[:en]SUMMARY
The Appraisal of Bias and Power as Expressed in Several Indonesian News Articles about Indonesia New House Speaker Inauguration; Ismi Kuntum Zulaikha, 120110101039; 2016: 88 pages; English Department Faculty of Humanities, Jember University.
This thesis deals with the investigation of the way Indonesian news articles, the Jakarta Post, in informing the issue about the competition in nominating of new house speaker in 2016, between two bickering factions inside Golkar party. The main investigation is to reveal the bias and power enacted by the media to inform this issue. The media tend to support upon one of the factions regarding to the nomination of new house speaker in early 2016. Since it investigates bias as one of the power abuse, this research is conducted under Critical Discourse Analysis (CDA) proposed by Fairclough (1989). CDA deals with analyzing the relation between linguistic features enacted and the social context. Relating with the linguistic case, Appraisal theory, proposed by Martin and White (2005) is applied to reveal the linguistics choice enacted in the media.
Appraisal is the development of Systemic Functional Linguistics theory, especially in interpersonal meaning, proposed by Halliday. It consists of three sub-sytems which are attitude, engagement and graduation. Those three sub-systems , actually, work simultaneously to determine the meaning conveyed as the choice of the writer in the text. They strengthen each other in the case of giving an amplifying or minimizing as well as postive and negative evaluation.
This research is conducted by qualitative method with documentary technique in the form internet based. Meanwhile, the data of this research is four news articles published by the Jakarta Post in the situation before the inauguration of new house speaker in 2016. The articles are in the form of online news daily and it is provided in www.thejakartapost.com. Unfortunately, not all the sentences are analyzed. The selecting of the sentences that serve bias is applied. The total sentences analyzed from these four choosen articles are 24 sentences. The purposive sampling is applied in selecting the sentences that serve of bias-contained.
The result of this research are the Jakarta Post bias through enacting acnkowledgment, countership, denial, entertain as part of heteroglossia in engagement system. In addition, the media also employs appreciation and judgment as the attitude system. The use of acknowledgment want to show that the media is neutral with involving the politician from two bickering faction, government and also the law. But the use of denial and entertain weaken the one of the faction, especially from Laksono’s group existence. It is, then, minimized with the entertain which deals with giving the possibility upon the Laksono’s exictence. It automatically scalling the authority of Laksono’s group in the low median of graduation. On the contrary, positive appreciation and counter are delivered to Bakrie’s group and government. It assigns that the media maintain a support to Bakrie’s group and maitain solidarity upon government.
. The Jakarta Post itself is founded by Ali Murtopo, the politician of Golkar Party in the new orde. Thus, the media tend to support Golkar as the party which can be the sucessor of new house speaker than the other party in 2016. Besides, one of the editorial head of The Jakarta Post, has installed as new manager in Antara news after the Jakarta Post endorsing Jokowi in presidential election. This media becomes the media which is pro upon Jokowi’s government. The support to Bakrie’s group is given by this media in order to maintain political interest between government and Golkar party.
In conclusion, the media of the Jakarta Post bias upon one of the faction between two bickering faction in Golkar party in order to maintain the simbiosis mutualism relationship between government and Golkar party, since the Jakarta Post still has the background from Golkar party as the founder and Bakrie has the powerful figure in Golkar party in backing the financial case. Additonally, the main interest is because political interest between media and the governmental line, since this media also accept the reward from the Government after supporting the Jokowi as the next president in presidential candidate in 2014.
[:id]RINGKASAN
Penilaian Keberpihakan dan Kuasa sebagaimana Diimplisitkan di Beberapa Koran Indonesia Tentang Pelantikan Ketua DPR RI yang Baru; Ismi Kuntum Zulaikha, 120110101039; 2016: 88 halaman; Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.
Penelitian ini berhubungan dengan penyelidikan cara artikel berita Indonesia, the Jakarta Post, dalam menginformasikan isu tentang kompetisi untuk mencalonkan calon ketua DPR 2016, antara dua kubu yang sedang bertengkar dalam partai Golkar. Penelusuran utama adalah mengungkap keberpihakan dan kuasa yang diperankan oleh media untuk menginformasikan isu tersebut. Media cenderung mendukung salah satu kubu dalam membahas tentang pencalonan ketua DPR pada awal tahun 2016. Karena penelitian ini menelusuri keberpihakan sebagai salah satu penyalahgunaan kuasa, maka penelitian ini diarahkan pada lingkup Analisis Wacana Kritis (CDA) yang dicetuskan oleh Fairclough (1989). CDA berhubungan dengan menganalisis hubungan antara ciri-ciri linguistik yang diaplikasikan dengan konteks sosial. Sehubungan dengan adanya kasus linguistik, maka teori Appraisal, dicetuskan oleh Martin dan White (2005) adalah teori yang diaplikasikan untuk mengungkap pilihan linguistik yang dibuat oleh media.
