[:en]Smallholders’ Tobacco in Sukowono Subdistrict, Jember Regency: An Economic Study, 1992-2012[:id]Tembakau Rakyat Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember: Kajian Ekonomi Tahun 1992-2012[:]

[:en]SUMMARY

 

Smallholders’ Tobacco in Sukowono Subdistrict, Jember Regency: An Economic Study, 1992-2012, Dewi Ayu Lestari, 120110301024; 149 pages; 2016; History Department, Faculty of Humanities, Universitas Jember.

 

This thesis discusses smallholders’ tobacco plantation in Sukowono Subdistrict, from 1992 to 2012, using economic perspective. There are three problems that will be discussed in this thesis, namely: (1) why did people in Sukowono Subdistrict planted tobacco?; (2) how was the development of smallholders’ tobacco in Sukowono Subdistrict in 1992-2012; (3) and, what were the impacts of smallholder’s tobacco on the economic and social life of Sukowono society? The focus of this thesis is to explain the background of smallholders’ tobacco, particularly the dynamic process of its development and its economic impact for society. The purposes of this research are to know what made people of Sukowono Subdistrict planting tobacco, to describe the development of smallholder tobacco in Sukowono district in 1992-2012, and to research the impact of smallholders’ tobacco to the economic and social life in Sukowono.

This research used a historical method with the stages including the topic selection, data sources collection, data sources criticism, interpretation, and historiography. The research used an economic sociology approach. The approach can be used to expose the problems of smallholders’ tobacco in Sukowono, especially related with the finance for planting, production process, crops marketing, labors, and farmers’ strategies in facing the changing market, so the the reconstruction of this thesis will be in accordance with the rules of economic history writing.

The result of this research shows that during 1992-2012 smallholders’ tobacco plant in Sukowono was one of plantation plants that became a significant important part of the people’s economy pillars. In Sukowono, many people knew how to cultivate tobacco from generation to generation in a family. Therefore, tobacco also has become a plant of tradition for Sukowono socitey. The existence of smallholders’ tobacco plantations in Sukowono has always experienced development, especially after the issuing of the Cultivation System Bill in 1992 which gave freedom for farmers to plant the commodity plants based on their own choice. This Bill became one of driving factors of the smallholders’ tobacco plantation development in Sukowono Subdistrict, so that gave the impact of the expansion of smallholders’ tobacco land. Logically, tobacco crops would not develop, if tobacco farming was less profitable than the other commodities, especially for the regions that have very important historical value of tobacco.

From 1992 to 2012, smallholders’ tobacco plantation in Sukowono subdistrict was able to create jobs that could provide positive impacts on the economy of society, especially the tobacco farmers. Smallholders’ tobacco cultivated by the farmers in Sukowono could give added value for their income because tobacco had high economic value. Nevertheless, tobacco crops could also provide negative impact when the harvest tobacco had lower selling prices, so their income would be lower too. Even, they would be threatened by loss because tobacco cultivation required a large money capital. In addition, the existence of smallholders’ tobacco plantation in Sukowono was basically able to provide employment opportunities for the community of farm labors. In positive sense, smallholders’ tobacco in Sukowono could become a source of income and a pillar of small-scaled economy. However, smallholers’ tobacco plants might also provide a negative impact, for example when the tobacco farmers were threatened getting crops failure, the labors operated by the farmers were only the relative-labors in order to minimize the cost. Thus, the economy of farming labors community would be also threatened.

 [:id]RINGKASAN

 

Tembakau Rakyat Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember: Kajian Ekonomi Tahun 1992-2012, Dewi Ayu Lestari, 120110301024; 149 halaman; 2016; Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.

 

Skripsi ini membahas mengenai tembakau rakyat Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember: Kajian Ekonomi Tahun 1992-2012. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini berkaitan dengan tiga permasalahan pokok, yaitu mengapa masyarakat di Kecamatan Sukowono menanam tanaman tembakau, bagaimana perkembangan tembakau rakyat di Kecamatan Sukowowono tahun 1992-2012, dan apa dampak tembakau rakyat terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sukowono. Sementara fokus dari kajian skripsi ini menjelaskan tentang latar belakang tembakau rakyat dengan proses dinamika perkembangan dan dampak ekonominya terhadap masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan masyarakat Kecamatan Sukowono menanam tembakau, untuk menjelaskan perkembangan tembakau rakyat di Kecamatan Sukowono tahun 1992-2012, dan untuk meneliti dampak tembakau rakyat terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Sukowono.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan-tahapan, di antaranya pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi ekonomi. Pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengungkap bagaimana permasalahan tembakau rakyat di Sukowono, baik mengenai persoalan modal penanaman, proses produksi, pemasaran hasil panen, tenaga kerja, dan strategi petani dalam menghadapi pasar yang berubah. Dengan tujuan agar rekonstruksi dari skripsi nantinya sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan sejarah ekonomi.

Hasil dari pembahasan skripsi ini dapat menjelasakan bahwa tanaman tembakau rakyat di Kecamatan Sukowono merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi bagian penting sebagai penopang perekonomian masyarakat. Di Kecamatan Sukowono masyarakat banyak mengetahui cara bercocok tanam tembakau secara turun temurun dari keluarga. Oleh karena itu, tanaman tembakau juga menjadi tanaman tradisi bagi masyarakat Sukowono. Keberadaan tanaman tembakau rakyat di Kecamatan Sukowono selalu mengalami perkembangan, terlebih lagi setelah munculnya Undang-Undang tentang Sistem Budidaya pada tahun 1992 yang memberikan kebebasan kepada petani untuk menanam tanaman komoditi sesuai pilihannya. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya perkebunan tembakau rakyat di Kecamatan Sukowono, sehingga memberikan pengaruh terhadap perluasan lahan tembakau rakyat. Secara logika tanaman tembakau tidak akan berkembang luas, jika usahatani tembakau kalah menguntungkan dengan komoditi lainnya, khususnya untuk daerah yang memiliki nilai historis tembakau yang cukup penting.

Perkebunan tembakau rakyat di Kecamatan Sukowono mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat, khususnya bagi petani tembakau. Tanaman tembakau rakyat yang dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Sukowono dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan petani karena tembakau memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Adapun, tanaman tembakau juga dapat memberikan pengaruh negatif apabila hasil panen tembakau memiliki nilai jual yang rendah, maka pendapatan yang diterima petani tidak akan maksimal. Bahkan petani akan terancam mengalami kerugian yang besar karena budidaya tembakau membutuhkan modal yang besar. Di samping itu, keberadaan perkebunan tembakau rakyat di Sukowono pada dasarnya mampu memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat buruh tani. Dengan adanya perkebunan tembakau rakyat para buruh tani dapat bekerja sebagai buruh kerja tembakau rakyat. Secara positif tembakau rakyat di Sukowono dapat menjadi sumber pendapatan dan penopang ekonomi masyarkat. Namun, tanaman tembakau rakyat juga dapat memberikan pengaruh negatif, misalnya ketika petani tembakau terancan akan mengalami gagal panen maka tenaga kerja yang digunakan oleh petani hanya sebatas tenaga kerja keluarga dalam rangka meminimalisir biaya. Dengan demikian perekonomian masyarakat buruh tani juga akan ikut terancam.

 [:]

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa