PERJUANGAN IDENTITAS KOMUNITAS SEDULUR SIKEP DI KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh : EKO CRYS ENDRAYADI

ABSTRAK

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, budaya, adat istiadat, agama, dan bahasa. Hal ini sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Namun, kehidupan pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia masih menunjukkan persoalan identitas dan pengakuan terhadap mereka, terutama terhadap komunitas Sedulur Sikep di Kabupaten Pati, yang saat ini mengalami diskriminasi dan termarginalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep dengan menggunakan pendekatan kajian budaya. Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah konstruksi identitas dan bentuk perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep?; (2) mengapa muncul perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep?; (3) apa makna perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep terhadap eksistensinya? Landasan teori yang digunakan adalah teori identitas sosial (Hendry Tajfel), teori subaltern (Gayatri Spivak), teori hegemoni (Antonio Gramsci), dan teori dekonstruksi (Jacques Derrida). Secara metodologis, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga instrumen utamanya adalah peneliti sendiri (human instrument) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Setelah data dianalisis, kemudian data disajikan secara narasi, tabel, dan foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas komunitas Sedulur Sikep saat ini merupakan hasil wacana dialogis antara komunitas Sedulur Sikep dengan komunitas non-Sedulur Sikep. Berdasarkan deskripsi munculnya perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep, maka komunitas Sedulur Sikep melakukan berbagai bentuk perjuangan di dalam praktik kesehariannya sebagai subaltern, seperti pendidikan, interaksi sosial kemasyarakatan, perkawinan, keagamaan, dan pelestarian sumber daya alam. Faktor pendorong munculnya perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep adalah faktor eksternal, yaitu aspek politik dan ekonomi serta faktor internal, yaitu aspek sosial budaya dan aspek keteladanan botoh Sedulur Sikep. Perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep telah berhasil membongkar makna lama yang negatif, sekaligus menampilkan makna baru yang positif. Makna baru tersebut adalah makna sebagai komunitas adat, makna kesetaraan, makna solidaritas, makna dalam hak menyatakan pendapat dan demokrasi, makna kesejahteraan dan kelestarian lingkungan, serta makna kebebasan beragama dan melaksanakan keyakinan kepercayaan. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Komunitas Sedulur Sikep adalah komunitas adat yang mempunyai kesamaan sekaligus perbedaan dengan komunitas non-Sedulur Sikep. Kesamaan muncul karena kedua komunitas ini berakar pada tradisi yang sama, perbedaannya komunitas Sedulur Sikep masih memegang tradisi/ajaran sikep, hidup secara tradisional, dan menganut agama Adam, sementara komunitas non Sedulur Sikep, hidup modern dan memilih agama negara. (2) Hak asasi komunitas Sedulur Sikep belum seluruhnya dilindungi negara, terutama hak untuk bebas memeluk agama dan kepercayaan karena agama Adam belum diterima sebagai agama negara. (3) Secara internal, komunitas Sedulur Sikep kini menguatkan tradisinya, seperti penguatan lingkungannya dan memaksimalkan keteladanan botoh. Adapun secara eksternal, menjalin solidaritas dengan komunitas non-Sedulur Sikep dalam pengelolaan sumber daya alam.

 

sumber : http://www.pps.unud.ac.id/

Baca Juga :

Disertasi Dr. Asrumi, M.Hum

Disertasi Dr. Akhmad Haryono, M.Pd

Disertasi Dr. Ikwan Setiawan, M.A.

Disertasi Dr. Sukarno, M.Litt

Related Posts

Leave a Reply