[:id]Dalam rangka Webinar rutin bulanan NGONTRAS#4 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-4), HISKI Komisariat Jember menyiapkan Seminar Nasional dengan tema Kuasa Bahasa. Ketika dihubungi, Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum., ketua HISKI Komisariat Jember, menjelaskan bahwa untuk mengapresiasi bulan bahasa, HISKI Komisariat Jember turut ambil bagian, yakni berupaya untuk mengulik persoalan praktik kebahasaan, difokuskan pada kuasa bahasa. Dikatakannya bahwa HISKI Komisariat Jember tidak hanya membahas sastra secara sempit, tetapi lebih berorientasi ke metasastra, yakni relasi sastra dengan bidang-bidang lain, termasuk bidang bahasa.
Persoalan kuasa bahasa bukanlah tema yang benar-benar baru. Namun, fenomena kuasa bahasa cukup menarik dan tetap penting untuk didiskusikan karena menyangkut relasi kuasa di berbagai segmen kalangan masyarakat. “Untuk mengulik persoalan kuasa bahasa, kami mengundang profesor linguistik dari FIB UGM. Harapan kami, ada perspektif baru yang bisa didiskusikan. Agar diskusi menarik dan berimbang, kami juga mengundang profesor linguistik dari FIB UNEJ,” kata Heru, yang juga dosen di Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ.
Acara akan digelar kerja sama antara Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Sind FIB UNEJ), Kelompok Riset Kajian Linguistik Interdisipliner dan Terapan (KeRis KALITAN), dan Asosiasi Tradisi Lisan Komisariat Jember (ATL Jember), Sabtu mendatang (6/11/2021).
Pembicara yang akan menjadi narasumber adalah Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A., dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), Yogyakarta, dan Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd., dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), dengan moderator Dr. M. Ilham, M.Si., dosen FIB UNEJ yang sekaligus ketua ATL Jember.
Putu Wijana ketika dihubungi menjelaskan bahwa potensi bahasa memiliki kekuatan dan kekuasaan, di antaranya untuk mempengaruhi mitra tutur. Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, lebih dari itu juga sebagai alat untuk menguasai. Di sisi lain, bahasa juga untuk sarana bermain. Dijelaskan bahwa sebagai pengejawantahan makhluk yang gemar bermain, manusia mengkreasikan bahasa untuk bermain-main. “Terkait dengan kreativitas masing-masing individu, terbukti dihasilkan berbagai karya verbal estetis dengan berbagai tingkatannya. Termasuk permainan untuk menguasai pihak lain,” kata Putu.
Pakar linguistik yang humoris dan kini bertransformasi menjadi penyair (telah menerbitkan empat buku kumpulan puisi) ini, menegaskan bahwa bahasa dapat dikreasikan untuk memperkokoh hal-hal yang memiliki keterkaitan dengan agama dalam berbagai aspeknya. Seperti Tuhan dengan sifat-sifat, berbagai mujizat, dan kekuasaan-Nya, ajaran praktik-praktik cara mendekati-Nya, Nabi dan sahabat-sahabat-Nya, hari raya untuk memperingati kebesaran-Nya.
Putu mencontohkan, dalam ajaran Hindu Dharma, permainan bahasa dilakukan dengan menghubungkan satuan-satuan lingual dari berbagai bahasa, baik bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing. Dengan permainan yang sedemikian rupa, sering kali para kreator tidak menyadari bahwa yang dilakukannya adalah sinkretisme. “Hal semacam ini sebenarnya susah untuk dicari hubungannya. Namun, karena berlandaskan pada keyakinan yang kuat, maka upaya rekayasa bahasa ini dapat diwujudkan. Banyak tokoh agama, dari berbagai agama di Indonesia, yang menggunakan pola kuasa bahasa semacam ini,” kata Putu.
Bambang Wibisono ketika dihubungi mengungkapkan bahwa kekuatan bahasa ada pada tataran tingkat mikro dan makro. Pada tingkat mikro, kekuatan di balik bahasa adalah pemilik kekuatan, uang, status sosial, atau kualitas pribadi seseorang, yang dengan kemampuannya mengungkapkan sesuatu dalam bahasa, ia mempengaruhi pendengar. “Pada tataran makro, kekuatan di balik bahasa adalah kekuatan kolektif masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Atau, merupakan vitalitas etnolinguistik,” kata Bambang.
Bambang juga menjelaskan bahwa bahasa memiliki daya atau kekuatan untuk mempertahankan dominasi gender, rasis, dan agama yang berpihak pada kelompok pengguna bahasa tertentu di atas yang lain. Kekuatan bahasa lainnya adalah pengaruhnya yang besar terhadap persatuan dan perselisihan. “Bahasa berkekuatan untuk menciptakan pengaruh atau kuasa melalui kata-kata tunggal, pidato, narasi dalam kampanye politik, munculnya pemimpin, atau narasi teroris. Jadi, di situ ada kuasa bahasa,” kata Bambang.
Dijelaskan pula oleh Bambang bahwa bahasa tidak hanya berdaya untuk sarana perekam dan penyampai pikiran, dan menjalin kerja sama, tetapi juga berdaya untuk membujuk, meminta, bahkan memaksa orang lain melakukan tindakan tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh penuturnya. “Bahasa memiliki daya untuk membentuk perilaku dan mempengaruhi perilaku orang lain. Oleh karena itu, orang-orang yang berkeinginan meraup kuasa, maka harus mau dan mampu menebar bahasa,” kata Bambang.
Peserta yang akan mengikuti acara NGONTRAS#4, Sabtu, 6 November 2021, pukul 10.00—12.00 WIB (Ruang zoom dibuka pukul 09.30 WIB), tidak perlu mendaftar dan cukup klik pada Join Zoom Meeting: https://bit.ly/NGONTRAS-4, Meeting ID: 925 4412 7778, Passcode: HISKI-JEMBER. Peserta yang belum masuk Grup WA, diharapkan masuk grup dengan tujuan untuk memudahkan mendapatkan informasi kegiatan NGONTRAS berikutnya, dengan klik https://bit.ly/GRUPC_NGONTRAS. Peserta juga dapat mengunjungi Portal HISKI Jember untuk mengunduh secara gratis file buku dan prosiding, dengan klik http://hiskijember.fib.unej.ac.id. Atau menyaksikan rekaman NGONTRAS sebelumnya melalui Kanal Youtube HISKI JEMBER OFFICIAL dengan klik https://bit.ly/YoutubeHISKIJember.[:]