Nur Fitriana Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh analisis wacana kritis pada slogan caleg di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan struktur makro wacana slogan caleg, (2) mendeskripsikan superstruktur wacana slogan caleg, (3) mendeskripsikan struktur mikrowacana slogan caleg, dan (4) mendeskripsikan konteks wacana slogan caleg. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada...Read More
NURHOLIS ABSTRAK Dalam artikel ini dibahas penggunaan diksi dan gaya bahasa pada rubrik Catatan Pinggir Goenawan Mohamad di majalah Tempo. Sumber data berasal dari majalah Tempo edisi bulan Juni-Agustus 2014. Hasil penelitian menunjukkan ada empat jenis diksi yang terdapat dalam rubrik Catatan Pinggir majalah Tempo edisi Juni-Agustus 2014, yaitu: (1) kata konotatif, (2) kata khusus, (3)...Read More
Nurul Hidayatul Magfiroh Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mendeskripsikan, dan mengungkapkan Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya Tahun 1999-2011, bentuk kegiatan aktivitas sosial di Perkumpulan Hwie Tiauw Ka sejak awal keberadaan dan berdirinya masa kolonialisme hingga berjalan saat ini khususnya di Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan...Read More
Ali Imron Al-Ma’ruf Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Pos-el: aliimron_almakruf@yahoo.com Abstrak Sastra multikultural berhubungan dengan perubahan masyarakat global dan lokal yang menjadi pluralistik. Pengarang merespons kondisi pluralistik tersebut dan. menginterpretasikannya dalam karya sastra multikultural, khususnya, yang merujuk pada posmodernisme. Banyak penulis muda menghasilkan sastra jenis tersebut. Sastra multikultural berpotensi menjadi media komunikasi internasional dan pendidikan karakter bangsa, yang mana, saat ini,...Read More
Asep Deni Saputra Alumni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta Pos-el: a_d_saputra@yahoo.com Abstrak Spivak membuat pernyataan, “Can the subaltern speak?” yang meragukan suara perempuan bisa didengar untuk melawan sistem patriarkal dan kolonial. Dia juga menyatakan bahwa perempuan sebagai kelompok subaltern tidak memiliki bahasa konseptual yang mereka gunakan untuk berbicara dan tak ada telinga kaum lelaki baik pribumi...Read More
Nulla vitae elit libero, a pharetra augue. Nulla vitae elit libero, a pharetra augue. Nulla vitae elit libero, a pharetra augue. Donec sed odio dui. Etiam porta sem malesuada.