[:id]Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah (BKMS) pada Jumat, 20 Mei 2022 secara langsung dibuka oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Ketua panitia, Safira Nadia Putri Meivani menyampaikan bahwa peserta OSPEK BKMS FIB adalah semua mahasiswa baru 2021 dari program studi Ilmu Sejarah. Rencananya OSPEK perdana secara luring setelah pandemi covid19 akan dilaksanakan di Desa Pontang, Andongsari, Ambulu selama 3 hari mulai Jumat hingga Minggu.
Dalam sambutannya, Suharto, S.S., M.A. selaku pembina BKMS menyampaikan bahwa pikiran yang sangat sehat, sangat waras, sangat rasional, penuh logika, dengan jiwa2 yang faham benar bahwa ini adalah negeri kami, yang harus kita junjung dan kita fahami sebagaimana mestinya. Jadilah orang yang baik dengan menertibkan peraturan dan disiplin diri.
Wakil Dekan 3, Dr. Ikwan Setiawan, M.A. dalam amanatnya kepada peserta OSPEK BKMS 2021 Menyampaikan walaupun sudah ada kelonggaran dari negara, namun tetap kita tetap menjaga yang patut kita jaga. Kalau sedang berkerumun supaya memakai masker. Ikwan juga menekankan untuk menghormati tata aturan yang ada, disana ada perangkat desa, kepala desa dan lainnya.
Ikwan menyampaikan kepada peserta untuk juga berharap semua peserta mematuhi dan menghormati tuan rumah. “Kalau kita mematuhi dan menghormati tuan rumah, maka tuan rumah akan memperlakukan kita sangat baik. Harapan Ikwan, OSPEK ini tidak hanya hanya sebagai seremonilan dan rutinitas, karena itu tidak akan membawa dampak apa-apa. Maka OPSEK harus ada muatan sesuai misi akademik dan kemahasiswaan, yaitu pengetahuan, memperkaya, memperluas pengetahuan sejarah. Dari sejarah yang lampau itu ada peristiwa-peristiwa yang perlu kita gali. Bangsa yang tanpa sejarah adalah bangsa yang kosong. Makanya mantan perdana menteri Inggris, Margareth Teacher si wanita perempuan besi itu mengatakan Ilmu Sejarah itu jurusan yang mewah. Kenapa mewah, karena kemudian kita berkesempatan obrak-abrik (dalam makna positif) masa lalu, membawanya ke masa kini dan memfisikanya ke masa depan. Maka jangan pernah minder menjadi mahasiswa sejarah. Kalian ini adalah salah satu penentu kebangsaan ke depan. Karena dengan pengetahuan kalian bisa memberikan banyak pencerahan kepada bangsa, negara dan masyarakat. Diamanapun kalian nanti berada. Jadi target akademis, target pengetahuan ini semoga dapat dijalankan oleh panitia dan peserta. Maka kalian selama OSPEK dapat menggali dan menjadi konsolidasi pengetahuan dan konsolidasi organisasi. Panitia dan peserta bisa memikirkan BKMS kedepannya. Dengan pola pikir konsolidasi pengetahuan dan konsolidasi organisasi, BKMS akan berkembang dengan dahsyat.”
Perkembangan BKMS juga akan berimplikasi kepada perkembangan fakultas. Dekan FIB berulang kali mengatakan “Kita perlu mendorong mahasiswa untuk kritis, kreatif dan kompetitif.” Siapa tau dengan OSPEK itu akan lahir mahasiswa sejarah yang kritis dan ingin mengikuti berbagai tulis dan lomba lainnya, kami persilahkan. Fakultas memfasilitasi dan dekan telah menyiapkan anggaran dari wadek3. Maka OSPEK jangan dijadikan hanya sebagai kumpul-kumpul, tapi harus ada konsolidasi pengetahuan dan konsolidasi organisasi.
Di sekitar tempat OSPEK itu diduga informasinya banyak situs dan peninggalan purbakala, di Andongsari, Pontang, Kota Blater, sampai Watangan, Bande Alit. Mungkin kalian tertarik untuk menelitinya.
Yang pasti saya bahagia sekali karena sudah bisa luring dan kawan-kawan bisa tatap muka. Sehebat-hebatnya teknologi, percayalah tidak bisa mengalahkan perjumpaan langsung. Seperti lagu Layang Swaranya Ratna Antika itu, roso kangen itu tidak bisa di penuhi hanya dengan WA dan videocall. Saya dan Mas Harto itu juga sudah kangen sekali kuliah di kelas, karena kuliah di kelas itu akan sangat dinamis. Kalau kuliah online ini kita tidak tahu, apakah sedang tidur, ndlosor kekenyangan makan, kita tidak tau. Perjumpaan langsung ini kata Ranta Antika menjadi tombo kangene ati.” tutup Ikwan.[:]