan antara Nababan dan Obama.
Kata kunci: Interpretasi, metode campuran, konteks situasi, tindak tutur ilokusi, skala pragmatik, maksim kesopanan, wawancara.[:]