[:en]The Translation Techniques Used in the First Two Chapters of the English Version of Andrea Hirata’s Laskar Pelang[:]

[:en]The Translation Techniques Used in the First Two Chapters of the English Version of Andrea Hirata’s Laskar Pelangi; Risqiyatul Karomah, 120110101061, 57 pages; English Department, Faculty of Humanities, Jember University.

This research discusses about the translation techniques used in the first two chapters of the English version of Laskar Pelangi. The purpose of this research is to find out the types of translation techniques used in the translation of the data and to find whether the use of those techniques produce accurate translation text. This research compares the message of the Source Language Text (SLT) and the Target Language Text (TLT) to find the accuracy of the TLT according to the translation accuracy theory.

This study is a qualitative study, exactly a case study in translation. This study uses document as the source of the data. There are 200 sentences of the TLT chosen as the data to analyze. Those sentences are from the first two chapters of the English version of Andrea Hirata’s Laskar Pelangi.

The results show that there are 12 translation techniques used by the translator in translating the data; literal translation, borrowing, amplification, transposition, addition, omission, calque, particularization, adaptation, compensation, and description. Those translation techniques are applied either as single techniques or multiple techniques. Based on the frequency of the translation techniques application in the 200 sentences of the TLT, literal translation and borrowing are the two most dominant techniques used by the translator. Based on this finding, it is concluded that the translator tries to maintain the orientation of the SLT in the TLT by rarely doing cultural adaptation or lexical adjustment in the TLT. Besides, this research also finds that  translator translates word by word of the SLT into the TLT in order to lead to precise understanding of the readers who are mostly children due to the fact that the text itself is a children literature in which the translator has to consider the ability of the readers to understand the message precisely. On the other hand, in those 200 sentences of the TLT in this research, the translator also uses other 10 translation techniques that are TLT oriented. This finding shows that the translator also needs to do cultural and lexical adjustments in the TLT in order to make the audience understand the message that the translator wants to transfer to him/her.

Furthermore, it is found in the data that not all of the sentences use one translation techniques, most of them use more than one translation techniques or multiple translation techniques. There are 66 sentences that use single translation techniques and 134 sentences that use multiple translation techniques, which are more dominant than single translation techniques. Afterwards, this study also finds that the impact of using those techniques is positive. In using those translation techniques, the translator produces 95% accurate TLTs, 3% less accurate TLTs and only 2% inaccurate TLTs. The causes of the less accurate and the inaccurate TLTs in the data of this research are the additional and omitted messages in the TLTs that makes the TLTs unequal and leads to ambiguity in some cases. Therefore, it is suggested that translator has to be careful in adding or omitting some information from the SLT because it might lead to crucial problem toward the accuracy of the TLT.

 

 [:id]Teknik Penerjemahan yang Digunakan dalam Dua Bab Pertama Novel Laskar Pelangi Versi Bahasa Inggris; Risqiyatul Karomah, 120110101061, 57 halaman; Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.

 

Penelitian ini terdiri dari analisa tentang teknik-teknik penerjemahan yang digunakan dalam dua bab pertama versi bahasa Inggris novel Laskar Pelangi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tipe-tipe teknik penerjemahan yang digunakan oleh si penerjemah untuk menterjemahkan kalimat-kalimat dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dan untuk menentukan apakah penggunaan teknik tersebut menghasilkan bahasa sasaran yang akurat atau tidak. Di dalam penelitian ini, pesan yang ada di dalam Bahasa Sasaran (BSa) dibandingkan dengan pesan yang ada di dalam Bahasa Sumber (BSu) agar supaya si peneliti dapat menemukan keakuratan BSa tersebut berdasarkan pengaplikasian teori keakuratan dalam terjemahan.

Penelitian ini merupakan studi kualitatif, lebih tepatnya studi kasus dalam penerjemahan. Terdapat 200 kalimat dari Bsa yang dipilih sebagai data untuk di analisa dalam penelitian ini. Kalimat- kalimat tersebut merupakan 200 kalimat yang terdalam dua bab pertama dari versi bahasa Inggris novel Laskar Pelangi yang nantinya dibandingkan dengan pesan yang ada di BSu.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 12 teknik penerjemahan yang digunakan oleh si penerjemah dalam menterjemahkan BSu, yakni teknik penerjemahan harfiah, peminjaman, transposisi, penambahan, pengurangan, calque, partikularisasi, adaptasi, kompensasi, dan deskripsi. Teknik- teknik tersebut digunakan sebagai teknik penerjemahan tunggal dan teknik penerjemahan ganda. Berdasarkan frekuensi penggunaan teknik- teknik tersebut, teknik penerjemahan harfiah dan peminjaman merupakan dua teknik yang paling sering digunakan oleh si penerjemah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa si penerjemah mencoba untuk mempertahankan orientasi dari BSu di dalam BSa dengan cara mengurangi padanan atau adaptasi kultural dan leksikal pada BSa. Selain itu, Penelitian ini juga menemukan bahwa si penerjemah menterjemahkan kata per kata dari Bsu ke Bsa dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang sama persis bagi para pembaca yang sebagian besar adalah anak-anak. Bagaimanapun juga, teks tersebut merupakan literatur anak yang mengharuskan si penerjemah untuk memperhatikan kemampuan membaca para pembacanya. Selain itu, tatanan bahasa yang digunakan dalam BSu merupakan tatanan bahasa yang mudah dipahami dan diterjemahkan kedalam BSa sehingga si penerjemah tidak membutuhkan begitu banyak padanan kultural dan leksikal. Maka dari itu, teknik penerjemahan harfiah dan peminjaman digunakan untuk menghasilkan BSa yang akurat yang memungkin semua pesan dari BSu ditransfer ke dalam BSa. Di sisi lain, dalam 200 kalimat tersebut, si penerjemah juga menggunakan 10 teknik penerjemahan yang berorientasikan BSa. Hal ini menunjukkan bahwa si penerjemah juga melakukan pemadanan leksikal dan kultural untuk menghasilkan BSa yang akurat dan dapat diterima oleh pembacanya.

Selanjutnya, data-data dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan teknik penerjemahan tunggal namun juga menggunakan teknik penerjemahan ganda. Terdapat 66 kalimat yang menggunakan teknik penerjemahan tunggal dan 134 kalimat yang menggunakan teknik penerjemahan ganda, yang dalam hal ini lebih dominan dari teknik penerjemahan tunggal. Kemudian, penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan teknik-teknik tersebut memberikan dampak yang positif terhadapa keakuratan BSa. Terdapat 95% BSa yang akurat, 3% BSa yang kurang akurat dan hanya 2% BSa yang tidak akurat. Sebagian besar penyebab ketidakakuratan tersebut disebabkan oleh penambahan dan pengurangan pesan dalam BSa sehingga menyebabkan ketidakjelasan pesan yang terdapat dalam BSa tersebut. Maka dari itu, Penerjemah disarankan supaya berhati-hati dalam menabmbahkan dan mengurangi informasi dalam BSa yang mungkin dapat menyebabkan ketidakakuratan pada BSa tersebut.[:]

Related Posts