[:id]Selamat dan sukses atas pengukuhan guru besar baru FIB-UNEJ, Prof.Dr.Sukarno, M.Litt
Sukarno, secara resmi dikukuhkan dalam rapat senat terbuka Universitas Jember (13/12) sebagai Guru besar bidang Analisis Wacana bersama Prof. Dr. drg. FX. Ady Soesetijo, Sp.Pros., (FKG) sebagai guru besar bidang prostodonsia, Prof. Dr. Syaiful Bukhori, ST., M.Kom., (FT) sebagai guru besar bidang kecerdasan buatan.
Guru besar dalam bidang analisis wacana ini menguraikan betapa posisi orang yang berhutang sangat lemah, bahkan dari sisi bahasa. “Jika surat perjanjian hutang piutang ditelisik lebih teliti lagi, maka tampak jelas bagaimana seorang debitur tidak berdaya di hadapan kreditur. Hal ini tampak dalam pemilihan kata dan frasa dalam Surat Perjanjian Pembiayaan Kendaraan, dan juga perjanjian hutang piutang lainnya, yang cenderung memposisikan kreditur sebagai pihak yang mendominasi,” tutur profesor yang menulis pidato pengukuhan berjudul “Membongkar Kuasa Di Balik Bahasa : Kekuasaan, Dominasi, Dan Ketidaksetaraan hubungan Antar Pelibat Wacana”.
“Pendekatan kajian kritis menempatkan wacana sebagai suatu kekuatan, sehingga wacana juga dipandang sebagai cermin suatu relasi kekuasaan dalam praktik sosial. Misalnya dalam surat perjanjian dimana pada sisi debitur muncul verba berkewajiban, membayar, menjaminkan, menyerahkan dan sejenisnya. Sementara untuk kreditur menggunakan verba berhak, menerima, menyetujui, mengijinkan, menyesuaikan, menentukan, menolak dan seterusnya, yang menunjukkan dominasinya,” jelas Prof. Sukarno. Dosen di Fakultas Ilmu Budaya ini lantas menyarankan agar debitur harus sabar dan jeli mencermati isi perjanjian sebelum menandatanganinya. Sebaliknya bagi kreditur, seharusnya menempatkan debitur sebagai mitra dan bukan hanya obyek penderita belaka.[:]