Jember, 5 Oktober 2015
Tiga orang bakal calon rektor Universitas Jember untuk periode 2016-2020, memaparkan program kerjanya di hadapan sivitas akademika kampus Tegalboto (5/10). Mereka adalah Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D dari Program Studi Sistem Informasi (PSSI), Dr. Ir. Jani Januar, MT dari Fakultas Pertanian, dan Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD dari FMIPA yang juga merupakan petahana. Tahapan pemaparan program kerja masing-masing bakal calon rektor ini diwadahi dalam Forum Presentasi Rencana Program Kerja Calon Rektor Universitas Jember Masa Jabatan 2016-2020 yang digelar di Gedung Soetardjo.
Menurut Ketua Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor 2016-2020 Universitas Jember, Dr. Nurul Ghufron, SH., MH., tahapan pemaparan program kerja ini adalah salah satu dari sekian tahapan yang harus dilalui para bakal calon rektor. Sebelumnya, panitia telah menggelar tahapan penjaringan bakal calon rektor, pengambilan dan pengembalian formulir, dan tahapan sosialisasi program kerja bakal calon rektor yang diselenggarakan mulai 24 Agustus 2015 lalu. “Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan program kerja para bakal calon rektor kepada seluruh sivitas akademika, sekaligus sebagai pelajaran berdemokrasi bagaimana kalangan perguruan tinggi memilih pimpinannya,” jelas Dr. Nurul Ghufron, SH., MH. Setelah tahapan presentasi program kerja, akan dilanjutkan dengan penyerahan hasil penjaringan bakal calon rektor kepada senat Universitas Jember pada tanggal 9 Oktober 2015 nanti,” jelas Dr. Nurul Ghufron, SH., MH.
Dalam kesempatan ini, salah seorang panitia lainnya, Sigit Suparjono, Ph.D., menjelaskan ada 800 undangan yang disebar dalam acara kali ini. Jumlah 800 undangan tersebut adalah representasi dari sivitas akademika kampus Tegalboto. “Untuk setiap 10 dosen diwakili 3 orang, setiap 10 karyawan diwakili oleh 1 orang. Sementara untuk setiap 100 orang mahasiswa diwakili 1 orang. Jumlah tersebut masih ditambah dengan 88 orang anggota senat universitas dan stake holderUniversitas Jember,” kata Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian ini.
Uniknya, dalam acara Forum Presentasi Rencana Program Kerja Calon Rektor Universitas Jember Masa Jabatan 2016-2020 ini, panitia menghadirkan Danang Sangga Buana, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai moderator pada sesi diskusi. Sesi diskusi sendiri dibagi menjadi dua babak, pada babak pertama tiga bakal calon rektor saling bertanya mengenai program kerja masing-masing, yang diteruskan dengan babak dimana peserta kegiatan bertanya kepada masing-masing bakal calon rektor. Sebelumnya, setiap bakal calon rektor diberikan waktu selama 30 menit untuk memaparkan program kerjanya. Selain dapat disaksikan secara langsung, kegiatan Forum Presentasi Rencana Program Kerja Calon Rektor Universitas Jember Masa Jabatan 2016-2020 disiarkan langsung melalui live streaming di situs unej.ac.id
Sebelum acara pemaparan program kerja, tiga bakal calon rektor membacakan pakta integritas. Ikrar kesepakatan bersama yang intinya setiap bakal calon rektor akan mematuhi setiap peraturan, mengedepankan kepentingan Universitas Jember dan Negara. Mewujudkan pemilihan rektor damai, demokratis dan bermartabat. Ketiga bakal calon rektor juga berjanji tidak akan melakukan cara-cara yang tercela, serta siap terpilih maupun tidak terpilih. Pakta integritas ini kemudian ditandatangani dihadapan seluruh peserta yang hadir di Gedung Soetardjo.
