Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya dan Universitas Jember ke-60, akan ada Pagelaran Wayang Kulit Ki Dalang Andik Feri Bisono dengan lakon “WAHYU KATENTREMAN” dan Campursari Dewa Budaya bertempat di Pendapa Fakultas Ilmu Budaya pada Jumat, 1 November 2024 pukul 19.00 sampai dengan selesai.
Pagelaran Wayang Kulit “Wahyu Katentreman”
Lakon “Wahyu Katentreman” sendiri memiliki makna yang sangat dalam dan sarat akan pesan moral. Secara harfiah, “Wahyu Katentreman” dapat diartikan sebagai wahyu atau petunjuk yang membawa ketenangan. Dalam konteks pewayangan, lakon ini biasanya mengisahkan perjalanan spiritual seorang tokoh pewayangan dalam mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan sejati.
Ki Dalang Andik Feri Bisono
Ki Andik Feri Bisono, sebagai dalang yang membawakan lakon ini, tentu memiliki gaya dan interpretasi tersendiri. Beliau dikenal sebagai dalang yang memiliki kemampuan dalam mengolah suara, mimik, dan gerak-gerik wayang sehingga mampu menghidupkan setiap tokoh dalam cerita. Dengan pengalamannya, Ki Andik mampu menyampaikan pesan-pesan moral yang terkandung dalam lakon “Wahyu Katentreman” dengan sangat efektif.
Campursari Dewa Budaya
Kehadiran musik campursari dari Dewa Budaya semakin menambah semarak pagelaran ini. Campursari, sebagai musik tradisional Jawa yang populer, memiliki ritme dan melodi yang sangat khas. Perpaduan antara iringan gamelan dalam pewayangan dengan alunan musik campursari menciptakan suasana yang meriah dan mampu menghipnotis penonton.
Apa yang Menarik dari Pagelaran Ini?
- Perpaduan Seni Tradisional: Pagelaran ini menyajikan perpaduan apik antara wayang kulit sebagai seni pertunjukan tradisional dengan musik campursari yang juga merupakan bagian dari budaya Jawa.
- Pesan Moral yang Mendalam: Lakon “Wahyu Katentreman” mengandung pesan-pesan moral yang sangat relevan dengan kehidupan manusia, seperti pentingnya kedamaian batin, kesabaran, dan keikhlasan.
- Hiburan yang Menyegarkan: Bagi pencinta seni pertunjukan, pagelaran ini menawarkan hiburan yang menyegarkan dan mampu mengobati kerinduan akan seni tradisional.
- Pelestarian Budaya: Dengan menggelar pagelaran seperti ini, kita turut serta melestarikan budaya bangsa, khususnya seni pewayangan dan musik campursari.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
- Nilai-nilai luhur: Melalui lakon “Wahyu Katentreman”, kita dapat belajar tentang nilai-nilai luhur seperti kesabaran, keikhlasan, dan pentingnya mencari kedamaian batin.
- Apresiasi terhadap seni: Pagelaran ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan mencintai seni pertunjukan tradisional, khususnya wayang kulit dan musik campursari.
- Pentingnya melestarikan budaya: Kita perlu menyadari pentingnya melestarikan budaya bangsa agar tidak hilang ditelan zaman.