[:en]SUMMARY
The Representation of Feminist Perspective in Ayad Akhtar’s American Dervish; Faris Ibnu Fajar; 110110101001; 2016; 45 pages; English Department; Faculty of Humanities; Jember University.
This research analyzes the representation of feminist perspective in American Dervish novel. It is portrayed in Ayad Akhtar’s American Dervish by its female characterization. In literary work, character can be used as an equipment to deliver the idea of the author through the story to the readers. Through American Dervish, Ayad Akhtar tells an interesting story about Pakistani-American culture. There are three problems to discuss in this research. The first is the women’s oppression in the novel, then, the representation of feminist perspective in the novel, and the last is the author’s ideology that constructed behind the novel.
This research is significant because it discusses about gender inequality that often happens in Pakistani-American society. This research aims to gain understanding about the representation of feminism in the midst of Pakistani American Muslim societies that is considered as strong patriarchal culture.
To support the analysis, I use the Stuart Hall’s theory of representation and Chandra Mohanty’s feminism approach. Theory of representation is used to analyze the feminist perspective in the novel that supported by Mohanty’s feminism approach. Feminism approach is applied in order to find the feminist perspective toward gender issues especially women’s oppression. Then, from the results of analysis, finally I found the author’s ideology from connecting previous analysis results with the social context of the novel, and the social background of the author. Specifically, the social context and social background that I discuss is about Pakistani American Muslim life in 1980’s, even until nowadays. This research is qualitative research. This research is divided into two kinds of data, primary data and secondary data. The primary data are taken from the narrative and descriptive dialogues in Ayad Akhtar’s American Dervish. I use literature journals, essays, articles, relevant books and e-sources as the secondary data.
As the result of the discussion, it can be inferred that the author delivers his feminist perspective through the female characterization in his American Dervish novel. Mina and Muneer are two female characters who have feminist perspective in the novel. The feminist perspective in the novel mostly emerge in merely the way of thinking or mindset like criticizing, complaining, etc, but female characters cannot escape from this oppression that is resulted by the patriarchal culture that have been practiced for a long time ago. Through their feminist perspective in the novel, we can conclude that the Pakistani Muslim women are not always like the common stereotype: uneducated, backward, etc. Basically, the author criticizes the fundamentalism in Islam that also affects to gender issues. Above all, the author tries to advocate gender equality. By this research, we can know that Islam actually holds woman in high esteem, and woman has some equal rights with men. The patriarchal culture that occurs in most Muslim societies is resulted by many factors, such as misinterpretation, misconception, etc. Many people cannot distinguish between the real Islamic law and cultural practices. The real Islam teaches and accepts gender equality.
[:id]RINGKASAN
Representasi Perspektif Feminis di dalam American Dervish karya Ayad Akhtar; Faris Ibnu Fajar; 110110101001; 2016; 45 halaman; Sastra Inggris; Fakultas Ilmu Budaya; Universitas Jember.
Penelitian ini menganalisa representasi perspektif feminis di dalam novel American Dervish. Hal ini digambarkan di dalam American Dervish karya Ayad Akhtar melalui penokohan tokoh perempuannya. Di dalam karya sastra, tokoh bisa digunakan sebagai sebuah alat untuk menyampaikan pikiran penulis melalui kisahnya kepada para pembaca. Melalui American Dervish, Ayad Akhtar menceritakan sebuah kisah yang menarik tentang budaya orang-orang Pakistan-Amerika. Ada tiga masalah yang dibicarakan di dalam penelitian ini. Yang pertama adalah penindasan perempuan yang ada di dalam novel, kemudian, representasi perspektif feminis di dalam novel, dan yang terakhir adalah ideologi penulis yang dibangun dibalik novel ini.
Penelitian ini penting karena membicarakan tentang ketidaksetaraan gender yang sering terjadi di dalam masyarakat Pakistan-Amerika. Penelitian bertujuan untuk menambah pemahaman tentang representasi feminisme di tengah-tengah masyarakat Muslim Pakistan-Amerika yang dianggap sebagai budaya patriarkhal yang kuat.
Untuk mendukung analisanya, saya menggunakan teori milik Stuart Hall tentang representasi dan pendekatan feminisme milik Chandra Mohanty. Teori representasi digunakan untuk menganalisa perspektif feminis di dalam novel yang didukung oleh pendekatan feminisme milik Mohanty. Pendekatan feminisme digunakan untuk menemukan perspektif feminis terhadap masalah-masalah gender khususnya penindasan perempuan. Kemudian, dari hasil analisis sebelumnya, akhirnya saya menemukan ideologi penulis dari menghubungkan hasil analisa sebelumnya dengan keadaan sosial, dan latar belakang sosial penulis. Secara spesifik, keadaan sosial dan latar belakang sosial yang saya diskusikan adalah tentang kehidupan orang-orang Muslim Pakistan-Amerika pada tahun sekitar 1980, bahkan hingga masa sekarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dibagi menjadi dua jenis data, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dialog naratif dan deskriptif di dalam American Dervish milik Ayad Akhtar. Saya menggunakan jurnal literatur, esai, artikel, buku-buku yang relevan dan sumber-sumber media elektronik sebagai data sekunder.
Sebagai hasil dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penulis menyampaikan perspektif feminisnya melalui penokohan karakter perempuan dalam novelnya American Dervish. Mina dan Muneer adalah dua tokoh perempuan yang mempunyai perspektif feminis di dalam novel. Perspektif feminis di dalam novel seringkali muncul hanya dalam cara berpikir, atau pemikiran seperti mengkritisi, mengeluh, dan sebagainya, tetapi tokoh perempuan tidak dapat lepas dari penindasan ini yang diakibatkan oleh budaya patriarkhal yang telah dilakukan sejak zaman dahulu. Melalui feminis perspektif di dalam novel, kita bisa menyimpulkan bahwa perempuan-perempuan Pakistan tidak selalu seperti yang digambarkan dalam stereotip umum seperti: tidak berpendidikan, terbelakang, dan lain-lain. Pada dasarnya, penulis mengkritisi fundamentalisme di dalam Islam yang juga mempengaruhi terhadap permasalahan gender. Di atas semuanya, penulis mencoba untuk membela kesetaraan gender. Dengan penelitian ini, kita dapat mengetahui bahwa Islam sebenarnya menjaga perempuan dengan penghargaan yang tinggi, dan perempuan mempunyai beberapa hak yang setara dengan lelaki. Budaya patriarkhal yang terjadi pada kebanyakan masyarakat Muslim itu disebabkan oleh banyak faktor, seperti contohnya salah penafsiran, salah paham, dan lain-lain. Banyak orang tidak bisa membedakan antara hukum Islam yang sebenarnya dan praktek budaya. Islam yang sesungguhnya mengajarkan dan menyetujui keseteraan gender.
[:]