Targetkan Universitas Jember Masuk Sepuluh Besar Universitas Terbaik di Indonesia
Bakal calon rektor pertama yang mendapatkan kesempatan untuk memaparkan program kerjanya adalah Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Pakar teori Graf yang juga Ketua Program Studi Sistem Informasi ini mengambil tema Kerja Harmonis Menuju Universitas Terkemuka di Indonesia. Dalam pemaparannya, pria asal Pamekasan ini menargetkan dalam lima tahun ke depan, Universitas Jember dapat masuk dalam jajaran sepuluh perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.
“Menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia adalah target yang realistis. Dilihat dari sisi sumber daya manusia berupa dosen, prosentase jabatan fungsional dan dan guru besar di Universitas Jember sudah sebanding dengan ITB yang merupakan perguruan tinggi nomor satu di Indonesia versi Kemenristekdikti. Permasalahannya adalah pada produktivitas dan kualitas penelitian dan jumlah publikasi internasional Universitas Jember yang masih kurang,” paparnya.
Permasalahan kedua adalah peningkatan akreditasi program studi, walaupun akreditasi Universitas Jember secara kelembagaan sudah A, namun masih banyak program studi di Universitas Jember yang akreditrasinya masih C. Hal ini ditambah dengan kondisi program studi S2 dan S3 di Universitas Jember yang jumlahnya hanya 13% dari keseluruhan program studi yang ada. “Program S2 dan S3 adalah ujung tombak pelaksnaaan penelitian, modal menuju universitas riset,” kata pria yang akrab dipanggil Profesor Slamin ini.
Oleh karena itu, lulusan University of Newcastle Australia ini mencanangkan empat program utama yang terdiri dari peningkatan kualitas manajemen dan organisasi, peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kapasitas SDM, dan peningkatan kualitas pembelajaran dan kegiatan mahasiswa. “Keempat program besar tadi bisa dicapai dengan meningkatkan kebersamaan dalam upaya memobilisasi kapasitas sumber daya yang dimiliki. Meningkatkan keharmonisan dalam upaya pengembangan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sehingga dapat menghasilkan kuadran yang berdaya guna, serta meningkatkan keselarasan dalam upaya penambahan prokdutivitas hasil pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata profesor Slamin.
“Saya menargetkan dalam empat tahun ke depan, Universitas Jember masuk dalam jajaran sepuluh perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Program yang akan dilakukan antara lain mengembangkan roadmap penelitian berbasis laboratorium, mendorong penelitian yang produktif dan berdampak besar, mengembangkan pusat penelitian unggul serta meningkatkan jumlah program S2 dan S3. Peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi internasional. Kesemuanya perlu didukung dengan usaha meningkatkan kinerja Universitas Jember dalam memperoleh status Badan Layanan Umum (BLU) dan program kerja lainnya,” pungkas Prof. Slamin.
Prioritaskan BLU, Peningkatan Sarana dan Prasarana Serta Jejaring Internasional
Bakal calon rektor kedua, Dr. Ir. Jani Januar, MT bertekad memantapkan dan mengembangkan sumberdaya mandiri yang akan diwujudkan dalam peningkatan status Universitas Jember sebagai Badan Layanan Umum (BLU), meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dan pengajaran, serta meningkatkan jejaring internasional. “Ketiga program tadi menjadi prioritas yang harus dilakukan Universitas Jember pada periode 2016-2020. Saya yakin dengan jalan membangun kebersamaan dapat membawa kita menuju kemandirian yang bermartabat,” jelas Dekan Fakultas Pertanian ini.
Dr. Ir. Jani Januar, MT meyakini Universitas Jember yang sudah mendapatkan akreditasi kelembagaan A akan mampu menjadi perguruan tinggi yang lebih baik lagi. Hal ini didukung dengan kekuatan 13 fakultas dan 2 program studi yang menampung sekitar 25 ribu mahasiswa. “Tetapi kita juga masih memiliki kelemahan yang harus diperbaiki, antara lain akreditasi program studi yang belum semuanya mendapatkan akreditasi A, sarana dan prasarana yang masih perlu ditingkatkan, juga persebaran doktor dan guru besar yang belum merata,” katanya.
Menurut Dr. Ir. Jani Januar, MT guna mewujudkan kemandirian yang bermartabat maka dirinya sudah menyiapkan tiga program utama, yang meliputi program bidang pendidikan dan pengajaran, program penelitian, serta program pengabdian kepada masyarakat. “Pada program bidang pendidikan dan pengajaran, kita harus mendorong makin banyak staf pengajar yang meraih doktor dan guru besar. Targetnya, dalam empat tahun ke depan, akan ada peningkatan jumlah doktor sebanyak 40% dan guru besar sebanyak 10%. Meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri, serta mengarus utamakan pendekatan kualitas melalui benchmarking dan standarisasi pembelajaran,” tuturnya.
Sementara di bidang penelitian, dosen jurusan Sosial Ekonomi Pertanian ini memprioritaskan riset yang menghasilkan produk unggulan, inovatif terutama di bidang pangan, energi, alat kesehatan dan lainnya. “Riset-riset teknologi madya pada pengembangan alat-alat dan mesin yang mempermudah budi daya dan proses produksi wajib menjadi keunggulan kita,” tambahnya lagi. Di bidang pengabdian kepada masyarakat, dosen yang suka bernyanyi ini berjanji akan memfasilitasi hasil-hasil riset yang dapat diaplikasikan kepada masyarakat, mendorong agar tiap fakultas memiliki wilayah/industri binaan dan insentif kepada dosen yang melakukan penelitian.
Dr. Ir. Jani Januar, MT kemudian menegaskan bahwa peningkatan Harapannya dalam waktu yang tidak lama lagi, Universitas Jember akan mendapatkan status BLU sehingga pemenuhan sarana dan prasarana akan lebih mudah diwujudkan. Sedangkan pembangunan jejaring dengan berbagai pihak internasional akan dilakukan tiga cara, yakni melalui jaringan antar dosen/peneliti, jaringan antar fakultas serta memanfaatkan para alumni.
Mewujudkan Insitusi Unggul Di Kawasan Asia Tenggara
Presentasi terakhir disampaikan oleh Drs. Mohammad Hasan, MSc., PhD yang juga rektor periode 2012-2016. Sedikit berbeda dengan dua koleganya, dosen jurusan matematika FMIPA ini bertekad membawa Universitas Jember menjadi institusi unggul di kawasan Asia Tenggara. Pasalnya menurut pria asal Malang ini, globalisasi sudah di depan mata, bahkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku bulan Desember 2015 nanti. “Jadi, mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri agar mampu berbicara tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di tingkat Asia Tenggara. Jika tidak dipersiapkan sejak sekarang, maka kita akan ketinggalan,” imbuhnya.
Apakah Universitas Jember siap bersaing di tingkat ASEAN ? Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D kemudian membeberkan fakta dan data yang dapat mendukung targetnya menjadikan Universitas Jember sanggup bersaing di tingkat Asia Tenggara. Menurutnya saat ini kampus Tegalboto sudah memiliki riset-riset unggulan seperti Mocaf, tebu transgenik dan lainnya. Tidak hanya dosen, mahasiswa Universitas Jember juga banyak yang telah berkiprah di tingkat internasional di bidang akademik dan non akademik. Budaya akademik (academic atmosphere) juga sudah berkembang dibuktikan dengan makin meningkatnya kualitas dan kuantitas tulisan ilmiah dan seminar di kalangan dosen dan mahasiswa. “Ini beberapa indikasi bahwa dengan segala kekuatan dan kelemahannya, Universitas Jember mampu berbicara di Indonesia, bahkan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Sementara terkait status BLU, dosen yang akrab dipanggil Pak Hasan ini lebih memilih untuk berhati-hati menyikapinya. Pasalnya status BLU memang menjanjikan beberapa peluang dan keluwesan dalam mengatur keuangan, namun jika tidak dikelola dengan baik maka bisa berpotensi sebaliknya. Dirinya kemudian mencontohkan dari 23 perguruan tinggi di Indonesia yang berstatus BLU, 16 diantaranya kini tengah bermasalah. “Kita memang masih berstatus Satuan Kerja, namun akreditasi kita A, tidak kalah dengan mereka yang BLU,” katanya. Oleh karena itu, menurut bakal calon rektor petahana ini, BLU akan terus coba diraih namun dengan langkah yang terukur.
