[:id]Yudisium periode 5 tahun akademik 2020/2021 (8/9) dilaksanakan di Aula Sutan Takdir Alisyahbana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember secara daring dan menghadirkan beberapa perwakilan sarjana.
Dekan, Prof. Sukarno membuka secara langsung sidang senat terbuka dengan agenda tunggal upacara yudisium sarjana dan magister serta menetapkan mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember sebanyak 36 orang, dinyatakan telah menyelesaikan studi pada masing-masing jurusan dan program studi, yaitu:
- Jurusan Sastra Inggris sebanyak 3 orang,
- Jurusan Sastra Indonesia sebanyak 19 orang,
- Jurusan Sejarah sebanyak 3 orang,
- Program Studi Televisi dan Film sebanyak 6 orang, dan
- Program Studi Magister Linguistik sebanyak 5 orang
Siska Ayu Kartika dari jurusan Sastra Indonesia, dalam sidang senat terbuka tersebut dinyatakan sebagai lulusan tercepat dengan lama studi 3 tahun 9 bulan 24 hari. Dan A’yuni Sofinatul Mubarokah juga dari jurusan Sastra Indonesia sebagai lulusan dengan Indeks Prestasi (IP) tertinggi 3,77 predikat dengan pujian.
A’yuni Sofi sebagai perwakilan yudisi menyampaikan rasa terimakasih kepada segenap pimpinan dan dosen yang telah mengantarkannya lulus. Tak ada kata menyerah untuk meraih sukses, walaupun kadangkala dosen menjadi korban postingan mahasiswa dan kami menjadi buronan skripsi. Untuk semua itu, kami mohon maaf, kata Sofi.
Kepada teman-teman yudisi, Sofi tidak lupa mengucapkan selamat karena telah menyelesaikan tugas berat menyelesaikan skripsi dan studi. Sofi berdoa, semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sofi mengajak kepada semua peserta yudisi untuk berdoa semoga pandemi covid-19 cepat berakhir dan perkuliahan tatap muka bisa segera dimulai kembali.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Sukarno menyampaikan pelaksanaan yudisium dilaksanakan secara terbatas dan daring karena masih pandemi. Rasa syukur Alhamdulillah, pandemi covid lambat hari semakin menurun. Dimasa-masa pandemi ini, masa perkuliahan dirasa semakin hari semakin aneh. Dimana mahasiswa baru belum tahu kampus dan dosennya, bahkan mahasiswa angkatan 2019 baru satu semester tatap muka selanjutnya karena pandemi harus tatap muka secara online. Banyak mahasiswa yang belum kenal dengan dosennya bahkan ada yang belum tau kampusnya. Kita berharap betul pandemi covid-19 segera berakhir dan kembali bertatap muka secara langsung di kampus tercinta.
Saya saat ini merasa bangga bisa mengantarkan putra-putri bapak/ibu melalui yudisium, kata Sukarno.
Kepada para yudisi, Sukarno menyampaikan pada prinsipnya hidup ini bagaimana mengalami masalah dan menyelesaikannya. Seperti halnya mahasiswa dalam berproses di Fakultas Ilmu Budaya mungkin banyak mengalami masalah, dan pada akhirnya bisa menyelesaikan masalah itu hingga lulus kuliah. Setelah selesai kuliah jangan kemudian terlena, masih ada masalah menunggu. Tidak ada kesalahan mahasiswa tidak sepenuhnya menjadi kesalahan mahasiswa, maka sebagai pimpinan kami mewakili dosen dan tendik minta maaf bila ada kesalahan.
Kami akan mengevaluasi beberapa hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, contoh dalam pembimbingan tugas akhir baik hal pembimbingannya ataupun pembimbingnya. DPU dan DPA bisa jadi bermasalah dimana DPU sudah ok, ternyata pada DPA belum juga ok. Itu akan kita evaluasi melalui buku pedoman sehingga ada sinergi didalamnya, terang Sukarno.
Sukarno menutupnya dengan ucapan selamat dan sukses kepada semua yudisi, semoga ilmunya dapat bermanfaat dan mengantarkan kesuksesan di masa depan. Tetap jaga nama baik almamater dan jangan putus hubungan komunikasi dengan kampus melalui tracer study. (/bob)