[:en]The Representation of Masculinity and Femininity of the Transgender Characters on Salah Bodi Movie by Sys Ns[:id]Representasi Maskulinitas dan Feminitas Tokoh Transgender dalam Film Salah Bodi Karya Sys Ns[:]

[:en]SUMMARY

The Representation of Masculinity and Femininity of the Transgender Characters on Salah Bodi Movie by Sys Ns;  Diana Eviana, 110110401057; 2016; 70 pages; Television and Film Study Program, Faculty of Cultural Science, the University of Jember

 

The topic related to the difference of sex and gender has never been expired and has always become a popular topic to discuss. The discussions about issues of gender related to masculinity, femininity, or the relationship between woman and man have often been shown by Indonesian media. Movie is one of media carrying themes about sex and gender. The movie about these themes in Indonesia generally discuss the relationship of power between women and men, masculinity and femininity, or another sensitive discussion about shemale, gay, lesbian, and transgender. The discussion about the sensitive topics becomes a certain attention to be brought into movie in Indonesia as the themes often contradict Indonesian culture. Someone having contradictory attitudes between his or her sex and gender role are often considered as something controversial, taboo, and unwanted as shemale, gay, lesbian, and transgender.

Salah Bodi is one of Indonesian movies bringing the sensitive discussion about transgender. The movie describes a live of two main transgender characters having inappropriate attitude between sex and gender. The research is conducted to know the representation of masculinity of a transgender character from female to male “Farhan” and the representation of femininity of a transgender character from male to female “Inong” on Salah Bodi Movie. The research adopts the theory of representation by Stuart Hall through the discursive constructionism approach as the analysis of the research. The Stuart Hall representation theory through the discursive constructionism approach basically discusses that definition does not only come through language but also come through reading.The discursive constructionism approach also discusses that knowledge about a certain reading relates to power. The reading in the form of text (picture, movie, conversation, and photograph) is not considered as something natural, normal, and neutral, but it is a manifestation of power contention.

The result of the research shows that Farhan’s masculinity as female-to-male transgender character on Salah Bodi movie is represented as a woman falling for her gender role as a man. Farhan is assertive and decisive to pick decisions. She is a leader, a hard-working husband, not easily giving up, and dominative. Inong’s femininity as male-to-female transgender character on the movie is represented as a character on the sub-ordinate position. Inong plays a role as a soft, pretty, and elegant woman. He tends to use his feeling than his logic to think, act, and make decisions. She is soft, easily giving up and fragile as Farhan’s wife.

The description of Farhan’s masculinity and Inong’sfeminity also explains the reading about transgender issue on Salah Bodi movie. The movie seems not only about transgender issue. The issue on the movie appears visible as a cover veiling gender criticism which actually stands for patriarchy and heterosexual culture as well as stressing binary gender that there are only men and women and everything is based on biological sex not gender.

 

 [:id]RINGKASAN

Representasi Maskulinitas dan Feminitas Tokoh Transgender dalam Film Salah Bodi Karya Sys Ns; Diana Eviana, 110110401057; 2016; 70 halaman; Program Studi Televisi dan Film Fakultas  Ilmu Budaya Universitas Jember.

 

Topik yang berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin dan gender tidak pernah usang dimakan waktu dan selalu menjadi topik yang ramai untuk diperbincangkan. Pembahasan mengenai isu-isu gender seperti yang berkaitan dengan maskulinitas, feminitas, atau hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki sering ditampilkan dan dihadirkan oleh media Indonesia. Film adalah salah satu media yang sering mengangkat tema mengenai jenis kelamin dan gender. Film yang bertemakan jenis kelamin dan gender di Indonesia biasanya membahas mengenai hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki, maskulinitas, feminitas atau pembahasan yang cukup sensitif seperti pembahasan tentang waria, gay, lesbian dan transgender. Tema pembahasan yang cukup sensitif  justru menjadi daya tarik sendiri ketika diangkat ke dalam sebuah layar film Indonesia, kerena tema tersebut cukup bertentangan dengan latar budaya masyarakat Indonesia. Seseorang yang perilakunya bertentangan antara jenis kelamin dan peran gendernya sering dianggap sebagai suatu yang mengundang kontroversi, tabu dan ditolak keberadaan nya seperti seorang waria, gay, lesbian dan transgender.

Salah Bodi merupakan salah satu film Indonesia yang mengangkat pembahasan sensitif bertemakan transgender. Film Salah Bodi menggambarkan tentang kehidupan dua tokoh utama transgender yang berperan tidak sesuai antara identitas seksual dan gendernya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi maskulinitas tokoh transgender female to male “Farhan” dan representasi feminitas tokoh transgender male to female “Inong” pada film Salah Bodi. Penelitian ini menggunakan teori representasi Stuart Hall dengan pendekatan kontrusionis diskursif sebagai analisis penelitian. Teori representasi Stuart Hall dengan pendekatan kontruksionis diskursif sejatinya mengkaji dan menjelaskan bahwa makna tidak hanya terbentuk melalui bahasa, tetapi makna terbentuk melalui wacana. Pendekatan kontruksionis diskursif  juga menjelaskan bahwa pengetahuan (Knowledge) tentang wacana tertentu terhubung dengan kekuasaan (power). Wacana yang muncul dalam bentuk teks (gambar, film, percakapan, foto) apapun itu, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.

Hasil peneltian ini menunjukan maskulinitas Farhan sebagai seorang Transgender female to male dalam film Salah Bodi direpresentasikan sebagai  perempuan yang sangat menghayati peran gendernya sebagai seorang laki-laki. Farhan memiliki sifat yang tegas, tidak takut dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin, seorang suami pekerja keras, pantang menyerah dan mendominasi. Feminitas Inong sebagai transgender male to female dalam film Salah Bodi direpresentasikan sebagai pihak yang posisinya sub-ordinat. Inong yang menjalankan peran sebagai seorang perempuan memiliki sifat yang lemah lembut, cantik dan anggun. Inong lebih menggunakan perasaan daripada logika dalam berpikir, bertindak dan mengambil keputusan. Inong memiliki sifat yang lemah, pasra dan tidak mampu melakukan perlawanan serta diposisikan sebagai seorang istri dari Farhan.

Pengambaran maskulinitas Farhan dan Feminitas Inong juga menjelaskan wacana mengenai isu transgender dalam film Salah Bodi disampaikan. Film Salah Bodi yang seolah-olah mengangkat isu tentang transgender justru terkesan tidak sepenuhnya mengangkat persoalan transgender. Isu mengenai transgender yang disampaikan dalam film Salah Bodi justru terkesan sebagai pembungkus kritik gender yang sebenarnya tetap memihak pada budaya patriaki dan mendukung heteroseksual serta penekanan gender biner bahwa di dunia ini hanya terdiri dari laki-laki dan perempuan serta semuanya ditentukan berdasarkan seks biologis bukan gender.

 

 

 

 [:]

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa