Bekali Soft Skill Mahasiswa, Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ Selenggarakan Workshop Digital Advertising

Dunia kerja tidak hanya membutuhkan hard skill berupa ilmu, tetapi juga soft skill berupa keterampilan. Untuk itu, mahasiswa perlu dibekali dengan soft skill. Salah satu soft skill yang potensial menunjang dunia kerja adalah keterampilan berkomunikasi, di antaranya menyangkut digital advertising.

Demikian rangkuman kegiatan Workshop Digital Advertising. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Sind FIB UNEJ), dengan mengundang praktisi advertising Don Ramadhan Bawazir, S.H. dan Andi Saputra, S.H. dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan K-Radio Jember, dipandu Wulan Faradila (mahasiswa Sastra Indonesia), dilaksanakan secara luring, di Aula Sutan Takdir Alisyahbana FIB UNEJ, Minggu (24/9/2023). Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Sastra Indonesia.

Dalam sambutan mewakili Dekanat, Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Dr. Agustina Dewi Setyari, M.Hum., menekankan pentingnya keterampilan tambahan bagi mahasiswa, di antaranya komunikasi dan kreativitas. Dijelaskannya bahwa digital advertising merupakan salah satu implemetasi soft skill yang perlu dikuasai oleh mahasiswa. Dengan basis penguasaan bahasa, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan digital advertising, baik untuk mengikuti kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang rutin diselenggarakan Kemendikbudristek, maupun untuk menyongsong dunia kerja. “Mahasiswa dapat belajar secara langsung kepada ahlinya dalam workshop ini,” tandas Dewi.

Wulan Faradila, dalam memandu acara, mengawalinya dengan mengulik latar belakang dan riwayat kedua pembicara. Diketahui bahwa kedua pembicara yang memiliki latar pendidikan formal bidang hukum tersebut tertarik dan menekuni komunikasi melalui media massa, yang membawanya ke organisasi profesi Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Don Ramadhan Bawazir, pembicara pertama yang menyampaikan materi berjudul “Untuk Siapa Digital Marketing?” menekankan pentingnya mengikuti dinamika sosial dan perkembangan media, terutama media digital. Lelaki kelahiran Jember, 27 Februari 1997, tersebut menjelaskan bahwa era digital memerlukan sarana-prasarana digital, termasuk dalam hal marketing. Di sisi lain, diungkapkan juga bahwa substansi yang penting dari digital marketing adalah digital advertising, yakni bentuk komunikasi untuk mempromosikan produk dengan saluran digital dan platform.

Lebih lanjut Don menjelaskan bahwa untuk merancang iklan digital (digital ads) perlu disiapkan konsep promosi dan dipilih bentuk atau platform promosi. Hal tersebut penting karena, berdasarkan data, 78,9% dari 273,8 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif internet. Untuk itu, menurutnya, pemasaran haruslah berbasis data, karena pasar bersifat heterogen dan setiap pelanggan adalah unik karena tersegmentasi. “Pemasaran yang efektif harus berbasis profil konsumen, dengan mempertimbangkan faktor geografis, demografis, psikografis, dan perilaku,” jelas Don, yang telah memiliki pengalaman kerja sebagai Reporter dan General Manager K-Radio Jember.

Di sisi lain, Don mengungkapkan format digital advertising, di antaranya Search Engine Optimization (SEO) dan Search Engine Marketing (SEM). Ragam iklan yang dapat ditelusur melalui mesin pencari tersebut, di antaranya Paid Search Ads, Display Ads, Native Ads, SM Ads, Audio/Video Ads, Mobile Ads, dan Email Ads. Meskipun demikian, Don menekankan pentingnya bahasa iklan. “Bahasa iklan harus persuasif, memiliki slogan khusus, menggunakan sudut pandang orang pertama, dan informatif,” jelas Don, anggota AJI yang mengenyam pendidikan advokat PERADI.

Andi Saputra, pembicara kedua yang menyampaikan materi berjudul “Mantra Kata-Kata: Copywriting Essentials, the  Call to Action” menekankan pentingnya bahasa atau kata-kata sebagai ajakan untuk melakukan tindakan. Lelaki kelahiran Lampung Timur, 12 Desember 1996, tersebut mengungkapkan bahwa kata-kata atau bahasa memiliki kekuatan, bagaikan “mantra”, dalam rangka untuk mempengaruhi pilihan konsumen. Meskipun demikian, hal tersebut tidak dapat lepas dari empat serangkai, yakni selling, marketing, advertising, dan branding (penjualan, pemasaran, periklanan, dan merk).

Lebih lanjut Andi menjelaskan bahwa digital advertising mencakup bagian organik yang meliputi copywriting dan graphic designer, juga paid promote yang meliputi media massa (TV, cetak, online, dan radio), social media specialist, dan influencer. Diungkapkan bahwa copywriting merupakan metode pembuatan materi tulisan untuk iklan, materi publisitas, atau konten promosi lainya. Sementara itu, Call to Action (CTA) adalah tulisan, gambar, atau ucapan untuk menstimulus audiens agar bertindak/melakukan sesuatu. “Selain gambar, pilihan kata-kata yang tepat merupakan power tersendiri untuk iklan,” jelas Andi, anggota AJI yang memiliki pengalaman kerja sebagai Kontributor Parboaboa.com dan Kabiro Biro PT Siber Visual Intermedia.

Di sisi lain, Andi mengungkapkan rumus copywriting, yakni 4P, meliputi copywriting 1.0 (product-driven), copywriting 2.0 (customer-oriented), copywriting 3.0 (human–centric), dan copywriting 4.0 (moving to digital). Hal tersebut perlu disesuaikan dengan gambaran calon konsumen. Untuk itu, Andi menekankan model tulisan dengan memanfaatkan rima, modifikasi, kontradiksi, dan habit. Diungkapkan pula tentang rumus konten, baik untuk disimpan (infografis, rekomendasi, cheklist, tutorial, fitur, review), di-share (konten trending, breakingnews, meme, interview, dan giveaway), di-komen (mini kuis, tanya-jawab, diskusi, perbandingan, sneak peak), maupun di-like (konten motivasi, quot, review, pencapian, dan behind the scane). “Semua itu harus dalam frame digital,” jelas Andi, yang kini sedang menempuh pendidikan S-2 di FH UNEJ.

Kegiatan yang diikuti sekitar 90-an peserta tersebut berlanjut dengan diskusi interaktif hingga acara berakhir.***

Related Posts

Leave a Reply