Mahasiswa FIB Universitas Jember Kembali Tunjukkan Prestasi, Memenangi Lomba MC Tingkat Provinsi

Satu lagi prestasi yang ditorehkan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), yakni memenangi lomba MC tingkat Provinsi Jawa Timur. Wulan Faradila Wigunastika, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2022, menjadi pemenang ketiga, pada Lomba MC (Master of Ceremony, pembawa acara, atau pewara) yang diselenggarakan oleh UINSA Public Speaking (UPS). Penyerahan hadiah berupa piala, piagam, dan uang pembinaan, dilakukan bersamaan dengan acara Seminar Nasional dalam Rangka Harlah UPS ke-5, di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Senin (26/02/2024).

Wulan merasa bangga. Remaja kelahiran Sidoarjo, 23 Juli 2004, ini dapat menunjukkan prestasinya, sekaligus membawa nama baik kampusnya. Sebelumnya, perempuan yang sejak SMP memiliki cita-cita menjadi presenter dan jurnalis, ini telah banyak mengikuti berbagai lomba, kadang menang, kadang kalah. Untuk event lomba MC, baru kali ini diikutinya. “Saya baru pertama kali mencoba mengikuti lomba MC di event ini. Jadi, ini merupakan pengalaman pertama saya. Alhamdulillah, membuahkan hasil,” ucap Wulan sembari bersyukur.

Lomba yang diselenggarakan UINSA Public Speaking (UPS) mencakup Lomba MC dan Lomba Presenter. Masing-masing ditetapkan empat pemenang. Pemenang Lomba MC yakni (1) Aditya Bima Fahreza (UIN Malang), (2) Fahmi Daud Ibrahim (Universitas Muhammadiyah Malang), (3) Wulan Faradila Wigunastika (FIB Universitas Jember), dan (4) Ahmad Izzat Makki (STKIP PGRI Bangkalan). Sementara itu, pemenang Lomba Presenter adalah (1) Prismahesti Gitri Zuhudia (FISIP Universitas Jember), (2) Achi Wilfa Inayah (UIN KHAS Jember), (3) Izzatul Laili (UIN Sunan Ampel Surabaya), dan (4) M. Teguh Santoso (Universitas Negeri Surabaya).

Lomba dilakukan dengan cara mengirim rekaman video praktik menjadi MC dan presenter. Wulan mengirim rekaman dalam tautan: https://www.instagram.com/reel/C3bdX1KPGWH/?igsh=aWc3b2JmYzVtaWVl. Dari rekaman video itulah juri menilai dan menetapkan pemenangnya.

Dalam berbincang, Wulan sempat mengisahkan perjalanan hidupnya. Gadis dari keluarga sederhana dengan ayah bekerja di bengkel mobil dan ibu sebagai guru honorer ini, sejak di bangku sekolah aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. Bahkan pernah turut mengelola majalah sekolah, KISSDA, di sekolahnya, di Lumajang.

Minatnya dalam dunia jurnalistik diteruskan ketika memasuki bangku kuliah, dengan fokus pada public speaking. Diungkapkan bahwa awalnya tertarik untuk terjun di dunia public speaking. “Saya sangat tertarik. Dunia public speaking sangat menyenangkan. Selama saya menjadi mahasiswa FIB, saya sudah beberapa kali mengikuti lomba presenter, tetapi belum  beruntung. Namanya juga kompetisi, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Tetapi, saya masih terus berlatih untuk bisa menjadi presenter yang baik,” ungkap Wulan, yang saat ini sedang mengikuti program Kampus Mengajar 7, penempatan di sekolah  di wilayah Lumajang.

Lebih lanjut, Wulan menceritakan bahwa dirinya memiliki pengalaman menjadi MC di beberapa event, baik di kampus maupun luar kampus. Dari situ, ungkapnya, muncul feedback dari teman-teman agar dirinya terus mengasah kemampuan, di antaranya dengan mengikuti lomba MC. “Sewaktu masa liburan semester, saya coba cari-cari event lomba. Akhirnya, dapat info lomba yang diadakan oleh UINSA Public Speaking,” jelas Wulan.

