[:en]Constructing Miranda Priestly’s Personal Identities through Her Complaint Utterances in McKenna’s Movie Script The Devil Wears Prada[:id]Analisis Pembentukan Identitas Pribadi Miranda Priestly melalui Ungkapan-Ungkapan Keluhannya dalam Naskah Film Karya McKenna The Devil Wears Prada[:]

[:en]Nuris Khoirina Isnaini

Abstract

This research focuses on Miranda Priestly’s complaint utterances in McKenna’s movie script The Devil Wears Prada. Qualitative research is applied since the data are in the form of utterances. The methods that are used to analyze the data are descriptive and interpretative. Descriptive study is used to elaborate the speech act of complaint and Miranda’s complaint strategies. Then, interpretative method is used to construct Miranda’s personal identities through her complaint utterances. Other four variables; master identity, interactional identity, relational identity and altercasting also contribute in constructing Miranda’s personal identities. The results of this research show that Miranda employs all four complaint strategies. Most of her complaint utterances are classified as the most direct complaint strategy, namely blame. The most indirect complaint strategy, namely no explicit reproach, has the least number than other three complaint strategies. Those findings show that Miranda is a direct, abrasive, aggressive and assertive woman.

Keywords: Pragmatics, Speech Act, Complaint, Language and Identity[:id]Nuris Khoirina Isnaini

Abstrak

 

Penelitian ini berfokus pada ungkapan-ungkapan keluhan Miranda Priestly dalam naskah film karya McKenna berjudul The Devil Wears Prada. Metode penelitan kualitatif digunakan karena data penelitian yang dipakai dalam bentuk ungkapan. Metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah deskriptif dan interpertratif. Analisa deskritif digunakan untuk menganalisa tindak tutur keluhan dan strategi keluhan yang digunakan Miranda. Selanjutnya metode interpretatif digunakan untuk membentuk identitas pribadi Miranda melalui ungkapan-ungkapan keluhannya. Empat variabel yang lain; identitas master, identitas interaksi, identitas relasi dan altercasting juga berkontribusi dalam pembentukan identitas pribadi Miranda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Miranda mnggunakan keempat strategi keluhan. Sebagian besar ungkapan keluhannya tergolong sebagai strategi keluhan langsung, yaitu blame. Strategi keluhan tidak langsung, yaitu no explicit reproach, mempunyai jumlah paling sedikit daripada tiga strategi keluhan yang lain. Hal tersebut menunujukkan bahwa Miranda adalah seorang wanita yang ceplas-ceplos, kasar, agresif dan tegas.

 

Kata Kunci: Pragmatik, Tindak Tutur, Keluhan, Bahasa dan Identitas[:]

Related Posts