[:id]Kawasan Tapal Kuda yang meliputi Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi memiliki warisan budaya, baik benda dan tak benda, yang cukup kaya.
Bermacam cagar budaya, baik yang berupa peninggalan purbakala dan bangunan-bangunan warisan era kolonial, bisa dengan mudah kita jumpai di wilayah ini. Demikian pula dengan keragaman seni, bahasa, kuliner, teknologi tradisional, permainan rakyat, pengetahuan tradisional, manuskrip, adat istiadat, dan olahraga tradisional.
Selain bekontribusi terhadap kekayaan budaya lokal, warisan budaya bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan destinasi wisata bisa memberikan dampak positif bagi keberlanjutan mereka. Selain itu, destinasi wisata juga diharapkan bisa memberikan kesejahteraan untuk masyarakat pendukungnya.
Guna mendapatkan masukan strategis terkait potensi tersebut, Kepala Bakorwil V, mengundang para akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Jember dalam forum bertajuk Rapat Koordinasi Rembugnyekrup Konservasi Warisan Budaya sebagai Destinasi Wisata Unggulan di Wilayah Kerja Bakorwil V Jember. Acara ini diselenggarakan pada Selasa, 23 November 2021.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Prof. Dr. Sukarno, M.Litt., didapuk menjadi salah satu narasumber dalam forum yang mengundang pimpinan dan staf dinas-dinas terkait di wilayah kerja Bakorwil V.
Dalam kesempatan ini Dekan memaparkan presentasi tentang kontribusi yang bisa diberikan oleh FIB UNEJ untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan destinasi wisata warisan budaya, baik benda maupun tak benda.
“FIB UNEJ memiliki dosen, peneliti, dan pengabdi yang memiliki track record dalam bidang penelitian dan pengabdian. Dengan pengalaman yang ada, kami siap bekerjasama untuk mendesain dan mewujudkan destinasi wisata warisan budaya,” ujar Dekan FIB UNEJ.
Lebih lanjut, Dekan menjabarkan beberapa langkah penelitian dan pengabdian yang bisa dijalankan oleh dosen FIB UNEJ guna mendukung tujuan tersebut. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan antara lain: mengidentifikasi dan menentukan daya tarik warisan budaya, melakukan signifikansi lebih detil dari warian budaya, merespons peluang pasar, merumuskan produk wisata, menentukan pelaku wisata, dan mengelola destinasi.
Tentu saja, semua itu membutuhkan penelitian di lapangan secara mendalam. Rekomendasi dari penelitian akan diwujudkan dalam bentuk pengabdian dosen yang bisa melibatkan para mahasiswa, sehingga kerjasama dengan dinas-dinas terkait bisa membuahkan hasil.
Dalam kesempatan ini Dekan juga mengatakan bahwa yang tidak kalah penting dari itu semua adalah mengemas bentuk promosi untuk destinasi wisata warisan budaya. Tanpa promosi, sebagus apapun sebuah destinasi tidak akan dikenal publik secara luas.
“Untuk itulah, mengemas promosi dalam bentuk video pendek, film dokumenter, atau film fiksi yang berkaitan dengan destinasi warisan budaya bisa menjadi alternatif. FIB UNEJ memiliki dosen dan mahasiswa yang bisa diandalkan untuk membuat film ataupun video promosi,” papar Dekan.
Acara yang juga dihadiri perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur ini ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mengembangkan kerjasama dan dialog. Adapun fokusnya adalah mengusahakan terwujudnya kerjasama antara perguruan tinggi di Jember dengan Bakorwil V dan dinas-dinas terkait di provinsi dan kabupaten/kota.[:]