Jember, 8 Oktober 2025 – Kabar membanggakan datang dari kancah sinema nasional. Tim mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (UNEJ) berhasil meraih Juara 2 Kategori Film Dokumenter (Prosfisi Award) dalam ajang Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) 2025 yang diselenggarakan oleh ISBI Bandung.
Karya dokumenter yang mengharumkan nama UNEJ ini berjudul “SAULAK: Melawan Modernisasi,” digawangi oleh sutradara utama Dandy Ferdyansyah bersama tim solid dari PSTF FIB UNEJ. Film ini menyoroti isu pelestarian budaya lokal di tengah gempuran modernisasi yang tak terhindarkan.
“SAULAK” dinilai berhasil menangkap narasi yang kuat dan visual yang estetik dalam merekam perjuangan masyarakat mempertahankan identitas kulturalnya. Penghargaan bergengsi ini diumumkan pada malam puncak FFBN 2025 yang menjadi barometer bagi insan perfilman di lingkungan pendidikan seni dan budaya.
Apresiasi dari Dekanat dan Program Studi
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Prof. Nawiyanto, menyampaikan kebanggaan dan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian luar biasa ini.
“Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Dandy Ferdyansyah dan seluruh tim PSTF yang telah membawa pulang Prosfisi Award. Film ‘SAULAK’ membuktikan bahwa mahasiswa FIB tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga mampu menterjemahkan kekayaan budaya Nusantara menjadi karya visual yang menggetarkan dan berdampak. Apresiasi ini juga untuk Program Studi PSTF yang telah menciptakan ekosistem kreatif yang produktif,” ujar Prof. Nawiyanto.
Senada dengan Dekan, Ketua Program Studi Televisi dan Film (PSTF) FIB Universitas Jember, M. Zamroni, menekankan pentingnya prestasi ini sebagai motivasi.
“Pencapaian Juara 2 di FFBN 2025 adalah validasi atas kualitas pendidikan di PSTF, terutama dalam genre film dokumenter yang menuntut riset mendalam dan kepekaan sosial. Film ‘SAULAK: Melawan Modernisasi’ adalah contoh nyata bagaimana sinema dapat menjadi medium efektif untuk aktivisme budaya. Kami berharap prestasi ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh mahasiswa PSTF untuk terus berkarya, berani bersuara, dan menorehkan sejarah di festival-festival film bergengsi lainnya,” tutup M. Zamroni.
Prestasi ini semakin memperkuat posisi Program Studi Televisi dan Film FIB Universitas Jember sebagai salah satu institusi pencetak sineas muda berkualitas yang berkomitmen pada isu-isu sosial dan budaya lokal.

