Konstruksi Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Yang Liu Karya Lan Fang (Kajian Feminis)

RINGKASAN

 

Konstruksi Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Yang Liu Karya Lan Fang (Kajian Feminis); Nurul Aini, 110110201031, 2016, 108 halaman, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.

 

Skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan relasi kuasa laki-laki dan perempuan, eksistensi tokoh perempuan, dan konstruksi perempuan dalam kumpulan cerpen Yang Liu karya Lan Fang. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dan feminisme. Pendekatan struktural digunakan untuk mempermudah memahami unsur-unsur novel yang berupa tema, penokohan dan perwatakan, serta konflik. Teori yang digunakan dalam feminisme adalah teori feminisme eksistensialis serta teori konstruksi.

Melalui pendekatan struktural diperoleh gambaran sebagai berikut: tema mayor cerpen “CIDdT” adalah  perlawanan perempuan terhadap kesewenang-wenangan suami. Tema mayor tersebut didukung tema-tema minor yang meliputi: (1) Kegigihan membuahkan hasil yang baik; (2) Penghianatan suami mengakibatkan tindakan kriminal istri. Tokoh utama adalah Lan Fang, sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh pengacara, dan tokoh suami. Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik antara manusia dengan manusia yang terjadi antara Lan Fang dan tokoh suami; dan antara Lan Fang dan tokoh pengacara.

Tema mayor ”Yang Liu” adalah perempuan yang hidup di bawah mitos akan hidup dalam ketakutan. Tema mayor didukung oleh tema minor (1) Kepercayaan dan tradisi pemakaman Tionghoa. Tokoh utama adalah Lan Fang, sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh aku. Konflik yang terdapat dalam cerita adalah konflik batin yakni konflik antara manusia dengan kata hatinya yang  terjadi pada diri tokoh Lan Fang dan tokoh aku.

Tema mayor “Ulang Tahun Koko” seorang perempuan yang memutuskan hidup mandiri harus berkerja dengan keras. Tema mayor tersebut dilengkapi dengan tema minor yang mendukung yaitu (1) Kebahagiaan tidak diukur dengan uang. Tokoh utama adalah tokoh aku dan tokoh bawahan adalah Koko dan Pak Hendra. Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik manusia dengan manusia terjadi pada tokoh aku dan Pak Hendra dan konflik batin berupa konflik antara manusia dan kata hatinya terjadi pada tokoh aku.

Tema mayor “Bayi Ketujuh” adalah seorang perempuan yang kehilangan hak atas alat reproduksinya sendiri akan menderita. Tema mayor didukung oleh tema minor yaitu (1) Kepercayaan kuat pada tradisi Tionghoa. Tokoh  utama adalah Lan Fang, dan tokoh bawahan adalah tokoh mertua perempuan dan tokoh suami.  Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik antara manusia dengan manusia. Konflik terjadi pada tokoh Lan Fang dan tokoh mertua perempuan dan antara tokoh Lan Fang dan tokoh suami

Melalui analisis feminisme eksistensialis ditemukan adanya relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh konstruksi sosial masyarakat. Bahwa istri harus mematuhi suami, mitos yang diciptakan patriarki selalu benar, perempuan tidak mampu menjadi ibu sekaligus menjadi perempuan karir, perempuan memiliki nilai lebih rendah dari laki-laki. Tokoh perempuan dalam keempat cerpen adalah perempuan mandiri, berfikiran kritis, dan selalu mampu menunjukkan eksistensinya agar keberadaannya diakui masyarakat. Mereka juga bertanggung jawab atas konsekuensi yang harus diterima karena perbuatannya. Dengan teori konstruksi ditemuka pula bahwa perempuan telah dikonstruk oleh masyarakat patriarki dalam segala hal. Peran yang boleh mereka lakukan, pembagian kerja, cara mereka bersikap, hingga bentuk kecantikan perempuan. Semua hal yang ideal untuk perempuan telah dikonstruk berdasarkan kepentingan patriarki.

Leave a Reply