https://kecamatangarutkota.com/ https://kepolisian.com/ https://informasidaerah.com/ https://www.hansberrygarden.com/ SLOT GACOR RP8888 https://repository.unipi.ac.id/ SLOT GACOR https://pcgameshighlycompressed.com/
https://wdbos.hayalakademisi.com/ https://prada188.hayalakademisi.com/ https://rajatogel.hayalakademisi.com/ https://k86toto.hayalakademisi.com/ https://sbotop.hayalakademisi.com/ https://qqdewa.hayalakademisi.com/
MATINYA MORALITAS VICTORIA DAN MUNCULNYA SUBYEK PEREMPUAN PASCA-VICTORIA DALAM NOVELA “THE VIRGIN AND THE GIPSY” KARYA D.H. LAWRENCE – FAKULTAS ILMU BUDAYA

MATINYA MORALITAS VICTORIA DAN MUNCULNYA SUBYEK PEREMPUAN PASCA-VICTORIA DALAM NOVELA “THE VIRGIN AND THE GIPSY” KARYA D.H. LAWRENCE

Fitri Aningsih

 

ABSTRAK

 

Artikel ini membahas tentang moralitas Victoria dan moralitas pasca-Victoria yang direpresentasikan dalam novela karya D.H. Lawrence yang berjudul The Virgin and the Gipsy terbitan tahun 1930. Dalam artikel ini terdapat dua pertanyaan. Pertanyaan pertama mengenai moralitas Victoria dan moralitas pasca-Victoria yang direpresentasikan ke dalam novela. Pertanyaan kedua mengenai alasan terbentuknya ideologi dalam novela. Penelitian ini menggunakan teori Stuart Hall tentang representasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode dokumenter. Ada tiga tahapan proses dalam penelitian ini. Pertama, menganalisis representasi tersebut dengan menggunakan analisis wacana dari Foucault yang didasarkan pada teori representasi dari Stuart Hall. Kemudian, representasi itu dikategorikan menjadi dua jenis yaitu representasi mengenai moralitas Victoria dan moralitas pasca-Victoria. Kedua, mencari ideology dari representasi tersebut. Ketiga, menemukan alasan dari terbentuknya ideologi tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa D.H. Lawrence melalui The Virgin and the Gipsy telah merepresentasikan moralitas Victoria dan moralitas pasca-Victoria. Dari representasi ini ia memperlihatkan keberpihakannya pada moralitas pasca-Victoria. Menurutnya, moralitas Victoria dapat menghambat kreativitas seseorang. Di sisi lain, moralitas ini dibuat bukan hanya untuk mengontrol masyarakat tetapi juga untuk menjaga kenyamanan para kelas atas. Hal ini dapat dikatakan bahwa moralitas Victoria merupakan bentuk dari kebijakan yang tidak adil. Moralitas pasca-Victoria merupakan sebuah bentuk perlawanan atas moralitas Victoria. Moralitas pasca-Victoria membawa nilai-nilai liberalisme. Nilai-nilai ini menjadi dasar dari perubahan, pertumbuhan, kemajuan, dan revolusi terhadap peradaban manusia.

 

Kata kunci: representasi, Stuart Hall, analisis wacana, moralitas Victoria, moralitas pasca-Victoria.

 

Related Posts

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa