KeRis TERKELOK dan KeRis MAGISTRA Turut Berpartisipasi dalam Kongres Internasional Kesusastraan ke-30 di Palu

Kelompok Riset Tradisi Lisan dan Kearifan Lokal (KeRis TERKELOK) dan Kelompok Riset Pemaknaan Sosiologi Sastra (KeRis MAGISTRA) turut berpartisipasi dalam seminar rutin tahunan Konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) XXX atau International Conference on Literature (ICoL) XXX yang diselenggarakan kerja sama antara Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Sulawesi Tengah (HISKI Sulteng), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako (FKIP UNTAD), dan HISKI Pusat.

“KeRis TERKELOK dan KeRis MAGISTRA turut mempresentasikan makalah dalam acara KIK ke-30 di Palu. Selain untuk mengikuti perkembangan mutakhir kajian-kajian sastra yang dilakukan oleh para peneliti dari Aceh hingga Papua, kami juga memaparkan hasil riset guna memenuhi sebagian luaran yang kami targetkan.” Demikian pernyataan Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum., anggota KeRis TERKELOK, yang sekaligus ketua KeRis MAGISTRA, ketika dihubungi usai acara, Selasa (16/11/2021).

KIK XXX di Palu, Sulawesi Tengah, yang bertema “Literature in Multidisciplinary Studies” dilaksanakan perpaduan antara luring dan daring, di Swissbel Hotel, dengan pembicara utama Prof. George Quinn, Ph.D., (Australian National University, Australia), Dr. Soe Tjen Marching (University of London, United Kingdom), Dr. Chong Ah Fok (St. Andrew Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam), Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. (Universitas Negeri Yogyakarta, Ketua HISKI Pusat), Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd. (Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung), Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, S.E., M.S., ASEAN Eng. (Universitas Tadulako), dan Dr. Gazali Lembah, M.Pd. (Universitas Tadulako).

Dalam sambutannya, ketua panitia, Dr. Ulinsa, M.Hum., menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pembicara, baik yang dapat hadir secara luring, maupun yang daring. Dijelaskannya pula bahwa dengan tema kajian multisiplin terhadap sastra, diharapkan mampu memperkaya kajian-kajian mutakhir sehingga menghasilkan lebih beragam perspektif. “Semoga kajian multidisiplin terhadap sastra mampu memberi makna yang lebih, baik bagi sastra maupun bagi masyarakat,” kata Ulinsa.

Dalam partisipasinya, Tim KeRis TERKELOK dan Tim KeRis MAGISTRA mempresentasikan sebagian hasil riset yang dilaksanakan tahun 2021. Kedua tim mempresentasikan secara daring. Dengan makalah berjudul “Banyuwangi Song: ‘the Using’ Culture in Secondary Orality,” Tim KeRis TERKELOK memaparkan bahwa lagu Banyuwangen berjudul “Basanan” karya B.S. Nurdian yang dinyayikan Catur Arum dalam channel Youtube merupakan representasi dari kelisanan sekunder. “Karakteristik bahasa dalam teks Basanan adalah karakteristik bahasa lisan, karena bersifat aditif dan agregatif. Dengan media digital di Youtube, lagu yang cukup populer tersebut merepresentasikan kelisanan sekunder,” kata Tim KeRis TERKELOK.

Pada bagian lain dijelaskan bahwa substansi teks lagu Basanan mencerminkan kondisi kultural masyarakat Using. Dalam perkembangan media, banyak masyarakat Using yang memanfaatkan media sosial, baik sebagai sarana ekspresi kultural maupun untuk mendapatkan keuntungan finansial. Makna penting dinamika peradaban bagi masyarakat Using, bahwa kelisanan primer kini telah memasuki kelisanan sekunder dan menjadi produk kultural yang populer bagi masyarakat Using, Banyuwangi. “Transformasi dari kelisanan primer ke kelisanan sekunder menjadi cerminan dinamika peradaban budaya lokal Using,” jelas Tim KeRis TERKELOK.

Tim KeRis MAGISTRA dengan presentasi berjudul “Conflict Between Tradition and Religion: A Sociological Representation of Hasnan Singodimayan’s Novels” menjelaskan bahwa novel-novel Hasnan Singodimayan banyak menarasikan dimensi sosiologis dalam konteks budaya Using, Banyuwangi. Dalam novel Kerudung Santet Gandrung, misalnya, intensi pengarang berpihak kepada seni tradisi dan kaum abangan, yang berhadapan dengan kaum santri dan masyarakat modern. Konstruksi pengarang berbeda dari persepsi mainstream, dengan mengunggulkan penari gandrung dan pencipta lagu lokal yang berhadapan dengan kaum santri. “Konstruksi sosial yang dibangun Hasnan menekankan dimensi moralitas dari perspektif esensialistik, bukan formalistik,” kata Tim KeRis MAGISTRA.

Dijelaskan pula bahwa Hasnan sangat intensif dalam membangun citra budaya Using melalui novel-novelnya. Bahkan berupaya untuk mengingatkan kepada pembaca tentang khazanah kultural warisan Kerajaan Blambangan. Dalam novel Niti Negari Bala Abangan, misalnya, Hasnan tampak berpihak pada nilai historis dan kultural Blambangan. Novel tersebut dikonstruksi dengan mengunggulkan Blambangan, dibandingkan Banyuwangi sekarang. Identitas Blambangan menjadi representasi masa lalu masyarakat Banyuwangi dan budaya Using. “Novel-novel karya Hasnan dapat diinterpretasikan sebagai perjuangan membela budaya Using,” jelas Tim KeRis MAGISTRA .

KeRis TERKELOK dan KeRis MAGISTRA merupakan kelompok riset pada level Program Studi/Jurusan, di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Sind FIB UNEJ). Kedua KeRis tersebut merupakan bagian dari 300-an lebih KeRis yang ada di Universitas Jember, dengan level Prodi, Fakultas, dan Universitas. KeRis dibentuk secara bertahap sejak tahun 2018 melalui Surat Keputusan Rektor UNEJ, dengan koordinasi teknis di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember (LP2M UNEJ). Tujuan utama dibentuk KeRis antara lain untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah dosen UNEJ.

KeRis TERKELOK memfokuskan risetnya pada tradisi lisan dan kearifan lokal, terutama dalam area budaya Using, Banyuwangi. KeRis TERKELOK diketuai oleh Edy Hariyadi, S.S., M.Si., dengan anggota Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum. dan Dra. Titik Maslikatin, M.Hum. Selain melakukan riset dan menulis publikasi ilmiah, KeRis TERKELOK juga mendorong mahasiswa untuk mengambil tema alternatif dalam menulis skripsi, di antaranya tema tradisi lisan dan kearifan lokal yang ada di wilayah sekitar masing-masing mahasiswa.

KeRis MAGISTRA memfokuskan risetnya pada perspektif sosiologi sastra. KeRis yang baru dibentuk tahun 2020 ini diketuai oleh Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum., dengan anggota Dra. Sunarti Mustamar, M.Hum., Abu Bakar R.M., S.S., M.A., dan Zahratul Umniyyah, S.S., M.Hum. KeRis ini dibentuk untuk mewadahi kajian terhadap perkembangan dimensi sosiologis yang cukup pesat, yang berimplikasi pada wacana dan narasi karya sastra.

Related Posts