[:en]Chrisdianto Wibowo Kamandoko
Abstract
This study is intended to investigate power in the discourse of the queen characters in the films Frozen and The Snow White And The Seven Dwarfs produced by the same discourse maker, Walt Disney. The goal of this study is to expose an unequal power relation between powerful participants in the same queen position in controlling and constraining non-powerful participants. In this case, the queen character in Frozen is Queen Elsa and the other is The Queen. The theories applied in this study are systemic functional linguistics proposed by Halliday (2004) especially in interpersonal function including tenor, interpersonal meaning, and mood. Moreover, critical discourse analysis proposed by Fairclough (1996) along with the theory of discourse and power are also applied in order to find power in face to face spoken discourse between powerful and non-powerful participants in interpersonal meaning. The result of this study shows that Queen Elsa and The Queen are equally powerful in controlling and constraining the non-powerful participants in spite of in the first assumption, The Queen is more powerful than Queen Elsa based on the context of time and characterization, and also based on textual analysis (the micro level). However, the notion of powerful in this study is described by the two queens who are successfully controlling and constraining the non-powerful participants’ action, affection and answer in a conversation. Thus, the equal power relation between the two queens is conveyed by using several expressions which have the hidden meaning as controlling and constraining non-powerful participants pertained to how speech function works on the clauses, and also by the social relationship between the two queens and the other characters as the tenor of the discourse.
Key words: power in discourse, face to face spoken discourse, interpersonal function, critical discourse analysis
[:id]Chrisdianto Wibowo Kamandoko
Abstrak
Kajian ini ditujukan untuk meneliti kuasa dalam wacana karakter ratu di dalam film Frozen dan The Snow White And The Seven Dwarfs yang diproduksi oleh pembuat wacana yang sama, Walt Disney. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap sebuah kuasa yang tidak setara antara pihak-pihak yang berkuasa pada posisi ratu yang sama dalam mengontrol dan mengekang pihak-pihak yang lemah. Dalam hal ini, karakter ratu di Frozen yaitu Queen Elsa dan di film lainnya adalah The Queen. Teori-teori yang digunakan dalam kajian ini yaitu linguistik fungsional sistematik oleh Halliday (2004) terutama pada fungsi interpersonal termasuk pelibat wacana, makna interpersonal, dan mood. Selain itu, analisa wacana kritis oleh Fairclough (1996) bersamaan dengan teori wacana dan kuasa, juga digunakan untuk menemukan kuasa di dalam wacana lisan bersemuka (face to face spoken discourse) antara pihak-pihak yang berkuasa dan yang tidak dalam makna interpersonal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Queen Elsa dan The Queen sama-sama berkuasa dalam mengontrol dan mengekang pihak-pihak yang lemah walaupun pada asumsi pertama, The Queen lebih berkuasa dibandingkan Queen Elsa berdasarkan pada konteks waktu dan karakterisasi, juga berdasarkan pada analisa teks (tingkatan paling kecil). Akan tetapi, istilah berkuasa dalam kajian ini digambarkan oleh kedua ratu yang berhasil mengkontrol dan mengekang aksi, perasaan dan jawaban pihak-pihak yang lemah di dalam sebuah percakapan. Jadi, hubungan kuasa yang setara antara kedua ratu tersebut ditunjukkan dengan penggunaan beberapa ungkapan yang mempunyai makna tersembunyi sebagai pengontrol dan pengekang pihak-pihak yang lemah terkait dengan bagaimana fungsi bahasa yang berkerja di dalam klausa-klausa tersebut, dan juga hubungan sosial antara kedua ratu dan pelaku-pelaku lainnya sebagai pelibat wacana.
Kata kunci: kuasa dalam wacana, wacana lisan bersemuka, fungsi interpersonal, analisa wacana kritis[:]