FIB-UNUD Ingin Jalin Kerjasama dengan FIB-UNEJ

Universitas Udayana (UNUD) ingin menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Demikian disampaikan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya UNUD, Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suparwa, M.Hum. pada kunjungannya ke FIB Universitas Jember pada hari Jumat, 8 Desember 2017. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama baik dalam bidang penelitian, pertukaran pelajar maupun jurnal institusi. Institusi FIB-UNUD yang telah terakreditasi A memiliki 8 program studi strata S1, yaitu:

  1. Program Studi Sastra Inggris
  2. Program Studi Sastra Jepang
  3. Program Studi Bahasa Indonesia
  4. Program Studi Sastra Bali
  5. Program Studi Sastra Jawa Kuno
  6. Program Studi Non Bahasa yaitu Antropologi
  7. Program Studi Non Bahasa yaitu Sejarah, dan
  8. Program Studi Non Bahasa yaitu Arkeologi

UNUD adalah atu-satunya Fakultas Ilmu Budaya yang memiliki program studi sastra jawa kuno dan kita sedang mengembangkan digitalisasi lontar, kata Nyoman. Selain program studi setara S1, FIB-UNUD juga memiliki 2 pogram setrata S2, yaitu: Magister Linguistik dan Magister Kajian Budaya dan 2 program strata Doktor (S3), yaitu: Doktor Linguistik dan Doktor Kajian Budaya.

FIB-UNUD Bali menjadi penciri paling diunggulkan dibandingkan fakultas lain, kata Nyoman. Kalau kita mau mengunggulkan bidang kedokteran, walaupun bisa tetapi itu belum menjadikan UNUD menjadi populer. Apalagi dibidang teknik, mengingat kuatnya budaya Bali dan pariwisata yang sangat potensial, maka FIB-UNUD menjadi prioritas dalam penciri Universitas Udayana.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Akhmad Sofyan menyampaikan bahwa kedatangan akademisi dari FIB-UNUD merupakan gayung bersambut. Betapa tidak, ketika kami sebelumnya telah mengirim surat untuk kunjungan ternyata justru didahului dari FIB-UNUD datang ke Jember. Ini merupakan suatu kehormatan dan kami berharap permohonan kami yang direncanakan akan berkunjung tanggal 15 mendatang dapat diterima, kata Akhmad Sofyan. Akhmad Sofyan bersama jajaran dan ketua program studi menyambut positif niat baik dalam menjalin kerjasama dari FIB-UNUD. Penjajagan ini akan menjadi agenda prioritas dalam kunjungan balik FIB-UNEJ ke FIB-UNUD pada 15 Desember 2017 mendatang. Akhmad Sofyan juga berharap banyak belajar dari FIB-UNUD yang telah berhasil menjadi institusi yang sudah BLU (Badan Layanan Umum). Harapan Universitas Jember pada tahun 2018 akan mengikuti sebagai BLU. (/hasan)

Kedatangan tamu dari FIB-UNUD disambut tarian labako yang dibawakan oleh Dewan Kesenian Kampus FIB-UNEJ. Puisi terahir karya WS Rendra yang religius dibacakan oleh Wakil Dekan II, Titik Maslikatin.

Seringkali aku berkata,

Ketika semua orang memuji milik-ku Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:

Mengapa Dia menitipkan padaku ??? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ??? Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ??? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,

Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,

Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit,

Kutolak kemiskinan, seolah semua “derita” adalah hukum bagiku Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:

Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,

Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku Gusti,

Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….

*) Puisi ini ditulis oleh W.S. Rendra menjelang kematiannya, yang dituliskannya di atas ranjang Rumah Sakit.

Related Posts

Leave a Reply