RASISME DI THE DIARY OF A YOUNG GIRL: ANALISA PENAKSIRAN

RINGKASAN
RASISME DI THE DIARY OF A YOUNG GIRL: ANALISA PENAKSIRAN; Feny Anggeria, 120110101114; 2016; 52 pages; Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.

Menulis sebuah catatan harian telah menjadi kegiatan umum di masyarakat. Seseorang yang menulis sebuah catatan harian mencoba menyampaikan ide-ide dan perasaan-perasaanya mengenai suatu hal yang sudah terjadi terhadap ide-ide dan kehidupan. Analisa penaksiran digunakan pada penelitian ini. Alasan menggunakan analisa penaksiran yaitu untuk menemukan hubungan di antara evaluasi penulis dan pembaca. Data yang terpilih terdiri dari 4 tanggal catatan harian yang terkumpul dari The Diary of a Young Girl. Data tersebut diuji sebagai rasisme yang terdiri dari Sabtu, 20 August 1942, Jumat,3 July 1942, Minggu, 5 July 1942, Jumat, 9 October 1942. Data tersebut terdiri dari kualitatif data dan terbukti adanyaimplikasi diskriminasi rasis.
Kualitatif data digunakan pada tesis ini. Kualitatif data (Nawawi, 1998: 85) menyebutkan kualitatif data adalah segala bentuk tulisan yang berkaitan dengan kata, kalimat, teks. Data-datayang dianalisa merupakan wacana tulis, yaitu teks diary atau dokumen dengan judul Anne Frank: The Diary of A Young Girl. Di bawah kerangka teori penaksiran, opini-opini rasis dari wacana catatan harian diklasifikasikan dan dianalisa dengan menggunakan kateogori-kategori penaksiran: Attitude, Engagement, Graduation. Attitude membahas opini rasis dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menghakimi suatu hal. Engagement digunakan untuk menjabarkan keberpihakkan dari sudut pandang penulis. Graduation cenderung meningkatkan kadar rasis yang tinggi serta memperluas keberpihakkan individu.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktek rasisme memunculkan opini rasis yang secara luas dilegalkan dengan perlebaran dan perluasan sikap terhadap kelompok-kelompok minoritas. Opini mengkonstruksi isu rasis di catatan harian Frank melalui wacana diskriminatif. Di sisi lain, cara pandang historis dapat menjadi inti investigasi ketika menganalisa rasisme di dalam ranah linguistik. Di bawah perspektif sejarah, bahasa dapat pula menjadi senjata untuk menaksir kalimat-kalimat yang bertujuan menghakimi.
Bahasa evaluasi digunakan sebagai inti etis terhadap sudut pandang penulis, dan pemahaman pembaca. Di dalam catatan harian Frank, jumlah Attitude digunakan secara dominan dengan evaluasi negatif penghakiman. Respon negatif dibentuk untuk memberi pendirian pada penulis dalam menghakimi perilaku orang-orang Jerman dengan perlawanan terhadap kemampuan dan kapasitas dari kaum Yahudi.
Bagian kedua yang terpenting, evaluasi menjelaskan pemahaman alternatif dalam menilai hal yang dimaksudkan menilai arti. Jumlah Graduation berfokus pada kuantitas, juga intensifikasi dalam penilaian yang sama. Penilaian arti terakhir yang mengaitkan opini Frank adalah kemunculan Engagement yang secara langsung digunakan untuk meningkatkan pendapat individu. Frank menilai German sebagai objek perlawanan yang kekuasaannya mendasari pendapatnya lebih besar terhadap Yahudi. Dalam mengatur pendapat penulis, konter mempengaruhi argumentasi. Di sisilain,penolakkan dapat memandu pembaca mengevaluasi pendapat kontroversinya yang diusulkan untuk mencapai penolakannya terhadap rezim diktator NAZI.

Leave a Reply