Appraisal adalah pengembangan dari teori Systemic Functional Linguistics, terutama pada ranah pembentukan makna interpersonal, yang dicetuskan oleh Halliday. Teori ini terdiri atas tiga sub sistem yakni attitude, engagement dan graduation. Ketiga sub sistem tersebut, sebenarnya, bekerja secara bersamaan untuk menentukan makna yang terkandung sebagai pemilihan makna dari penulis dalam teks. Mereka menguatkan satu sama lain dalam pemberian arti yang menguatkan atau meremehkan juga dalam hal pemberian makna penilaian postif dan negatif.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik dokumentasi dalam bentuk teks di internet. Sedangkan data dari penelitian ini sejumlah empat berita artikel yang diterbitkan oleh the Jakarta Post dalam situasi sebelum adanya pelantikan ketua DPR yang baru pada tahun 2016. Keempat artikel tersebut berada dalam bentuk koran online dan ini disediakan di www.thejakartapost.com. Sayangnya tidak semua kalimat di dalam berita artikel dianalisis. Pemilihan kalimat yang mengandung unsur bias adalah adalah yang dipilih untuk diteliti. Jumlah dari seluruh kalimat yang dianalisis dari keempat berita tersebut adalah 24 kalimat. Metode purposive sampling adalah metode yang diaplikasikan dalam memilih kalimat-kalimat yang mengandung unsur bias.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa the Jakarta Post berpihak dengan menggunakan acknowledgment, countership, denial, entertain sebagai bagian dari heteroglossia dalam sistem engagement. Ditambah lagi, media juga menggunakan appreciation dan judgment sebagai sistem attitude. Penggunaan acknowlegment ingin menunjukkan bahwa media kelihatan netral dengan melibatkan politikus dari kedua kubu yang sedang bertengkar, jajaran pemeritahan juga hukum yang berlaku. Tetapi, penggunaan dari denial dan entertain melemahkan keberadaan salah satu kubu, terutama keberadaan grup Laksono. Kemudian, ini dilemahkan dengan entertain yang berhubungan dengan pemeberian keragu-raguan pada keberadaan Laksono. Secara otomatis, ini memberikan skala pada kekuasaan Laksono dalam skala yang rendah pada sistem graduation. Sebaliknya, appreciation yang positif dan counter ditujukan pada grup Bakrie dan pemerintahan. Ini menandakan bahwa media mempertahankan dukungan pada grup Bakrie dan mempertahankan solidaritas terhadap pemerintahan.
The Jakarta Post sendiri didirikan oleh Ali Murtopo, politikus dari partai Golkar dalam masa orde baru. Jadi, media cenderung mendukung Golkar sebagai partai yang bisa menjadi pengganti untuk ketua DPR yang baru daripada partai yang lain pada tahun 2016. Selain itu, salah satu kepala editor dari The Jakarta Post, telah ditetapkan sebagai manajer baru di berita Antara setelah The Jakarta Post mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden. Media ini menjadi media yang pro terhadap pemerintahan Jokowi. Dukungan terhadap grup Bakrie diberikan oleh media ini dalam rangka menjaga kepentingan politik antara pemerintahan dan partai Golkar.
Kesimpulannya, media The Jakarta Post berpihak pada salah satu kubu diantara dua kubu yang sedang bertengkar dalam partai Golkar dalam rangka menjaga hubungan saling menguntungkan antara pemerintahan dan partai Golkar, karena the Jakarta Post masih memiliki latar belakang dari partai Golkar sebagai pendiri dari dan Bakrie memiliki peran yang kuat dalam partai Golkar dalam menyokokng kebutuhan finansial. Sebagai tambahan, kepentingan utamanya adalah karena kepentingan politik antara media dan pemerintahan, karena media ini juga menerima penghargaan dari pemerintahan setelah mendukung Jokowi sebagai presiden selanjutnya dalam pemilihan presiden tahun 2014.
[:]