[:en]Centrality of lexical categories subject and complement in the processing of simple sentences: a study of automaticity among juniors of English Department, Jember Universit[:id]Sentralitas dari kategori leksikal subjek dan komplemen dalam pembuatan kalimat-kalimat simple: sebuah penelitian tentang Automatisasi pada junior fakultas sastra inggris, Universitas Jembe[:]

[:en]SUMMARY

 

Centrality of lexical categories subject and complement in the processing of simple sentences: a study of automaticity among juniors of English Department, Jember University; Galang Fajaryanto, 100110101109; 2016:111 pages; English Department, Faculty of Humanities, Jember University.

‘Automaticity’ is a phenomenon that usually happens and it is mostly considered as a common thing. Some people believe that the automaticity of L2 learners represents a good competence (expert user) in L2 production. Sometimes, L2 learners can make mistake or error in L2 production. On the other hand, some people have the automaticity that is completed with a good competence toward the L2. The way how they learn the L2 becomes one of the factors that establish the automaticity level and their competence. Here, the researcher conceives that ‘automaticity’ is a complex combination of thought especially in language learning process and it is observed through language production in written test. How the participants respond the written test and show their competence to choose the consideration factor between subject and complement in the predicate decision. It is become the indicator to analyze the automaticity in the language production (L2 production).

The goal of this study is to find out (i) the participants who succeed successfully in using Be and Inf verb in simple sentence (ii) how the lexical categories affect the participants to decide the appropriate predicate (iii) how the learning process affects the predicate decision. This study uses quantitative and qualitative methods that show several charts and tables as the tabulation, and interpretation from the questionnaire. Here, the researcher organizes two instruments to collect the data; cloze test and open-ended questionnaires. The cloze test is used to show the participants’ automaticity and the understanding of consideration factor in the predicate decision. The open-ended questionnaire is used to prove the condition of participants during the test and collect the information about their learning habit. The researcher uses random sampling method because this research tries to observe the common probability of the participants’ automaticity and competence in L2 production. In addition, the researcher also tries to find the relation between the participants’ learning tendency (monotonous or various learning) and the participants’ automaticity.

The conclusion of this research shows that the participants tend to use Be rather than Inf verb. On the other hand, in the centrality factor, the data show that the dominant choice is ‘Both/Meaning’. The data indicate that the participants choose ‘Both/Meaning’ as the option because they do not understand the referential relation between subject and complement in the predicate decision. All of the participants answer the test automatically and it proves that automaticity is not only based on certain type of learning method but also it is based on various learning methods. The differences between those methods explicitly reveal that multi-learning in which the participants use various media and learning activities affects the participant in using various words. Meanwhile, the ‘drilling’ or monotonous learning affects the participants to use Be as the consistent mapping. The participants’ automaticity tends to move toward the over reliance of Be to connect ‘Subject’ and ‘Complement’ in simple sentence. Besides being relevant with its logical meaning of the output, this seems not to allow creativity to flourish.

 [:id]RINGKASAN

 

Sentralitas dari kategori leksikal subjek dan komplemen dalam pembuatan kalimat-kalimat simple: sebuah penelitian tentang Automatisasi pada junior fakultas sastra inggris, Universitas Jember; Galang Fajaryanto, 100110101109; 2016

‘Automatisasi’ adalah sebuah fenomena yang biasa terjadi dan seringkali dianggap sebagai sebuah hal biasa. Beberapa orang mempercayai bahwa automatisasi dari pembelajar L2 merepresentasikan kompetensi yang bagus (pengguna ahli) dalam produksi L2. Mekipun, terkadang pembelajar-pembelajar L2 bisa membuat kesalahan atau eror dalam produksi L2. Disisi lain, beberapa orang memiliki automatisasi yang disertai dengan kompetensi yang bagus pada L2. Dalam penelitian ini, peneliti mempercayai bahwa ‘automatisasi’ adalah sebuah kombinasi kompleks dalam proses pembelajaran bahasa dan itu di amati melalui produksi bahasa pada tes tertulis. Bagaimana partisipan merespon tes tulis dan menunjukkan kompetensi mereka untuk memilih faktor pertimbangan antara subjek dan komplemen dalam penentuan predikat. Hal itu dijadikan indikator untuk mengamati automatisasi dalam produksi bahasa (produksi L2).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari (i) partisipan-partisipan yang secara berturut-turut berhasil menggunakan Be dan Inf verb dalam kalimat simple (ii) bagaimana kategori-kategori leksikal mempengaruhi partisipan untuk menentukan predikat yang cocok (iii) bagaimana proses belajar mempengaruhi penentuan predikat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang menunjukkan beberapa diagram dan tabel sebagai pengolahan dan interpretasi dari daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan dua instrumen untuk mengumpulkan dat; Cloze tes dan pertanyaan (yang berisfat) open-ended. Cloze tes digunakan untuk menunjukkan automatisasi partisipan dan pemahaman dari faktor pertimbangan dalam penentuan predikat. Pertanyaan open –ended digunakan untuk membuktikan condisi partisipan selama tes berlangsung dan mengumpulkan informasi tentang kebiasaan belajar mereka. Peneliti menggunakan metode sample acak karena penelitian inimencoba mengamati kemungkinan umum dari automatisasi dan kompetensi partisipan dalam memproduksi L2. Selain itu, peneliti juga mencoba untuk mencari hubungan antara kecenderungan belajar partisipan (belajar secara monoton atau bervariasi) dan automatisasi pertisipan.

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan cenderung menggunakan Be daripada Inf verb. Selain itu, dalam faktor sentral, data menunjukkan bahwa pilihan dominannya adala Both/Meaning.Dari data mengindikasikan bahwa partisipan memilih Both/Meaning sebagai pilihan karena mereka tidak memahami hubungan faktor acuan antara subjek dan komplemen dalam penentuan predikat. Keseluruhan partisipan menjawab tes  secara automatis dan hal ini membuktikan bahwa automatisasi tidak hanya berasal dari tipe belajar khusus tapi juga metode belajar yang bervariasi. Perbedaan antara keduanya secara eksplisit menunjukkan bahwa tipe belajar yang bervariasi yang didalamnya menggunakan beragam media dan katifitas belajar mempengaruhi partisipan dalam menggunakan beragam kata-kata. Sedangkan, ‘drilling’ atau belajar secara monoton mempengaruhi partisipan untuk menggunakan Be sebagai sebuah pemikiran yang konsisten. Automatisasi partisipan cenderung mengandalkan Be untuk menghubungkan subjek dan komplemen dalam kalimat simple. Daripada merelevansikan dengan pemaknaan logis dari arti,dan hal ini tidak membuat kreatifitas mereka berkembang.

 [:]

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa