Pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Katentreman di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (1/11) mendapatkan apresiasi Wakil Rektor 3 Universitas Jember, Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Nawiyanto, M.A., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa pagelaran wayang malam ini spesial karena dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya dan juga Dies Natalis Universitas Jember ke-60. “Juga bisa kita menikmatinya secara real, bukan melihat di tv atau di youtube,” terangnya.
Pagelaran wayang kulit ini adalah bagian dari upaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember peduli dan terus melestarikan budaya kita. Fakultas Ilmu Budaya mempunyai icon gunungan, dimana gunungan merupakan simbol kehidupan dan simbol kemakmuran. Dan keberadaan Fakultas Ilmu Budaya juga diharapkan bisa memberikan kemakmuran bagi kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam usia ke-60 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember turut serta dalam memajukan kebudayaan. Dengan menghadirkan pagelaran wayang dan campur sari dengan dalang Andik Feri Bisono adalah bagian dari kebudayaan kita untuk nguri-nguri budaya Jawa. Dan saya kira Bapak/Ibu dalam kegiatannya sudah melakukan penelitian, pengabdian terkait masyarakat dan budaya lokal. “Dan pada malam hari ini secara khusus memberikan ruang bagi para seniman, khususnya seniman wayang dan campur sari untuk berekspresi di tengah-tengah kita, kita berikan aplous,” ungkapnya.
Fakultas Ilmu Budaya bersama-sama bersinergi dengan kalangan budayawan untuk menyebarkan, merevitalisasi budaya, sehingga kemudian budaya itu senantiasa hidup di tengah-tengah kita. Dimana wayang juga bisa memberikan nilai-nilai luhur bagi kita. Dan pagelaran wayang pada malam ini bisa memberikan sentuhan, rasa (eanse) bagi kalangan mahasiswa terutama, juga bagi kita semua.
Pada pagelaran wayang dengan lakon Wahyu Katentreman malam ini semacam harapan dan doa bagi kita semua untuk bisa damai dan tentram. Ini selaras dengan spirit dari Universitas Jember Working in Harmony. Jadi ketentraman dan keharmonisan adalah mimpi kita bersama. Dan mudah-mudahan akan memberikan spirit dan kerja sama dan gotong royong untuk mewujudkan ketentraman dan keharmonisan.
Nawiyanto juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada rektor, wakil rektor, segenap pimpinan dan juga panitia yang telah bekerja sama mensukseskan terlaksananya pagelaran wayang kulit di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.
Fendi yang mewakili rektor Universitas Jember membuka secara resmi pagelaran wayang kulit dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya sekaligus Universitas Jember ke-60. “Saya membayangkan pagelaran wayang ini akan banyak di tonton oleh orang-orang tua, ternyata justru lebih banyak usia milenial yang hadir, aplous buat semuanya,” puji Fendi.
Fendi menyampaikan pagelaran wayang kulit di FIB-UNEJ ini menunjukkan suatu semangat bagi kita semua, bagaimana mempertahankan budaya yang sudah diturunkan nenek moyang kita. Betapa Fendi kuatir akan pupusnya budaya pewayangan akan menjadi kecil karena kurangnya minat generasi muda dalam melestarikannya. Artinya generasi muda termasuk mahasiswa bisa terus melestarikan budaya kita. “Saya melihat para sinden juga masih muda-muda, ini menunjukkan adanya regenerasi masih ada,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Fendi menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran rektor yang sedang menjalankan tugas di Malang.
Sementara itu Ketua Senat Universitas Jember menyerahkan gunung kepada Ki Dalang Andik Feri Bisono tanda dimulainya pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Katentreman. Selamat menyaksikan