Pada tanggal 24 Juli 2025, upacara yudisium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember memiliki momen yang sangat spesial. Salah satu pembicara yang memberikan sambutan dan motivasi adalah Widarto, seorang alumni jurusan Ilmu Sejarah.
Perjalanan Inspiratif dari Alumni
Yang membuat momen ini begitu berkesan adalah fakta bahwa Widarto adalah mantan mahasiswa yang Dosen Pembimbing Akademiknya (DPA) saat ini telah menjabat sebagai dekan, yaitu Prof. Nawiyanto.

Dalam sambutannya, Widarto menyampaikan pesan inspiratif kepada para yudisium. Ia menekankan bahwa mereka patut bangga bisa menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Pengalaman hidup Widarto yang kini menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jember membuktikan bahwa ilmu yang diperoleh di fakultas tersebut memiliki nilai dan relevansi yang sangat tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat.
Kisah Widarto ini menjadi bukti nyata bahwa perjalanan dari seorang mahasiswa Fakultas Sastra (serkarang Fakultas Ilmu Budaya) hingga mencapai posisi penting di masyarakat adalah hal yang mungkin dan sangat membanggakan. Hal ini tentu menjadi motivasi kuat bagi para lulusan baru untuk menatap masa depan dengan optimisme.
Biografi Singkat Widarto: Dari Keraguan hingga Wakil Ketua DPRD Jember
Widarto, seorang tokoh yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jember, memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Kisah perjalanannya dimulai dari Desa Pacitan, tempat ia berasal.
Pada tahun 2001, Widarto memulai perkuliahan di jurusan Sejarah Fakultas Sastra (kini bernama Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Jember. Saat itu, ia sempat diliputi keraguan dan rasa pesimis karena jurusan sejarah dikenal dengan lulus paling lama hingga 7 tahun. Ia mempertanyakan masa depannya, “Nanti akan jadi apa dan bisa kerja apa?” pertanyaan yang seringkali muncul di benak banyak mahasiswa jurusan sejarah. Namun, ia tetap melanjutkan studinya dan berhasil lulus pada tahun 2006.
Kini, Widarto membuktikan bahwa kekhawatiran itu tidak beralasan. Ia merasa sangat bersyukur karena Ilmu Sejarah yang ia pelajari di kampus justru menjadi fondasi kuat dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan. Pemahaman akan dinamika masa lalu, analisis sebab-akibat, serta kemampuan memahami konteks sosial-politik yang didapatnya dari ilmu sejarah sangat relevan dalam menyelesaikan berbagai problematika masyarakat di Jember.
Berbekal ilmu tersebut, Widarto dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi anggota dewan dan bahkan menduduki posisi penting sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jember. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki aplikasi praktis yang sangat luas dan berharga dalam pengabdian kepada masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Jember, Widarto, memberikan motivasi kepada para yudisi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember. Ia menyoroti pentingnya ilmu yang didapat di bangku kuliah, terutama dari program studi sejarah, dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan.
Widarto menyampaikan bahwa kemampuannya dalam mengemban tugas pengabdian sebagai anggota dewan adalah hasil dari pendidikan yang ia tempuh di Universitas Jember. “Betapa keilmuan yang saya dapat dari program studi sejarah dapat kita aplikasikan dalam menjawab semua problematika masyarakat saat ini di Jember,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pemahaman sejarah membantunya dalam menganalisis dan merespons berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Jember. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari jurusan humaniora memiliki relevansi dan dampak praktis yang besar dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Nawiyanto, menyampaikan pesan penting kepada para yudisi dan alumni. Ia menekankan agar mereka senantiasa menjaga nama baik almamater.
Nawiyanto mengakui bahwa perjalanan akademik tidak selalu mudah. Ia menyinggung kemungkinan para mahasiswa mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan selama kuliah, seperti pelayanan yang kurang memuaskan atau kesulitan dalam mendapatkan bimbingan.
Namun, ia menegaskan bahwa pengalaman-pengalaman tersebut justru membentuk karakter yang kuat. “Semakin kuat Anda dalam berproses, maka tidak ada kesulitan nanti yang tidak bisa Anda selesaikan,” ujarnya.
Sebagai bukti, ia menunjuk pada keberhasilan para yudisi dalam menyelesaikan studi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan yang mereka hadapi selama kuliah telah melatih mereka untuk menjadi pribadi yang tangguh dan siap menghadapi masalah di masa depan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, yang dimaksud oleh Nawiyanto adalah:
- Pentingnya menjaga nama baik almamater. Nawiyanto meminta para alumni untuk mengenang hal-hal baik selama kuliah dan tidak menceritakan kejelekan-kejelekan yang mungkin pernah terjadi. Ini adalah pesan untuk mempertahankan reputasi baik Fakultas Ilmu Budaya di mata masyarakat.
- Dukungan dan doa untuk para alumni. Ia menegaskan bahwa pihak fakultas akan terus mendoakan kesuksesan para lulusannya agar bisa berhasil dalam persaingan di masyarakat. Hal ini menunjukkan hubungan yang berkesinambungan antara almamater dan alumninya.
- Ilmu sebagai fondasi utama meraih kesuksesan. Pernyataan utamanya, “Yang pasti bahwa dengan ilmu, menjadi pondasi Anda untuk bisa meraih dunia,” menekankan bahwa pengetahuan dan pendidikan yang telah mereka dapatkan adalah bekal paling penting. Ilmu bukan hanya sekadar gelar, melainkan landasan kuat yang akan memungkinkan mereka untuk bersaing, berprestasi, dan mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup.
