Bambang Aris Kartika
Fakultas Sastra Universitas Jember
Pos-el: bambang_kartiko@yahoo.co.id
Abstrak
Budaya patriarki sangat identik dengan hegemoni kekuasaan kaum priyayi Jawa, terutama dari golongan ningrat, terhadap posisi perempuan Jawa, khususnya terkait dengan berlangsungnya ketidakadilan gender. Namun, dalam perspektif dekonstruksi terdapat konsep-konsep oposisi biner, apabila terdapat kontra male feminisme juga terdapat male feminisme, yaitu kaum priyayi Jawa yang tidak menerapkan budaya patriarki untuk melakukan hegemoni kekuasaan yang dimiliki guna mengsubordinasikan posisi perempuan. Dalam novel De Winst oposisi biner antara male feminisme dengan kontra male feminisme tercermin dari perilaku tokoh laki-laki priyayi Jawa dari golongan ningrat dalam lingkungan istana keraton Kasultanan Surakata yang secara tradisi sangat kuat memegang teguh budaya patriarki dan feodalisme terhadap posisi perempuan, terlebih pada masa kolonialisme Belanda dan sistem monarki Jawa.
Kata kunci : male feminisme, kontra male feminisme, budaya patriarki, feodalisme
TEXT FULL : PDF