[:en]DARLING’S HYBRID IDENTITY IN NOVIOLET BULAWAYO’S WE NEED NEW NAMES[:id]IDENTITAS HYBRID PADA KARAKTER DARLING DALAM NOVEL WE NEED NEW NAMES KARYA NOVIOLET BULAWAYO[:]

[:en]Abdul Aziz Yusuf

 

Abstract

Through We Need New Names, Bulawayo exposes the crisis happened in Zimbabwe which triggers the migration of many Zimbabweans to South Africa or United States. She tells the difficulties undergone by immigrants in United States through Darling’s character, the main character of the novel. As an immigrant, Darling experiences a lot of difficulties in adjusting to her new environment due some huge cultural differences between her homeland and the host country. This novel is analyzed using hybridity theory through Homy K. Bhabha’s perspective. Darling’s process to acquire hybridity is analyzed and divided into three stages in correlation with Bhabha’s three key concepts; unhomeliness, mimicry, and hybridity. In attempts to blend in, Darling has to negotiate the host culture and let go off some of her own culture. However, she still gets to maintain some of her own culture that are tolerable in the host society. This studies concludes that Darling ultimately acquires hybridity after a sequence of attempts where she practices the host society’s cultures and maintains her own culture in the same time. NoViolet Bulawayo, as the author of the novel, agrees with the concept of hybridity as a strategy to survive in the host country since these cultural differences and difficulties to adapt in the new environment are inevitable for the immigrants.

 

Keywords: Diaspora, Hybridity, Identity, Mimicry, Unhomeliness.[:id]Abdul Aziz Yusuf

 

Abstrak

 

Melalui novel We Need New Names, Bulawayo memaparkan krisis yang terjadi di Zimbabwe yang menjadi penyebab banyaknya warga yang bermigrasi ke Afrika Selatan maupun Amerika Serikat. Dia lalu menceritakan masalah-masalah yang biasa dialami oleh imigran di Amerika Serikat melalui sang karakter utama, Darling. Sebagai seorang imigran, Darling mengalami banyak kesulitan dalan beradaptasi dikarenakan oleh banyaknya perbedaan antara negara asal dan negara yang ia tinggali saat ini. Novel ini dianalisa menggunakan teori hibriditas melalui pandangan Homy K. Bhabha. Proses yang dilalui Darling dianalisa dan dibagi menjadi tiga fase mengikuti tiga konsep utama dalam teori Bhabha, yaitu unhomeliness, mimicry, dan hibriditas. Sebagai usaha dalam beradaptasi, Darling harus menegosiasikan budaya Amerika dan melepas sebagian budaya aslinya. Meski demikian, dia masih bisa menjaga sebagian budaya aslinya yang masih bisa ditoleransi di Amerika Serikat. Kajian ini berkesimpulan bahwa Darling pada akhirnya mampu mencapai hibriditas setelah proses yang cukup panjang dimana ia mampu mengaplikasikan budaya penduduk local dan sekaligus menjaga budayanya sendiri pada saat yang bersamaan. NoViolet Bulawayo sebagai penulis novel setuju dengan konsep hibritas sebagai strategi untuk bertahan di negara tujuan mengingat perbedaan budaya dan kesulitan untuk beradaptasi merupakan hal yang tak dapat terelakkan bagi para imigran.

 

Kata Kunci: Diaspora, Hibriditas, Identitas, Mimikri, Unhomeliness.[:]

Related Posts

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa