[:en]SUMMARY
THE TIN PANNER WOMAN IN ANDREA HIRATA’S PADANG BULAN:
A PERSONALITY PSYCHOLOGY APPROACH; Muhammad Roziqin; 090110201055; 66 pages; Indonesian Literature Faculty of Humanities Universitas Jember.
Padang Bulan is one of Andre Hirata’s works which tells about the first tin panner woman, Enong. This 14-years-old girl attempts to improve her family’s life in order to become better. Enong lets herself becoming a panner because she failed finding a job in Tanjong Pandan. Since her father dead, Enong has taken over his role as the family tiner.
This research is focused to answer some questions, namely (1) how is the relationship among the structural elements in Padang Bulan? and (2) how is the pragmatic values that emphasize on the personality psychology of Enong? The aims of this study are (1) to describe the structural elements in Padang Bulan, including title, theme, character and characterization, conflicts, and settings and (2) to describe the values of personality psychology of Enong.
The steps of doing the qualitative descriptive method in this research are (1) understanding the novel as the object of study through reading process; (2) classifying data based on the needs in the structural analysis and the personality psychology analysis; (3) doing structural analysis including intrinsic elements in the literary works (title, theme, character and characterization, conflicts, and settings); (4) doing pragmatic analysis that emphasize on psychological aspects based on the aspects of her interpersonal needs. The psychological concepts studied from this novel are the interpersonal needs that constitute Enong’s character as the main character and the type of her personality psychologically according to each need/behavior above.
The title of the novel, Padang Bulan, shows some understandings, namely (1) to show Enong’s tenacity and spirit like as moonlight which is able to enlighten the darkness and (2) to show a name of a place related with Ikal’s past time or Andrea Hirata the child.
The major theme in the novel is “the dream chaser is timeless”. This major theme is supported by some minor themes, namely the father’s message to his children, particularly to give the spirit of struggle, and Ikal’s past time that participates in taking the main character in the story.
The physical conflicts that happen in the novel involve Enong with other tin miners. This condition is in line with the physicial conflict between Enong and nature, in which she felt down into a river. The psychological conflict that happens in the story involves Enong with her society and Ikal with his inner voice.
The main character in the novel is Enong with flat character. The supporting characters who support the main character’s social movement among others are Zamzami, Syalimah, the detective M. Nur, and Ikal. From all the supporting characters, it is only Zamzami who has a flat character.
The settings of the novel among others are place, time, and social settings. The settings of place are a tin mining, a doorway, Numpang Miskin (a name of a coffee shop), a post office, and Tanjong Pandan. The settings of time are dawn, morning, dusk, and midnight. The social settings describe a tradition of giving surprise, a myth of the oldest child, Melayu dialect, and Chinese people.
The pragmatic analysis uses the personality psychology approach that emphasizes the discussion of interpersonal needs theory by William William C. Schutz. The result of this study shows that Enong has the interpersonal need that is more dominant in the social type. In the context of the power needs, Enong tends to be the domocratic type. While in the context of the affective need, Enong is closer to the hyperpersonal type.
[:id]RINGKASAN
Perempuan Pendulang Timah dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata Suatu Pendekatan Psikologi Kepribadian; Muhammad Roziqin; 090110201055; 66 halaman; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Novel Padang Bulan merupakan salah satu karya Andrea Hirata yang menceritakan tentang seorang perempuan pendulang timah pertama di dunia bernama Enong. Gadis yang berusia 14 tahun ini berusaha memperbaiki kehidupan keluarganya agar menjadi lebih baik lagi. Enong merelakan dirinya menjadi seorang pendulang timah lantaran gagal mencari kerja di Tanjong Pandan. Sejak Ayahnya meninggal, Enong mengambil alih perannya sebagai tulang punggung keluarga.
Penelitian ini difokuskan untuk menjawab beberapa permasalahan yaitu: 1) bagaimana keterkaitan unsur-unsur struktural yang terdapat dalam novel Padang Bulan karya Andrea Hirata yang meliputi judul, tema, tokoh dan perwatakan, konflik, serta latar? dan 2) bagaimanakah nilai-nilai pragmatik yang menekankan pada psikologi kepribadian tokoh Enong?. Tujuan penelitian yaitu: 1) mendreskripsikan unsur-unsure struktural yang terdapat dalam novel Padang Bulan karya Andrea Hirata yang meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, serta latar and 2) mendiskripsikan nilai-nilai psikologi kepribadian pada tokoh Enong.
Langkah-langkah dalam menjalankan metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) memahami novel sebagai objek penelitian melalui proses membaca; 2) mengklasifikasi data yang sudah didapat sesuai dengan kebutuhan dalam analisis struktural dan analisis psikologi kepribadian; 3) melakukan analisis struktural yang meliputi unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra tersebut (judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, serta latar); 4) melakukan analisis pragmatik yang menekankan pada aspek psikologi berdasarkan dari aspek kebutuhan antarpribadinya. Konsep psikologi yang dikaji dari novel ini, yaitu kebutuhan antarpribadi yang membentuk karakter Enong sebagai tokoh utama serta tipe kepribadiannya secara psikologi menurut masing-masing kebutuhan/kelakuan tersebut di atas.
Judul novel Padang Bulan menunjukkan beberapa pengertian, yakni (1) menunjukkan kegigihan dan semangat Enong seperti sinar bulan yang mampu menerangi kegelapan serta (2) menunjukkan nama sebuah tempat yang berkaitan dengan masa lalu Ikal atau Andrea Hirata kecil.
Tema mayor dalam novel ini adalah “pengejar mimpi besar tidak mengenal batasan waktu”. Tema mayor ini didukung dengan beberapa tema minor yaitu pesan Ayah kepada anak, khusunya untuk memberikan semangat juang, serta masa lalu Ikal yang turut menyeret tokoh utama dalam cerita.
Tokoh utama dalam novel adalah Enong yang berwatak datar (flat character). Tokoh bawahan yang mendukung pergerakan sosial tokoh utama antara lain Zamzami, Syalimah, detektif M. Nur, dan Ikal. Dari semua tokoh bawahan tersebut, hanya Zamzami yang memiliki watak datar (flat character).
Konflik fisik yang terjadi dalam novel ini melibatkan Enong dengan penambang timah lain. Hal itu sejalan dengan konflik fisik antara Enong dengan alam di mana dia jatuh terperosok ke sungai. Konflik batin (internal) terjadi di dalam cerita melibatkan Enong dengan masyarakat, Ikal dengan kata hatinya.
Latar yang terdapat dalam novel antara lain tempat, waktu dan latar sosial. Latar tempat adalah tambang timah, emper toko, Numpang Miskin, kantor POS, dan Tanjong Pandan. Latar waktu; subuh, pagi, sore dan tengah malam. Latar sosial membahas tentang tradisi kejutan, mitos anak tertua, logat Melayu serta kaum Tionghoa.
Analisis pragmatik menggunakan pendekatan psikologi kepribadian, yang lebih menekankan pembahasan pada teori kebutuhan antarpribadi Williams C. Schutz. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa Enong memiliki kebutuhan antarpribadi yang lebih dominan dalam tipe sosial. Dalam konteks kebutuhan kekuasaan, Enong cenderung pada tipe demokrat. Sementara, kebutuhan afektif, Enong lebih dekat dengan tipe hiperpersonal.
[:]