Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember – Sabtu (15/12), mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia mempertunjukkan teater monolog yang terlihat berbeda, pada tahun ini teater monolog bisa dilihat streaming, mengantisipasi agar semuanya bisa menyaksikan teater tersebut tanpa harus datang ke tempat pertunjukan.Teater Monolog tersebut sebagai penilaian tugas ujian akhir semester yang menempuh matakuliah Teater I untuk mahasiswa Sastra Indonesia dengan dosen pengampu Bu Titik Maslikatin dan Bu Angel. Tahun sekarang ada gabungan dari mata kuliah Sinematografi ikut serta dalam penilaiaan tugas ujian akhir semester.
Diana Purnawati, selaku mahasiswi jurusan sastra indonesia angkatan 2016, berpendapat “Tetater monolog ini mungkin bisa sebagai referensi orang-orang, khususnya memanfaatkan media sosial seperti YouTube. Menurut dia kenapa dinamakan teater maraton, karena teaternya berturut-turut hanya jeda 1 menit per orang juga banyak yang tampil sekitaran 82 orang”. Hanum Suciati, selaku mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2015 berpendapat “Untuk tahun ini agak berbeda ya. Biasanya cuma disaksikan teman-teman sendiri, ya yang ikut mata kuliah itu saja. Kalau sekarang pakai live streaming di YouTube. Lumayan kreatif, biar mahasiswa yang gak bisa lihat langsung bisa lihat juga”.
Pertunjukan tersebut dilakukan di Pendopo Baru Fakultas Ilmu Budaya dari pukul 07.30 WIB sampai 17.00 WIB. Persiapannya sendiri dari satu bulan sebelum pementasan, entah itu latihan fisik, vokal, maupun naskah. Untuk persiapan panggungnya H-1 sebelum pementasan, dari pukul 08.00 WIB hingga subuh. Penataan artistiknya pun dilakukan oleh teman-teman yang akan tampil secara gotong-royong.
Pertunjukan tersebut dilakukan di Pendopo Baru Fakultas Ilmu Budaya dari pukul 07.30 WIB sampai 17.00 WIB. Persiapannya sendiri dari satu bulan sebelum pementasan, entah itu latihan fisik, vokal, maupun naskah. Untuk persiapan panggungnya H-1 sebelum pementasan, dari pukul 08.00 WIB hingga subuh. Penataan artistiknya pun dilakukan oleh teman-teman yang akan tampil secara gotong-royong.
Penulis: Desi dan Yofi