[:id]
Mahasiswa sastra tidak cukup hanya menulis karya ilmiah. Karya fiksi juga perlu dipelajari dan dipraktikkan. Untuk itu, kreativitas perlu terus diasah hingga mahasiswa mampu menulis karya kreatif. Sastrawan adalah orang yang ideal mendampingi mahasiswa untuk praktik menulis karya sastra.
Demikian rangkuman informasi terkait rencana kegiatan Pelatihan Penulisan Kreatif. Kegiatan tersebut disiapkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Sind FIB UNEJ), dengan mengundang sastrawan Mardi Luhung (sastrawan Indonesia), dipandu Phia Meidyana (mahasiswa Sind, telah memiliki pengalaman sebagai presenter di Jember 1 TV), dilaksanakan secara luring, di Aula Sutan Takdir Alisyahbana FIB UNEJ, Sabtu mendatang (16/9/2023).
Adapun tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas akademik dan mengembangkan soft skill mahasiswa khususnya dalam bidang penulisan kreatif, dengan berbasis bahasa, sastra, dan budaya. Selain itu, juga untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat secara optimal mengasah kreativitasnya sehingga mampu menulis dan menerbitkan karya sastra. Oleh karena itu, materi pelatihan bukan sekadar konsep teoretis, melainkan juga praktik menulis karya sastra, khususnya puisi.
Hal tersebut sejalan dengan spirit Jurusan Sastra Indonesia yang senantiasa mendorong mahasiswa untuk semangat dalam belajar. Bukan saja terkait dengan karya-karya ilmiah, melainkan juga karya-karya kreatif. Dalam berbagai forum dan kesempatan, khususnya bersama mahasiswa baru, Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Dr. Agustina Dewi Setyari, M.Hum. senantiasa mendorong dan menyemangati mahasiswa untuk terus belajar dan berkarya. Beragam flyer dari berbagai sumber media sosial, yang menawarkan lomba atau kompetisi, baik dalam konteks karya ilmiah maupun karya kreatif, senantiasa diinformasikan ke grup WA mahasiswa Jurusan. Dengan cara begitu, Dewi berharap mahasiswa tertantang untuk menciptakan prestasi, termasuk dalam bidang kreativitas sastra.
Pemilihan Mardi Luhung sebagai pembicara sekaligus fasilitator bukan tanpa alasan. Jika ditengok dari riwayatnya, Mardi Luhung adalah alumni Fakultas Sastra (kini FIB) UNEJ tahun 1989. Nama lelaki kelahiran Gresik tersebut kemudian mewarnai “dunia persilatan” sastra Indonesia, hingga mendapatkan “Katulistiwa Literary Award” (KLA) tahun 2010, dalam bidang puisi melalui Kumpulan Puisi BUWUN/Bawean. Berdasarkan karya-karyanya, nama Mardi Luhung masuk dalam Sastrawan Angkatan 2000.
Mardi Luhung pernah memenangi Sayembara Mengarang tentang Apresiasi Sastra untuk Guru SLTA yang diselenggarakan Pusat Bahasa (1999). Dirinya juga mengikuti program penulisan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) di bidang puisi (2002), Cakrawala Sastra Indonesia (2004), International Literary Biennale (2005), dan diundang dalam Festival Seni Yogyakarta XVIII (2006). Tahun 2022 buku puisinya Tiga Kuda di Bulan Tiga dan Lampirannya direkomendasi majalah Tempo sebagai buku puisi pilihan. Setidaknya ada 11 buku puisi yang telah ditulisnya, dengan buku terbaru Gerbang Bandar (2023).
Serangkaian perjalanan kreatif Mardi Luhung, yang menulis sejak SMP di Gresik, kemudian alumni Fakultas Sastra, hingga malang melintang secara nasional dalam menulis kreatif (terutama puisi, selebihnya cerpen), menjadi refleksi sekaligus proyeksi bagi mahasiswa betapa kreativitas mampu mmelintas batas, dari lokal ke nasional. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua.***
[:]