[:id]Jember (16/10/2021). Kelompok Riset Tradisi Lisan dan Kearifan Lokal (KeRis TERKELOK) Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya bekerjasama dengan HISKI Komisariat Jember, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, dan FKIP Universitas Muhammadiyah Jember mengadakan Ngontras#3 dengan event kuliah umum pakar Drama Jepang di Indonesia dari FIB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sekaligus Visiting Lecturer di Tokyo University of Foreign Studies (TUFS), Tokyo, Jepang, Dr. Cahyaningrum Dewojati, M.Hum. pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021. Kuliah pakar ini dilaksanakan dengan menggunakan platform zoom meeting dari pukul 10.00 s.d. 12.00 WIB dengan moderator Drs. Titik Maslikatin, M.Hum. Dosen Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.
“Sastra zaman Jepang tidak pernah diajarkan bahkan luput dari periodesasi kesastraan Indonesia. Padahal di Leiden University, Belanda dokumen berupa poster, leaflet, dan teks karya dramanya ternyata banyak tersimpan dengan baik dan sekarang bisa diakses fisik dan versi digitalnya. Dulu sangat mahal untuk mendapatkan data, sekarang bisa lebih mudah akses secara online jejaring sesame peneliti.” Jelas Dr. Cahyaningrum Dewojati, M.Hum.
Dalam teks drama zaman Jepang merekam jejak sejarah, pergulatan ideologi, situasi kehidupan masyarakat, dan propaganda sebagai strategi budaya politik Jepang pada jajahannya. Karya-kara drama pada masa Jepang sangat berbau propaganda. Meskipun Jepang secara singkat menjajah Indonesia. Namun, karya-karya propagandanya begitu kuat mempersuasi kepada masyarakat Indonesia. Bahkan sampai-sampai generasi muda Jepang itu tidak mengetahui bagaimana bentuk kekejaman Jepang terhadap bangsa jajahannya, seperti jugun ianfu. Dan memang informasi ini disembunyikan oleh pemerintah Jepang.
Kuliah umum diakhiri dengan Tanya jawab dan diskusi dengan peserta Ngontras#3 (Ngobrol Nasional Metasastra). Peserta sangat antusias mengikuti acara kuliah umum yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen. Peserta Kuliah Umum “Drama Zaman Jepang di Indonesia” yang hadir lebih dari 300 peserta. (BAK)[:]