Enike Prasetyo Wati
Abstrak
Obyek penelitian ini adalah wacana media, berupa tiga artikel berita dari situs koran berbahasa Inggris di Indonesia, Jakarta Globe, yang membahas tentang pemilu presiden 2014. Ketiga artikel tersebut antara lain Personalities Set to Trump Party Loyalties in Indonesian Presidential Election, Golkar Riven by Presidential Candidacy, dan SBY Silence May Speak a Thousand Words. Ketiganya membandingkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berdasarkan konteks kalimat-kalimatnya, ditaksir ada hubungan antara keberpihakan dan kuasa. Maka, pemikiran tentang keberpihakan dan kuasa digunakan dalam memilah data. Lalu, berkaitan dengan Systemic Functional Linguistics (SFL), proses verbal tampak dominan karena pemilihan narasumber sebagai indikator adanya kecenderungan penerbit terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dalam penelitian ini, SFL dan pengembangannya, appraisal, berguna dalam mengkode data ke dalam tabulasi. Kemudian, pendirian kritis diperlukan untuk mengungkap manipulasi kuasa, dominasi, dan keberpihakan yang ditemukan pada ketiga artikel berita tersebut. Oleh karena itu, Analisis Wacana Kritis (CDA) adalah pendekatan yang digunakan.
Kata kunci: Jakarta Globe, Joko Widodo-Jusuf Kalla, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, appraisal, keberpihakan, kuasa, proses verbal.