[:en]PATTERNS OF COMMUNICATION WITHIN FISHING ACTIVITY IN SITUBONDO REGENCY: AN ETHNOGRAPHY COMMUNICATION PERSPECTIVE[:id]POLA KOMUNIKASI DALAM AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN SITUBONDO: SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI[:]

[:en]Moh. Farhan

 

Abstract

This study was conducted by using an ethnographic communication approach. This approach examines the role of language in communicative behavior of certain population group. Group of fishing communities located on the coast of Pondok Mimbo Village, Situbondo Regency is selected as the research subject, while the object of study is the communicative interaction between jhârâghân (the leader of a fishing ship) and pandhigâ (the members of a fishing ship) in fishing activities. Based on the observations, the patterns or communication system used in fishing activities tend to be “command” and use the language as needed. In addition, the working processes that support fishing activities are carried out in some stages, including: (1) ngoni’i (calling members), (2) nantos (waiting members gathered), and (3) mangkat (leaving for fishing ground), and (4) mole (back to the coast). Every day, the fishermen working activities are conducted continously based on the stages.

Keywords: ethnography communication, communicative interaction, fishing communities[:id]Moh. Farhan

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan etnografi komunikasi. Suatu pendekatan yang mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif kelompok masyarakat tertentu. Kelompok masyarakat nelayan yang berada di pesisir Dusun Pondok Mimbo, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo dipilih sebagai subjek penelitian, sedangkan objek penelitian adalah interaksi komunikatif antara jhârâghân dan pandhigâ dalam aktivitas penangkapan ikan. Berdasarkan hasil observasi, bentuk atau sistem komunikasi yang digunakan dalam aktivitas penangkapan ikan cenderung bersifat “komando” dan menggunakan bahasa secara seperlunya. Selain itu, proses kerja yang menunjang kegiatan penangkapan dilaksanakan secara bertahap. Tahapan kerja yang dimaksud meliputi: (1) ngoni’i (memanggil anggota), (2) nantos (menunggu anggota berkumpul), dan (3) mangkat (berangkat ke fishing ground), serta (4) mole (pulang/kembali ke pesisir). Setiap harinya, aktivitas kerja nelayan dilaksanakan secara ajek sesuai urutan tahapan tersebut.

Kata Kunci: etnografi komunikasi, interaksi komunikatif, masyarakat nelayan[:]