[:en]THE USE OF DICTION AND IDIOLECT MANTRA AT JOGOYUDAN VILLAGE, SUBDISTRICT LUMAJANG, LUMAJANG REGENCY, EAST JAVA[:id]PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA MANTRA DI KELURAHAN JOGOYUDAN, KECAMATAN LUMAJANG, KABUPATEN LUMAJANG, JAWA TIMUR[:]

[:en]Lutfiatul Khikmah

 

ABSTRACT

Mantra is oral tradition used to ask help from super natural power and to encounter other magical power. In the using of diction, this article discuss about connotative meaning, correct and matching words; also using idiolect of the mantra make it interesting and sacredness. The sources of data comes from wizard who lives in Jogoyudan village. This research use qualitative research which consist of method and data gathering technique, method and data analysis technique and finally method and data analysis result presentation technique. The result of research there are nine kinds of mantra, there are rain repellent mantra, medication mantra, request mantra, heart bonding mantra, semar mesem mantra, jaran goyang mantra, bathing mantra, bussines boosting mantra and baby calming mantra. Based on the analysis conducted, it can be concluded that the two mantra’s which do not have connotative meaning are medication and request mantra. The idiolect dominantly found in mantra is anaphora repetetion.

Keyword: Mantra, Diction, Idiolect[:id]Lutfiatul Khikmah

ABSTRAK

Mantra merupakan tradisi lisan yang digunakan untuk meminta pertolongan pada makhluk gaib dan menandingi kekuatan gaib yang lain. Pada penggunaan diksi, artikel ini membahas tentang makna konotatif, ketepatan dan keserasian kata; serta penggunaan gaya bahasa pada mantra yang membuat mantra terkesan menarik dan sakral. Sumber data berasal dari pemantra yang berdomisili di Kelurahan Jogoyudan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang terdiri atas metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian menunjukkan ada sembilan jenis mantra, yaitu mantra penolak hujan, mantra pengobatan, mantra permohonan, mantra menyatukan hati, mantra semar mesem, mantra jaran goyang, mantra ketika akan mandi, mantra pelaris dagangan, dan mantra bayi rewel. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua mantra yang tidak memiliki makna konotatif, yaitu mantra pengobatan dan mantra permohonan. Gaya bahasa yang paling dominan pada mantra adalah repetisi anafora.

 

Kata kunci: mantra, diksi, gaya bahasa[:]

Related Posts