Mini Drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” Versi Iklan Line Indonesia (Kajian Estetika Monroe Breadsley)

[:en]SUMMARY

 

Mini Drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” Versi Iklan Line Indonesia (Kajian Estetika Monroe Breadsley); Mirza Febrianti, 110110401004; 2016; 85 pages; Television and Film Studies Program Faculty of Humanities University of Jember

 

Cinematographic technique is closely related to the making of a film. The use of good technique can produce a quality film. Regarding a film, Indonesia has a lot to produce the best films produced by filmmakers. In making a film, the filmmakers had to present an interesting story line, one example is the storyline of romance. Theme of romance is also an attraction for one director in Indonesia, Mira Lesmana, which produces mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” with a duration of 10 minutes and 24 seconds.

Mini-drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014”  has a special attraction for the audience, because the actor who used the same as the cast of the film “Ada Apa Dengan Cinta”  in 2002. The story line on the mini dramas continue the ending of the movie “Ada Apa Dengan Cinta”, but not for the second sequel. Making mini drama to promote the newest features of the LINE app called “Find Alumni”. Serving on a mini drama attractively packaged, distributed through a social media messages, making it easier for users to be able to watch LINE mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014”.

This study analyzes the mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014”  in terms of cinematography in a dish shooting, using aesthetic theories belong Breadsley Monroe. Monroe theory Breadsley has three aspects: complexity, unity aspects, and aspects of intensity. Aspects of complexity found discussion about the character, the aspect of unity is found in the form of discussion of the meaning of a shooting, found the discussion of such aspects intensity image with the consistency of the storyline. Serving mini drama to kahalayak also explained by researchers, aims to demonstrate the technique ad campaign through a mini drama. The results showed the meaning of cinematographic technique in a shooting, so that researchers can determine the layout of the camera as well as blocking the cast to look attractive on a screen. Researchers analyzed the character of each character through clothing worn, speaking style, and facial expressions. Analysis further research is the consistency of the storyline with images, aims to determine the suitability of the story with the scene location, the layout of the property, as well as time. A discussion of cinematographic storyline is also described in this study, to determine the grain of shooting as well as parts of the story from the opening to closing, through images that have been reduced by the researcher.


 [:id]RINGKASAN

 

 

Mini Drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” Versi Iklan Line Indonesia (Kajian Estetika Monroe Breadsley); Mirza Febrianti, 110110401004; 2016; 85 halaman; Program Studi Televisi dan Film Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.

 

Teknik sinematografi berkaitan erat dalam pembuatan sebuah film. Penggunaan teknik yang baik dan tepat dapat menghasilkan film yang berkualitas. Mengenai sebuah film, di Indonesia sudah banyak menghasilkan film-film terbaik yang diproduksi oleh para sineas. Pada pembuatan sebuah film, para sineas harus menyajikan sebuah alur cerita yang menarik, salah satu contohnya adalah alur cerita percintaan. Tema percintaan juga menjadi daya tarik bagi salah satu sutradara di Indonesia yaitu Mira Lesmana, yang memproduksi mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” dengan durasi 10 menit 24 detik.

Mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” memiliki daya tarik tersendiri bagi para penonton, karena pemeran yang digunakan masih sama dengan pemeran film “Ada Apa Dengan Cinta” tahun 2002. Alur cerita pada mini drama seolah-olah melanjutkan akhir cerita pada film “Ada Apa Dengan Cinta”, namun tidak untuk sekuel kedua. Pembuatan mini drama bertujuan untuk mempromosikan fitur terbaru dari aplikasi LINE yaitu “Find Alumni”. Sajian pada mini drama dikemas secara menarik, disebarkan melalui sebuah pesan sosial media, sehingga mempermudah pengguna LINE untuk dapat menonton mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014” dengan kualitas gambar yang baik.

Penelitian ini mengambil objek mini drama “Ada Apa Dengan Cinta 2014”

melalui   pendekatan   sinematografi   dari   segi   pengambilan   gambar,   dianalisis menggunakan teori estetika milik Monroe Breadsley. Teori Monroe Breadsley memiliki tiga aspek yaitu aspek complexity, aspek unity, dan aspek intensity. Dari aspek complexity ditemukan pembahasan tentang karakter tokoh, masing-masing tokoh dijelaskan secara detail untuk memahami karakter yang diperankan. Aspek unity ditemukan pembahasan berupa sebuah teknik pengambilan gambar, contoh adegan yaitu saat pengambilan adegan Rangga dari sisi low angle, sudut kamera secara low angle menggambarkan kondisi Rangga yang percaya diri dan optimis. Selanjutnya ada aspek intensity ditemukan pembahasan berupa konsistensi gambar dengan alur cerita, contoh adegan saat Cinta sedang berada pada sebuah cafe bersama keempat sahabatnya, alur cerita serta lokasi dapat dikatakan konsisten karena cafe merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai. Terdapat pembahasan sajian mini drama kepada pengguna aplikasi LINE, bertujuan untuk memperlihatkan teknik promosi iklan melalui sebuah mini drama yang disebarkan melalui pesan sosial media “LINE For Android”.

Hasil penelitian dapat menjelaskan arti teknik sinematografi dalam sebuah pengambilan gambar, sehingga dapat mengetahui tata letak kamera serta blocking pemeran agar tampak menarik dalam sebuah layar. Peneliti menganalisis karakter masing-masing tokoh melalui busana yang dikenakan, gaya berbicara, dan ekspresi wajah. Analisa selanjutnya adalah konsistensi alur cerita dengan gambar, tujuannya adalah untuk mengetahui kecocokan cerita dengan lokasi adegan, tata letak properti, serta waktu. Terdapat pembahasan tentang sinematografi alur cerita, tujuannya adalah untuk mengetahui sajian pengambilan gambar serta bagian cerita dari opening hingga closing, melalui gambar yang telah direduksi oleh peneliti.

 

 [:]