[:en]SUMMARY
An Analysis of Diction and Language Style on the Account yang.terdalam in Instagram Social Media; Ayu Budiarti; 120110201062; 2016; 63pages; Department of Indonesian Literature Faculty of Humanities University of Jember.
yang.terdalam account is one of the accounts in instagram social media. In the account’s posting, there are various dictions and styles. The problems in this study include (1) how the diction is on yang.terdalam account in instagram social media and (2) how the style is on yang.terdalam account in instagram social media. The purpose of this study is to describe the diction and language style in yang.terdalam account.
The data collection method used in this research is observation which are involved-conversation observation technique and writting technique. The method of data analysis used are referential identity method for denotative meaningful word, contrasting method in stylistic approach for connotative meaningful words and words that contain language style. The method to present the results of the data analysis is an informal presentation, which presents the result of the analysis using ordinary words.
yang.terdalam account distinctiveness lies on the words in the form of expression with poetic language that can increase the followers desire to read and feel the delivered phrase. In addition, the use of various linguistic styles also becomes something unique in yang.terdalam account. The poetic expressions posted contain depressed, upset, sad, heartbroken feelings so it is suitable with teenagers and adults who experience it, thus the feeling of teenagers and adults who read the postings in yang.terdalam accounts feel to be represented.
Based on the type, the diction used in yang.terdalam account is in the forms of denotative meaningful diction, connotative meaningful diction, common words, and a special word. The use of denotative meaningful diction in the account’s posting aims to express clearly the purpose wanted to be conveyed by the author. The diction which is mostly used on yang.terdalam account is connotative diction because the account uses poetic language in order to use more connotative diction.
yang.terdalam account also uses a lot of language styles, which are personification, simile, hyperbole, metaphor, litotes, antithesis, anaphora, alliteration, polisindeton, assonance, erotesis, euphemism, epithet, periphrase, and synesthesia. The language style that is mostly used on yang.terdalam account in social media instagram is hyperbole, metaphor and litotes. The hyperbole in the posting aims to exaggerate something or feeling experienced by the author. The metaphor used by the author is to equate one to another thing. The use of litotes aims to deny and humble. Apart from the three language styles, alliteration and assonance are also interesting on the account. Alliteration and assonance in the form of consonant and vowel repetition sound gives the beautiful impression on the account because both language styles are similar to rhyme in a poem. Synesthesia in the account’s posting is also included language style in the form of words related to sensory organs. The use of diction and language style on the account in instagram has three functions. The functions of the use of diction and language style on yang.terdalam account are (1) to influence and convince the reader to be more certain of the words posted by the author, (2) to reveal certain emotions or feelings, and (3) to give the beautiful impression at every word posted.
[:id]RINGKASAN
Analisis Diksi dan Gaya Bahasa pada Akun yang.terdalam di Media Sosial Instagram; Ayu Budiarti; 120110201062; 2016; 63 halaman; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Akun yang.terdalam merupakan salah satu akun yang terdapat di media sosial instagram. Dalam postingan akun yang.terdalam terdapat diksi dan gaya bahasa yang beragam. Permasalahan dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimana diksi pada akun yang.terdalam di media sosial instagram dan (2) bagaimana gaya bahasa pada akun yang.terdalam di media sosial instagram. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan diksi dan gaya bahasa yang terdapat dalam akun yang.terdalam.
Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik lanjutan teknik catat. Selanjutnya, metode analisis data yang digunakan ialah metode padan referensial untuk kata yang bermakna denotatif, metode pengontrasan dalam pendekatan stilistika untuk kata yang bermakna konotatif dan mengandung gaya bahasa. Metode penyajian hasil analisis data menggunakan penyajian informal, yaitu menyajikan hasil analisis dengan uraian kata-kata biasa.
Kekhasan akun yang.terdalam terletak pada kata-kata berupa ungkapan dengan bahasa puitis yang dapat meningkatkan keinginan followers untuk membaca dan merasakan ungkapan yang disampaikan. Selain itu, penggunaan gaya bahasa yang beragam juga menjadi sesuatu yang khas dalam akun yang.terdalam. Ungkapan-ungkapan puitis yang diposting tersebut mengandung perasaan gundah, galau, sedih, dan patah hati sehingga sangat sesuai dengan kalangan remaja dan dewasa yang mengalami hal tersebut, sehingga kalangan remaja dan dewasa yang membaca postingan dalam akun yang.terdalam merasa terwakili perasaannya.
Berdasarkan jenisnya, diksi yang digunakan dalam akun yang.terdalam berupa diksi bermakna denotatif, diksi bermakna konotatif, kata umum, dan kata khusus. Penggunaan diksi bermakna denotatif dalam postingan akun yang.terdalam bertujuan untuk mengungkapkan secara jelas maksud yang ingin disampaikan oleh penulis postingan. Diksi yang banyak digunakan pada akun yang.terdalam ialah diksi konotatif karena akun tersebut menggunakan bahasa yang puitis sehingga lebih banyak menggunakan diksi konotatif.
Akun yang.terdalam juga banyak menggunakan gaya bahasa, yaitu gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa simile, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa metafora, gaya bahasa litotes, gaya bahasa antitesis, gaya bahasa anafora, gaya bahasa aliterasi, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa asonansi, gaya bahasa erotesis, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa epitet, gaya bahasa perifrasis, dan sinestesia. Gaya bahasa yang lebih banyak digunakan pada akun yang.terdalam di media sosial instagram ialah gaya bahasa hiperbola, metafora, dan litotes. Gaya bahasa hiperbola dalam postingan bertujuan untuk membesar-besarkan sesuatu hal atau perasaan yang dialami oleh penulis postingan. Gaya bahasa metafora digunakan oleh penulis postingan untuk menyamakan sesuatu hal dengan hal yang lain. Penggunaan gaya bahasa litotes bertujuan untuk menyangkal dan merendah. Selain ketiga gaya bahasa tersebut, gaya bahasa aliterasi dan asonansi juga menjadi hal yang menarik pada akun yang.terdalam. Gaya bahasa aliterasi dan asonansi yang berupa pengulangan bunyi konsonan dan vokal memberikan kesan keindahan pada akun yang.terdalam karena kedua gaya bahasa tersebut sama halnya dengan rima dalam sebuah puisi. Sinestesia dalam postingan akun yang.terdalam juga termasuk gaya bahasa yang berupa kata-kata yang berhubungan dengan alat indera. Pengunaan diksi dan gaya bahasa pada akun yang.terdalam di media sosial instagram memiliki tiga fungsi. Fungsi penggunaan diksi dan gaya bahasa pada akun yang.terdalam ialah (1) mempengaruhi dan meyakinkan pembaca untuk semakin yakin terhadap kata-kata yang diposting oleh penulis postingan, (2) mengungkapkan emosi atau perasaan tertentu, dan (3) memberikan kesan keindahan pada setiap kata-kata yang diposting.
[:]