Representasi orientalisme didalam novel Haroun and the Sea of Stories karya Salman Rushdie

RINGKASAN

Representasi orientalisme didalam novel Haroun and the Sea of Stories karya Salman Rushdie; Dewi Hariani, 100110101052; 2016: 42 halaman; Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember

 

Penelitian ini menganalisis representasi yang berkaitan dengan isu-isu orientalisme yang tergambar dalam novel Haroun and the Sea of Stories karya Salman Rushdie melalui beberapa karakter dan setting. Ini sungguh menarik, karena Rushdie adalah orang timur yang merepresentasikan timur sesuai dengan pemikiran barat.

              Haroun and the Sea of Stories adalah alegori dari beberapa masalah yang ada di masyarakat saat ini, secara khusus di benua India. Nama karakter begitu juga settings dengan nyata adalah india; beberapa nama dijelaskan didalam buku daftar kata-kata yang dilampirkan. Cerita berawal dan terjadi sebagian di “kota sedih”, “kota yang sangat sedih”, sebuah kota yang sangat membinasakan yang namanya terlupakan, yang berlokasi disebelah laut yang penuh ikan yang sangat menyedihkan untuk dimakan yang membuat orang-orang bersendawa dengan sedih.” Kota itu penuh banyak orang. Pabriknya memproduksi polusi udara yang hanya hilang selama musim hujan, yang juga menggembar-gemborkan kedatangan pomfret didalam air yang terdekat.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dibagi dalam dua jenis data, data pertama dan data kedua. Data pertama diambil dari novel Haroun and the Sea of Stories yang berupa teks narrative yang berisi stereotype tentang timur. Saya juga menggunakan journal, skripsi, artikel, buku-buku dan website sebagai data kedua. Pertanyaan pertama adalah untuk menjawab,’’ Bagaimana orientalisme dikonstruksikan didalam novel. Kedua adalah untuk mengekpos posisi kritis penulis. Penelitian ini menggunakan teori Said tentang Orientalisme.

Setelah penelitian, dapat disimpulkan bahwa Salman Rushdie merepresentasikan orientalisme didalam novelnya. Konstruksi itu adalah hasil dari pengalamannya belajar di inggris. Rushdie telah terpengaruh pikiran barat. Dari sini, dapat dilihat bahwa buku bacaan barat mempunyai pengaruh terhadap tulisan Rushdie dan posisi kritisnya. Secara tidak sadar, cara barat memandang timur terkonstruksi dalam pikiran Rushdie. Rushdie setuju dengan ide “melainkan” timur melalui karyanya. Sehingga, pengalaman empirik dari penulis membawa bukti bahwa hegemoni barat melalui text, sukses.

Dia menulis novelnya untuk mengkritisi pemerintah timur. Novel Haroun and the Sea of Stories berakhir dengan bahagia. Disisi lain, keadaan menyedihkan penduduknya tidak berakhir. Penduduk masih miskin, “pabrik yang memproduksi kesedihan” masih berproduksi. Ini sangat jelas dalam sebuah bagian dari novel dimana Haroun berharap matahari bersinar sama pada kedua sisi Kahani atau kota McDannald. Demikian pula, tampaknya Rushdie berharap kemelut penyensoran untuk memandang yang lain secara sama, untuk menjauhkan perbedaan antara mereka dan menghentikan percekokan yang merusak, pembunuhan, terorisme, dan pelanggaran akan hak manusia lainnya.” (McDannald,2001: 12)

 

 

Leave a Reply