[:en]Denik Kharisma Sari
ABSTRACT
This thesis discusses Japan’s economic policy in Blitar 1942- 1945. The problem in this thesis is how the condition of Blitar before the occupation, how Japan’s policy in the field of agriculture and plantations as well as how the impact of the adoption of the Japanese occupation policy in Blitar. This thesis is done by using the historical method.The results showed that the many changes that occur in society Blitar. The results showed that the many changes that occur in society Blitar .changing cropping systems that originally wore the traditional way is replaced with modern planting systems that bolt system, strive to increase agricultural fertility by using compost. Plantation policies during the Japanese occupation were directed at the transfer of a portion of land previously used for growing sugar cane to switch to other crops, especially rice and cotton crop area and distance. Policies that run the Japanese military government in Blitar did not reach the target. The policy impact of a slump prosperity as evidenced by the lack of food and clothing that are needed by the people. Repeated suffering felt by the people of Blitar impact uprising on February 14, 1945. It can be concluded that the occupation of Japan that occurred during the three and a half years was very devastating to people’s lives.
Keywords: Japanese Occupation, Agricultural and forestry policies, Rebellion PETA.[:id]Denik Kharisma Sari
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kebijakan ekonomi Jepang di Blitar tahun 1942- 1945. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kondisi Blitar sebelum masa pendudukan, bagaimana kebijakan Jepang dalam bidang pertanian dan perkebunan serta bagaimana dampak dari penerapan kebijakan pendudukan Jepang di Blitar. Skripsi ini dikerjakan dengan menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perubahan yang terjadi pada masyarakat Blitar. Kebijakan pertanian khususnya padi dengan cara mengenalkan bibit padi baru, mengubah sistem penanaman yang awalnya memakai cara tradisional diganti dengan sistem penanaman modern yaitu sistem larikan, mengupayakan peningkatan kesuburan pertanian dengan menggunakan pupuk kompos. Kebijakan perkebunan pada masa pendudukan Jepang diarahkan pada pengalihan sebagian tanah yang sebelumnya digunakan untuk pertumbuhan tebu yang beralih ke tanaman lain, khususnya padi dan area tanaman kapas dan jarak. Kebijakan yang dijalankan pemerintah militer Jepang di Kabupaten Blitar tidak mencapai sasaran. Kebijakan tersebut berdampak terjadinya kemerosotan kemakmuran terbukti dengan kurangnya bahan pangan dan sandang yang sangat diperlukan oleh rakyat. Penderitaan yang terus menerus dirasakan oleh masyarakat Blitar membawa dampak terjadinya pemberontakan pada tanggal 14 Februari 1945. Dapat disimpulkan bahwa penjajahan Jepang yang terjadi selama tiga setengah tahun sangat menyengsarakan kedudukan rakyat.
Kata kunci: Pendudukan Jepang, Kebijakan ekonomi dan Pemberontakan PETA.[:]