Wulan juga mengungkapkan bahwa dalam semester ini dirinya menempuh mata kuliah Public Speaking, untuk dikonversi dalam program Kampus Mengajar yang diikutinya. “Jadi, saya merasa punya tanggung jawab untuk mempraktikkan ilmu public speaking di luar perkuliahan, meskipun saya tidak bisa mengikuti mata kuliah tersebut di kelas,” ungkap Wulan.

Dalam mengisahkan suka-dukanya mendalami dunia public speaking, Wulan selalu mengingat jasa orang-orang di sekitarnya yang telah menempa dirinya, sehingga setahap demi setahap mulai tampak hasilnya. Dikatakannya bahwa orang yang berjasa turut mengasah kemampuannya, di antaranya dosen pengampu mata kuliah Public Speaking dan para mahasiswa kakak kelasnya.

Wulan mengisahkan sembari mengenang. “Sebelum belajar MC, saya pernah dibimbing oleh Bu Erna tentang penerapan ilmu public speaking untuk menjadi seorang presenter. Itu saya alami ketika mengikuti lomba pewara berita pada saat semester 2. Waktu itu, saya dibimbing oleh Bu Erna bersama kakak-kakak tingkat angkatan 2020 yang sedang praktik UAS di kelas mata kuliah Public Speaking. Waktu itu, saya belum menempuh mata kuliah tersebut. Jadi, belajar ilmu presenter dengan beliau di semester awal menjadikan saya merasa mempunyai previllage,” kenang Wulan, sembari menyebutkan bahwa yang dimaksud Bu Erna adalah Dra. A. Erna Rochiyati S., M.Hum., dosen pengampu mata kuliah Public Speaking di Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ.

Lebih lanjut, Wulan mengungkapkan bahwa motivasinya terus berkembang, terutama ketika bertemu dengan orang-orang yang mampu meningkatkan spiritnya. “Saya juga merasa berhutang budi kepada beberapa kakak kelas yang telah berbagi ilmu, di antaranya Mbak Phia. Saya telah mendapat tips and trick tentang dunia public speaking dari dirinya. Hal ini menjadikan saya lebih percaya diri,” jelas Wulan, sembari menyatakan bahwa Phia Meidyana adalah alumni Sastra Indonesia yang kini menjadi presenter Kompas TV wilayah Jember.

Kemudian Wulan mencoba mengingat kembali tentang lomba MC yang diikutinya. Dikatakan bahwa sebenarnya dirinya tidak menyangka jika akhirnya menjadi salah satu pemenang dalam lomba tersebut. Apalagi tingkatnya termasuk lumayan, yakni level Provinsi Jawa Timur. Bagi dirinya, memenangi lomba mempunyai arti yang sangat penting, terlebih jika dikaitkan dengan rencana profesinya sebagai seorang MC.

Wulan juga menyinggung bahwa ketika mendapat tawaran untuk menjadi seorang MC di suatu event, dirinya sebenarnya merasa tidak percaya diri. Menurutnya, sebanyak apa pun dukungan dari orang-orang di sekitarnya, yang namanya pemandu acara pasti menghadapi orang-orang dengan selera yang berbeda-beda. “Pertanyaan yang sering terbesit dalam pikiran saya, ‘apakah kemampuan saya sudah berhasil untuk mengikuti selera orang yang lebih professional?’ Maka dari itu, adanya kompetisi ini membuat saya bisa mengukur kemampuan saya. Sepertinya kemenangan ini mampu menyemangati saya untuk menjadi seorang MC yang lebih percaya diri,” tandas Wulan.

Di akhir perbincangan, Wulan juga menyelipkan pesan edukatif untuk teman-temannya, para generasi milenial. “Perlu diingat, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Bukan akhir dari perjalanan. Mungkin hari ini kita gagal, tapi besok kita harus coba lagi! Jangan takut untuk mencoba hal baru! Siapa tahu Tuhan sudah memberikan rezeki kepada kita di lain perjalanan,” pesan Wulan menutup perbincangan.***

Related Posts

Leave a Reply