Untuk mewujudkan Universitas Jember sebagai institusi unggul di Asia Tenggara, Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD telah menyiapkan strategi. Langkah pertama adalah pemenuhan Standar Nasional Pendidikan dan standar ASEAN University Network Quality Assurances. “Program standarisasi tersebut meliputi standarisasi Tridharma perguruan tinggi dan standarisasi bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kemudian program peningkatan unggulan institusi seperti pendirian pusat-pusat riset baik di bidang eksakta maupun sosial humaniora,” jelasnya. Program selanjutnya adalah program peningkatan kualitas tata kelola dan program kerja sama internasional.
Diskusi Dua Babak Berjalan Lancar
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dipimpin Danang Sangga Buana. Pada babak pertama, setiap bakal calon rektor mengajukan pertanyaan kepada sesama bakal calon rektor. Dalam diskusi yang berlangsung hangat ini pertanyaan yang bersifat filosofis hingga teknis mengemuka.
Misalnya saja, bakal calon rektor Prof. Slamin bertanya kepada kedua rekannya apakah akan bersedia membantunya jika dirinya terpilih nanti sebagai rektor ? Pertanyaan ini mendapatkan jawaban yang hampir sama dari kedua bakal calon rektor lainnya. menurut Dr. Ir. Jani Januar, MT dan Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD., keputusan maju menjadi bakal calon rektor diniati sebagai ibadah guna membangun Universitas Jember sehingga tidak ada kata oposisi.
Sementara itu Dr. Ir. Jani Januar, MT mengajukan pertanyaan teknis, bagaimana tahapan untuk mewujudkan Universitas Jember sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara kepada kedua koleganya. Begitu pula dengan kandidat rektor, Drs. Moh. Hasan, MSc., PhD, pertanyaan yang ditujukan kepada Prof. Slamin berkisar pada mengapa target yang dicanangkan hanya sampai di tingkat Indonesia saja, padahal sivitas akademika kampus Tegalboto memiliki kemampuan yang sudah diakui di tingkat yang lebih tinggi lagi ? Sementara pertanyaan mengenai usaha peningkatan kesejahteraan sivitas akademika ditujukan untuk Dr. Ir. Jani Januar, MT.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan pertanyaan dari peserta yang hadir. Berbagai pertanyaan mengemuka baik dari dosen, mahasiswa dan karyawan. Beberapa pertanyaan yang mengemuka antara lain terkait bagaimana kesiapan Universitas Jember menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang ditanyakan oleh Prof. Dr. Didik Sulistyanto dari Fakultas Pertanian, sementara Dr. Kahar Muzakar dari FMIPA mengkritisi branding Universitas Jember yang selama ini dirasa belum maksimal hingga masih ada yang belum mengetahui keberadaan Kampus Tegalboto ini.
Beberapa pertanyaan menarik dan kritis juga dilontarkan oleh mahasiswa, salah satunya oleh Aam, mahasiswa FISIP yang menantang komitmen ketiga bakal calon rektor untuk tidak melakukan tindak korupsi saat terpilih nanti. Sementara itu Savitri dari Fakultas Hukum mengkritisi keberadaan Universitas Jember yang dirasa belum maksimal memberikan efek nyata bagi masyarakat sekitar. “Saya menemukan masih ada anak putus sekolah dan menikah di usia dini di seputaran kampus, ini tentu saja perlu penanganan nyata dari Universitas Jember,” ujar Savitri yang bertanya dalam bahasa Inggris ini.
Seolah tidak mau kalah, karyawan Universitas Jember juga menyuarakan pertanyaannya, Bagus dari FISIP mempertanyakan tunjangan kinerja yang masih tersendat, sedangkan koleganya, Hadi Suwono dari FMIPA menanyakan program peningkatan softskill apa yang disiapkan oleh para kandidat bakal calon rektor guna emningkatkan kemampuan para karyawan. Rangkaian acara kemudian diakhiri dengan closing statement dari masing-masing bakal calon rektor. (iim/dian)
Baca Juga :