[:en]How the Common People Understand the Sign Language of the Deaf Student in SLB B Bina Asih Bondowoso[:id]BAGAIMANA ORANG UMUM MEMAHAMI BAHASA TANDA SISWA TULI DI SLB B BINA ASIH BONDOWOSO[:]

[:en]Tri Wulandari

 

ABSTRACT

 

Sign language is used to communicate between the teacher and deaf students in a classroom discourse. The goal of this study is to know how the common people understand the sign language of the deaf students in SLB B Bina Asih Bondowoso. This research will view this term from the psycholinguistic point of view which focuses on sign language as visual communication by observing the common people who guess the signs as visual signals in every word. It begins by giving questionnaire to the students of English Department by watching videos of one of the student in SLB-B Bina Asih Bondowoso. The results suggest that visual ability is needed for the common people, such as imagery, memory for simultaneously presented shapes, visual attention, visual closure, face recognition and motion detection in peripheral vision.

 

Key words: sign language, visual signal, psycholinguistics[:id]Tri Wulandari

 

ABSTRAK

Bahasa tanda dikenal sebagai alat bantu komunikasi bagi penderita tuna rungu banyak diterapkan di ruang ruang pendidikan. Secara linguistik dalam kemampuan berbahasa inggris American Sign Language (ASL) menjadi alat pengantar yang dianggap ideal. ASL dirasa penting untuk dikaji ulang karena kebutuhan pengetahuan yang mengharuskan perubahan dan perkembangan dalam penggunaan ASL sebagai jembatan komunikasi tidak hanya bagi sesama penderita tapi juga non penderita. Sehingga kajian tentang ASL menjadi penting untuk diangkat dan dikritik guna melihat respons kebahasan dan pemahaman bahasa tuna rungu dari perspektif non penderita. Metode penelitian kuliatatif dan kuantitatif dengan penerapan 50 responden diharapkan mampu memberikan gambaran data yang representatif dalam uji tebak gerak visual. Analisa yang melibatkan 10 kata kerja dan 10 kata benda dalam bentuk video ditayangkan guna menguji pemahaman visual secara asosiatif. Hasil dari analisa lanjut membuktikan secara psikolinguistic ditemukan bahwa frekuensi interpretasi pribadi muncul sebanyak 13 kali atau kurang dari 70%, dan interpretasi budaya 16 kali atau lebih dari 70% sedangkan interpretasi universal sebanayak 21 kali atau lebih dari 80%. Kesimpulan dari penelitian ini menandakan bahwa adanya keterputusan pemahaman antara bahasa ASL yang diperuntukkan bagi tuna rungu dan non tuna rungu. Keterputusan pemahaman ini dikarenakan paradigma kebahasaan yang berbeda sehingga sulit menemukan titik temu dalam komunikasi.

 

Kata kunci: American sign language, psikolinguitstik, interpretsi pribadi, budaya dan universal[:]

http://103.147.222.22/ https://pelalawankab.go.id/web/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ https://webmail.batubarakab.go.id/gacor/ https://webmail.batubarakab.go.id/pulsa/ http://permata-paygate.uai.ac.id/slot-thailand/ http://dki-paygate.uai.ac.id/slot-pulsa/ https://fib.unej.ac.id/buku/ https://pelalawankab.go.id/slotpulsa/ https://wginc.com/deposit-pulsa-tanpa-potongan/ https://wginc.com/slot-thailand/
http://103.147.222.22/ https://pelalawankab.go.id/web/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ https://webmail.batubarakab.go.id/gacor/ https://webmail.batubarakab.go.id/pulsa/ http://permata-paygate.uai.ac.id/slot-thailand/ http://dki-paygate.uai.ac.id/slot-pulsa/ https://fib.unej.ac.id/buku/ https://pelalawankab.go.id/slotpulsa/ https://wginc.com/deposit-pulsa-tanpa-potongan/ https://wginc.com/slot-thailand/