[:en]Mohamad Ulil Albab
Abstract
This thesis discusses governmental control and intervention towards songs writing in Indonesia, espescially in Soekarno’s Managed Democracy (Demokrasi Terpimpin) untill Soeharto’s Pancasila regime, namely from 1959-1998. The thesis compares the intervention imposed in both regime. Along Managed Democracy, music is part of revolutionary struggle since it is written to enhance nationalism against colonialism and imperialism. On the other hand, a different policy is conducted in Soeharto’s Pancasila Democracy regime, namely to ban critical songs against his authorization. The data in this thesis is collected both by interviewing agents of music history and by collecting from music archive and document. The theory used to dicuss the problems is Gramsci’s hegemony and political aoproach. The discussion conducts phases in historical method, namely: heuristic, critic, interpretation and historiography. The result shows governmental intervention in Soekarno’s regime is imposed to fight against imperialism and colonialism. Whereas governmental intervention in Soeharto’s era is conducted to maintain his power and to enhance western influence.
Keywords: Intervention, control, song, guided democracy, [:id]Abstrak
Skripsi ini membahas tentang intervensi dan kontrol negara terhadap karya cipta lagu di Indonesia, terutama di era pemerintahan Demokrasi Terpimpin Soekarno sampai Demokrasi Pancasila rezim Soeharto (1959-1998). Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini tentang perbedaan kontrol dan intervensi kedua rezim. Era Demokrasi Terpimpin, berupaya menjadikan musik atau lagu sebagai bagian dari alat revolusi memperkuat rasa nasionalisme untuk melawan kolonialisme dan imperialisme. Sedangkan era Demokrasi Pancasila rezim Soeharto tidak lagi melawan kolonialisme dan imperialisme, namun anti terhadap lagu-lagu kritis atau yang bertentangan dengan kekuasaannya. Skripsi ini menggunakan sumber dari hasil wawancara dengan pelaku sejarah musik di Indonesia, serta arsip dokumen tentang musik. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis yakni hegemoni Gramsci dan pendekatan politik. Tahap penelitiannya menggunakan metode sejarah yang meliputi; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Skripsi ini menunjukkan bahwa intervensi dan kontrol negara terhadap karya cipta lagu di era Soekarno, sebagai bentuk rasa nasionalisme dan perlawanan terhadap kolonialisme serta imperialisme. Sedangkan di era rezim Soeharto, terjadi sebaliknya, intervensi dan kontrol negara terhadap lagu sebagai upaya mempertahankan kekuasaan dan justru menerima pengaruh barat.
Kata Kunci: Intervensi, kontrol, lagu, demokrasi terpimpin, orde baru[:]