[:id]Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (BMKM) didesain untuk memerdekakan mahasiswa dan dosen. Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Prof. Nizam (1/11) saat memberikan kuliah umum di Universitas Jember.
Selain memberikan kuliah umum secara hybrid, Prof. Nizam menyaksikan penyerahan fasilitas yang dibangun oleh PT. Hutama Karya-Nidya Karya (PT. HK-NK) kepada Universitas Jember. Kuliah umum dilaksanakan di lantai 3 gedung rektorat dr. R.Achmad. Materi kuliah umum Dirjen Dikti Kemndikbudristek tersebut mengenai Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kepada segenap dosen Universitas Jember. Kuliah umum dihadiri rektor, wakil rektor dan diikuti secara luring dan para dekan, kepala program studi dan dosen mengikutinya secar adaring.
Nizam menggambarkan pelaksanaan program MBKM seperti perkawinan antara kampus dengan kampus kehidupan. “Program MBKM ini ibarat perkawinan antara kampus sebagai institusi pendidikan yang melahirkan intelektual dengan kampus kehidupan yang bisa bernama industri, program sosial kemanusiaan, riset bersama atau berwirausaha. Namanya sebuah perkawinan maka dua pasangan tersebut harus berjalan seiring setujuan,” jelas Nizam.
Dengan program MBKM, mahasiswa memiliki kesempatan melaksanakan riset, berwirausaha, magang, mengajar hingga melakukan aksi sosial selama tiga semester. Harapannya, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman di kampus kehidupan sambil mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. Mahasisw juga diberi kebebasan belajar ilmu pengetahun diluar disiplin ilmunya. Pihak kampus juga bisa mengundang para profesional untuk mengajar di kampus sehingga perguruan tinggi bisa mendapatkan masukan. Dengan begitu diharapkan kampus mamu pengembangkan kurikulum menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja.
Nizam mencontohkan, kita butuh pengolah data, analisis data hingga membuat program. Jika kebutuhan ini diupayakan pemenuhannya memakai cara lama dengan membuka program studi tertentu, maka dalam waktu 4 sampai 5 tahun setidaknya baru menghasilkan 50 sampai 100 lulusan. Dengan program MBKM satu semester saja kita sudah menghasilkan ribuan pengolah data, analisis data dan pembuat program. Itu bisa didapat melalui kerjasama pelatihan bersertifikat bagi mahasiswa dari beragam latar belakang pendidikan yang tertarik dengan dunia TIK bersama TIK ternama seperti Cisco, Google dan Huawei,” kata Nizam.
Sementara program BMKM membuka banyak peluang bagi dosen, contohnya kerjasama dengan mahasiswa melakukan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat. Tiga semester melakukan penelitan atau pengabdian bersama mahasiswa tentu akan lebih berbobot. Nizam berharap perguruan tinggi mulai merancang menambah ragam mata kuliah pilihan bagi mahasiswa untuk memilih opsi progam MBKM yang akan diikutinya.
Sejumlah 183 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember mengikuti program MBKM diantaranya diterima di 25 mitra magang, 63 mahasiswa di antaranya akan magang di Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Jember.
Baca beritanya :
Dekan Melepas 183 Mahasiswa Magang Program MBKM 2021
[:]