Entrepreneurship atau kewirausahaan merupakan salah satu solusi menghadapi bonus demografi. Kurikulum pendidikan perguruan tinggi tidak hanya untuk menyiapkan lulusan siap kerja, namun juga dapat membuat mahasiswa mampu berpikir kreatif dengan melihat peluang bisnis yang ada.
Demikian disampaikan oleh Edy Hariyadi, S.S., M.Si. Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB Unej), dalam sambutannya mewakili Ketua Jurusan. Menurut Edy, bonus demografi ini dapat memiliki dampak yang positif sekaligus negatif sehingga perlu adanya pengelolaan sumber daya.
“Bonus demografi ini dapat membawa pengaruh positif terhadap perubahan sosial budaya masyarakat. Namun jumlah penduduk usia produktif yang besar ini jika tidak dikelola secara tepat dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, pendidikan dan lapangan kerja. Apalagi pada tahun 2050 diprediksi jumlah penduduk Indonesia akan tembus 300 juta jiwa,” tegasnya saat memberikan sambutan pada Workshop Kewirausahaan untuk mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, FIB UNEJ pada hari Sabtu, (30/09/2023).
Lebih lanjut, Pak Edy juga menyampaikan bahwa mahasiswa mulailah berpikir sejak saat ini untuk menjalankan bisnis. Tidak hanya itu beliau juga berharap mahasiswa juga dapat memikirkan bagaimana bisnis itu dijalankan. Oleh karena itu melalui Workshop Kewirausahaan ini mahasiswa bisa belajar tentang bagaimana berwirausaha.
“Mahasiswa perlu belajar how to run the business. Melalui Workshop Kewirausahaan ini, mahasiswa setelah lulus atau sebelum lulus diharapkan tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga memiliki kepercayaan diri untuk membuka lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain dengan cara running bisnis sendiri.” tuturnya menyemangati mahasiswa.
Ia juga menekankan bahwa banyak sekali manfaat dalam kewirausahaan, mulai dari berpikir kreatif, hingga berpikir dan melangkah out of the box, menciptakan peluang, berpikir positif dan percaya diri.
Workshop ini digawangi oleh dua coach handal, yang hadir sebagai trainer konsultan branding dan praktisi digital marketing, Mas Baitul Ulum dan Yudi Utomo. Dalam acara bertajuk “Pelatihan Kewirausahaan Mengembangkan Ide Bisnis” ini, Ulum memfokuskan materinya dalam hal ide bisnis dan pengembangannya. Ulum lebih dulu memulai penyampaian materinya dengan ice breaking. Ice breaking tersebut diisi dengan tebak gambar beberapa pengusaha yang sukses dan populer di Indonesia, seperti Nadiem Makarim pemilik start up Gojek, Sandiaga Uno pemilik Saratoga Investama Sedaya, dan Susi Pudjiastuti pemilik Susi Air.
Alumni FIB UNEJ tersebut mencoba menggali karakter seperti apa yang harus dimiliki oleh pengusaha sesuai dengan pebisnis-pebisnis yang telah dicontohkan. Selanjutnya Ulum juga menyampaikan bagaimana mendapatkan ide bisnis. Pada sesi ini diakhiri dengan pengisian padlet bagi peserta agar dapat menganalisis diri sendiri terkait dengan karakter yang berkaitan dengan menjadi pengusaha.
Selanjutnya,disampaikan oleh Mas Yudi Utomo, konsultan bisnis dan pemilik Cafe Kolective di daerah Gumukmas, Jember. Yudi memfokuskan materinya terkait dengan memilih ide bisnis dan cara menyusun ide bisnis berdasarkan Bisnis Model Canvas (BMC).
Pelatihan ini dimoderatori oleh Phia Meidyana T, mahasiswa tingkat akhir yang mahir dalam memandu acara dan menjadi presenter. Penyampaian materi oleh para coach dikemas dengan menyenangkan, berbagai ice breaking dan games pun membuat 30 peserta yang telah melalui proses seleksi sebelumnya, menjadi rileks dan nyaman mengikuti pelatihan sampai selesai.
Melalui pelatihan ini peserta mengaku sangat senang dan merasa bahwa ilmu yang didapatkan akan sangat bermanfaat untuknya. Mempelajari kewirausahaan mulai dari yang paling dasar hingga menentukan ide bisnis.
“Acara kemarin memberikan ilmu baru yang bermanfaat bagi saya. Saya belajar bagaimana cara menyusun rencana awal sebelum memulai sebuah bisnis. Mulai dari karakter yang harus saya miliki, menentukan pasar, merencanakan cashflow, strategi marketing, dan masih banyak lagi. Kuota yang dibatasi juga memberikan efektivitas, sehingga memaksimalkan materi yang diberikan oleh Coach. Saya harap ke depannya akan ada lebih banyak workshop seperti ini karena sangat bermanfaat bagi mahasiswa.” Tuturnya Garda salah satu peserta pelatihan sekaligus mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022.
Tidak hanya itu, ada salah satu peserta yang juga memang telah menunggu pelatihan ini. Apalagi hal ini memiliki keterkaitan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sedang diikutinya. Saat mengikuti pelatihan ini Ia juga merasa fun dan mendapatkan banyak insight baru. Hal ini dituturkan oleh Bagus salah satu mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2021.
“Berbicara soal pelatihan bisnis sebenarnya memang sudah saya tunggu sejak lama sekali, yang kebetulan Studi Independen saya ada kaitannya dengan bisnis. Lalu di workshop kemarin saya dipertemukan dengan 2 pemateri yang hebat sekali, tidak hanya soal materi tapi bagaimana mereka mengemas materinya. Dari pagi hingga petang saya merasa fun dan mendapatkan insight yang luar biasa, tidak hanya saya, teman teman saya yang lainnya juga saya rasakan ketertarikannya. Jadi workshop kemarin workshop paling baik dan keren sekali.” Ujarnya.
Sejumlah 30 peserta tersebut kemudian dibagi menjadi 5 kelompok. Acara yang dimulai pukul 08.00 pagi ini berakhir pada pukul 17.30 WIB seusai sesi pemaparan BMC yang berisi ide bisnis masing-masing kelompok.[]