[:en]SUMMARY
The Woman Construction in Lan Fang’s Short Story Collection Yang Liu (A Feminist Study); Nurul Aini; 108 pages; Departement of Indonesian Literature, Faculty of Humanities, Jember University
This research aims to reveal man power upon woman, existentialist state of woman character, and the construction of woman in Lan Fang’s Short Story Collection. The research uses a descriptive qualitative method and treats a structural and feminist approach. A structural approach is choosen to easily understand the intrinsic elements in the story, such as theme, character and characterisation, and conflict. To do the analysis, the research uses feminist, existentialist and constructivist theory.
Having analysed four Lan Fang’s short stories by using structural approach, an overview is drawn as follows: the major theme found in “Cerita Ini Dimulai dari Tengah” short story tells about a woman struggle in fighting for her husband despotism. The major theme is supported by the minor ones, they are: (1) that a hardwork leads to the desired achievement and (2) that husband’s betrayal triggers a criminal action of wife. The main character in the story is Lan Fang. Yet the subordinate characters are lawyer and husband. The story has an interpersonal physical conflict between Lan Fang and her husband, and Lan Fang versus the lawyer.
The short story “Yang Liu” offers a major theme telling that woman who live under the pressure of myth will live under fear. The major theme is drawn upon a minor theme telling about (1) the tradition and belief of Chinese funeral. It has Lan Fang as the main character, and ‘aku’ (I) as the subordinate character. The conflict told in the story is a mental conflict within one’s self, namely between Lan Fang and I as her own mind.
The major theme of “Ulang Tahun Koko” short story elaborates about a hard life of a woman who decided to live by herself. The major theme stands behind a minor one, namely that (1) happiness cannot be measured in amounts of money. The story has I as the main character, yet its subordinate characters are Koko and Pak Hendra. It has both interpersonal physical and mental conflict, namely between I and Pak Hendra; and between I and herself, respectively.
The short story “Bayi Ketujuh” tells that a woman who loses her right of her own genitals will suffer. The major theme is drawan upon a minor theme telling about (1) a strong belief in Chinese tradition. Lan Fang is the main character in the story, yet husband and mother-in-law are the subordinate ones. The conflict happenned in the story is an interpersonal physical one, namely that happens between Lan Fang and mother-in-law and Lan Fang and husband.
Having discussed the short stories guided by existentialist feminist theory, a general idea is found that man power upon woman is triggered by social construction among society. It is the society who constructs that wife must obey her husband, that man is always right, that woman cannot works and mothers at the same time, and that woman is forever subordinate to man. The women characters in four short stories are describes as independent, critical-minded, and able to show their existence so that society can admit. They also dare to bear a full responsibility of any consequences of their actions.
Having analysed by using constructivist theory, the general view drawn in the stories is that woman has patriarchally constructed. Woman’s social role, gender division of work, the way woman should behave, and even the category of a beautiful woman are all constructed in patriarchal mind. Any conception of an ideal woman brings all the advantage to the patriarch.[:id]RINGKASAN
Konstruksi Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Yang Liu Karya Lan Fang (Kajian Feminis); Nurul Aini, 110110201031, 2016, 108 halaman, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan relasi kuasa laki-laki dan perempuan, eksistensi tokoh perempuan, dan konstruksi perempuan dalam kumpulan cerpen Yang Liu karya Lan Fang. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dan feminisme. Pendekatan struktural digunakan untuk mempermudah memahami unsur-unsur novel yang berupa tema, penokohan dan perwatakan, serta konflik. Teori yang digunakan dalam feminisme adalah teori feminisme eksistensialis serta teori konstruksi.
Melalui pendekatan struktural diperoleh gambaran sebagai berikut: tema mayor cerpen “CIDdT” adalah perlawanan perempuan terhadap kesewenang-wenangan suami. Tema mayor tersebut didukung tema-tema minor yang meliputi: (1) Kegigihan membuahkan hasil yang baik; (2) Penghianatan suami mengakibatkan tindakan kriminal istri. Tokoh utama adalah Lan Fang, sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh pengacara, dan tokoh suami. Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik antara manusia dengan manusia yang terjadi antara Lan Fang dan tokoh suami; dan antara Lan Fang dan tokoh pengacara.
Tema mayor ”Yang Liu” adalah perempuan yang hidup di bawah mitos akan hidup dalam ketakutan. Tema mayor didukung oleh tema minor (1) Kepercayaan dan tradisi pemakaman Tionghoa. Tokoh utama adalah Lan Fang, sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh aku. Konflik yang terdapat dalam cerita adalah konflik batin yakni konflik antara manusia dengan kata hatinya yang terjadi pada diri tokoh Lan Fang dan tokoh aku.
Tema mayor “Ulang Tahun Koko” seorang perempuan yang memutuskan hidup mandiri harus berkerja dengan keras. Tema mayor tersebut dilengkapi dengan tema minor yang mendukung yaitu (1) Kebahagiaan tidak diukur dengan uang. Tokoh utama adalah tokoh aku dan tokoh bawahan adalah Koko dan Pak Hendra. Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik manusia dengan manusia terjadi pada tokoh aku dan Pak Hendra dan konflik batin berupa konflik antara manusia dan kata hatinya terjadi pada tokoh aku.
Tema mayor “Bayi Ketujuh” adalah seorang perempuan yang kehilangan hak atas alat reproduksinya sendiri akan menderita. Tema mayor didukung oleh tema minor yaitu (1) Kepercayaan kuat pada tradisi Tionghoa. Tokoh utama adalah Lan Fang, dan tokoh bawahan adalah tokoh mertua perempuan dan tokoh suami. Konflik yang terjadi adalah konflik fisik berupa konflik antara manusia dengan manusia. Konflik terjadi pada tokoh Lan Fang dan tokoh mertua perempuan dan antara tokoh Lan Fang dan tokoh suami
Melalui analisis feminisme eksistensialis ditemukan adanya relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh konstruksi sosial masyarakat. Bahwa istri harus mematuhi suami, mitos yang diciptakan patriarki selalu benar, perempuan tidak mampu menjadi ibu sekaligus menjadi perempuan karir, perempuan memiliki nilai lebih rendah dari laki-laki. Tokoh perempuan dalam keempat cerpen adalah perempuan mandiri, berfikiran kritis, dan selalu mampu menunjukkan eksistensinya agar keberadaannya diakui masyarakat. Mereka juga bertanggung jawab atas konsekuensi yang harus diterima karena perbuatannya. Dengan teori konstruksi ditemuka pula bahwa perempuan telah dikonstruk oleh masyarakat patriarki dalam segala hal. Peran yang boleh mereka lakukan, pembagian kerja, cara mereka bersikap, hingga bentuk kecantikan perempuan. Semua hal yang ideal untuk perempuan telah dikonstruk berdasarkan kepentingan patriarki.[:]