RITUAL USING DAN JAWA: MITOS HIBRIDITAS BUDAYA SEBAGAI INTEGRASI DAN HARMONI SOSIAL

Titik Maslikatin; Novi Anoegrajekti

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Pos-el: titikunej@gmail.com.; novi.anoegrajekti@gmail.com

Sudartomo Macaryus

FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Pos-el: msudartomo@ymail.com

halaman : 187 – 195 PDF

 

Abstrak

Tulisan ini bertujuan menemukan migrasi budaya yang tampak pada ritual sebagai manifestasi religiusitas masyarakat. Hal itu diungkapkan dengan berbagai cara, sesuai dengan lingkungan alam, sosial, dan adat-istiadat masyarakat pendukungnya. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode etnografi. Studi pustaka dilanjutkan dengan penelitian lapangan. Pemaknaan dilakukan dengan melihat hubungan antardata untuk mendapatkan simpulan secara komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seblang Banyuwangi dan Nini Thowong Yogyakarta berakar pada budaya rural agraris. Hal itu tampak pada bahan, asesoris, dan isi syair tembang yang digunakan untuk mengiringi gerakan tari keduanya. Perbedaan kedua ritual adalah sebagai berikut. Pelaku Seblang adalah perempuan, menjadi ritual yang ditempatkan sebagai bagian dari upacara bersih desa, dan waktu dan tempat penyelenggaraannya ditentukan oleh adat. Pertunjukan Nini Thowong dengan pelaku sebagai media transfer roh boneka perempuan merupakan seni tradisi untuk menghibur. Oleh karena itu, waktu dan tempat penyelenggaraan disesuaikan dengan permintaan penanggap.

Kata kunci: bersih desa, hiburan, religiusitas, ritual

Related Posts

Leave a Reply