[:en]THE REPRESENTATION OF FANDOM DISCOURSE IN RAINBOW ROWELL’S FANGIRL[:id]REPRESENTASI WACANA FANDOM DALAM NOVEL FANGIRL KARYA RAINBOW ROWELL[:]

[:en]Maya Novita Sari

ABSTRACT

Through Fangirl, Rowell delivers the phenomena of fandom in two different points of view. She shows both the portrayal of fans who see fandom as a common thing and she also exposes the depiction of people who give a bad perspective to fandom. The discourse of fandom in the novel is constructed through the fictional characters. There are main character and supporting characters who have different perspective in the way they interpret a text. Stuart Hall’s theory of representation and encoding/decoding are applied to analyze the discourse of fandom in the novel. In Fangirl, Rowell shows that the meaning of text is not only produced by one sided group or writer only but also the readers. The meaning is produced through the representation of its discourse. To show the discourse of fandom in the novel, this research sums up the position of the characters into three groups based on Hall’s theory. They are dominant hegemonic position, negotiated position and oppositional position. The result of this research shows that the novel Fangirl represents the all three hypothetical positions of decoding process. The construction of fandom discourse in the novel closely relates to today’s American society thoughts of fandom; they partly reject and partly agree with the work of fandom. On the other hand, the author of Fangirl puts novel as the original products that are more worth-appreciating than fan products particularly fan fiction. Rowell puts back to its hierarchy that the position of sub culture is underneath the dominant culture.

Keywords: Representation, fandom, discourse, encoding/decoding[:id]Maya Novita Sari

ABSTRAK

Melalui Fangirl, Rowell menyampaikan fenomena fandom dalam dua sudut pandang. Dia menunjukan, baik pandangan seorang fan yang menilai fandom sebagai kegiatan yang wajar maupun gambaran orang-orang yang memberi penilaian buruk terhadap fandom. Wacana fandom di dalam novel dibentuk melalui karakter fiksi. Di dalam novel Fangirl terdapat pemeran utama dan pemeran pendukung yang memiliki perbedaan pandangan dalam menginterpretasikan sebuah teks. Teori representasi dan encoding/decoding oleh Stuart Hall diaplikasikan untuk menganalisa wacana fandom di dalam novel. Di dalam novel Fangirl, Rowell menunjukkan bahwa maksud dari sebuah teks tidak hanya dibentuk oleh satu pihak atau penulis saja tetapi juga bisa dibentuk oleh pembaca. Sebuah makna dibentuk melalui representasi wacana itu sendiri. Untuk menunjukan wacana fandom di dalam novel Fangirl, penelitian ini merangkum posisi karakter menjadi tiga grup sesuai dengan teori Hall yaitu posisi hegemoni dominan, negosiasi dan oposisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahawa novel Fangirl merepresentasikan ketiga posisi proses decoding. Konstruksi wacana fandom di dalam novel memiliki keterkaitan dengan pemikiran masyarakat Amerika tentang fandom; sebagian dari mereka menolak dan sebagian menerima. Disisi lain penulis Fangirl meletakkan novel sebagai produk asli yang lebih layak untuk di apresiasi dibandingkan produk dari fan terutama fan fiction. Rowell mengembalikan lagi hal tersebut kepada hirarkinya bahwa posisi budaya subordinasi masih dibawah budaya populer.

Kata Kunci: Representasi, fandom, wacana, encoding/decoding[:]

Related Posts

http://103.147.222.22/ https://sisbpn.petrolab.co.id/ https://survey.petrolab.co.id/pulsa/ http://jdih-aceh-dev.kemenkumham.go.id/ http://dev-realisasi.stipjakarta.ac.id/ https://efinger.bkpp.gorontalokota.go.id/ https://lppm.nurulfikri.ac.id/ https://sierik.bkpp.gorontalokota.go.id/ http://kebunraya.balikpapan.go.id/ https://dev-sido.sebi.ac.id/ https://wginc.com/ https://jdih.majalengkakab.go.id/ slotpulsa